Meet of boys

411 36 1
                                    

Seperti biasanya, setiap pagi Raeya melakukan rutinitas paginya. Dari mulai bangun tidur, mandi membersihkan badan, memasak sarapan, membangunkan suaminya, hingga membersihkan rumah sudah menjadi makanan kesehariannya sebelum berangkat ke kantor. Seperti saat ini, dirinya sedang menyiapkan sarapan untuk Doyoung, Jaemin, dan Jeno.

Sup ikan ditemani jamur tumis, telur gulung, dan lauk pauk lainnya beserta nasi hampir selesai ia siapkan. Setelah selesai menata sendok dan sumpit, Raeya memanggil Jaemin dan Jeno yang masih berdiam di dalam kamar.

"Jaem! Jen! Sarapan!" Teriaknya.

Dia tidak memanggil suaminya karena dia sudah tau tadi dia sedang di kamar mandi.

Tak lama setelah itu, Jaemin dan Jeno keluar dari kamar mereka. Cara berjalannya sama, sama sama aneh maksudnya. Kalo digambarkan udah kayak zombie berjalan. Raeya yang menatap mereka pun ngerasa aneh. Tapi sepertinya dia tau penyebabnya.

"Pasti main game lagi!" Tebak Raeya.

"Hehe," dan benar saja, Jaemin dan Jeno hanya cengengesan.

"Boleh main tapi jangan kebiasaan begadang. Nggak baik buat kesehatan. Main game juga ada batasan waktunya, ngerti?" Nasehat Raeya pada dua bocah seumuran adeknya itu.

"Bener. Dan juga, Raeya itu galak, jadi mending nurut," tiba-tiba Doyoung keluar dari kamar mandi dan ngomong sesuatu yang membuat Raeya menatap tajam ke arahnya.

"Nggak boleh makan!" Ucap Raeya ke suaminya.

"Beli di luar," jawab Doyoung sambil menjulurkan lidahnya berusaha menggoda istrinya.

"Iya iya, udah yuk makan, laperrr," kata Jaemin.

🍁

Doyoung menghentikan mobilnya di depan perusahaan TYCompany. Raeya berpamitan dan segera masuk ke dalam kantor.

"RAE!"

Doyoung berteriak tidak lama setelah sadar kalau buku catatan istrinya tertinggal lagi. Saat Raeya berbalik menghadapnya, Doyoung mengangkat buku itu. Raeya hanya menepuk jidatnya sambil terkekeh dan kembali ke mobil untuk mengambil bukunya.

"Kebiasaan!" Omel Doyoung.

"Maaf, yaudah aku masuk," balas Raeya, Doyoung mengangguk. Setelah itu melajukan mobilnya kembali ke apartemen.

Raeya berjalan di lobi dan melihat Pak Kim yang sedang berbicara dengan Yuta di depan lift. Sepertinya pembicaraan itu serius terlihat bagaimana raut wajah Yuta yang menegang dan Pak Kim yang tidak berhenti-henti bicara. Raeya yang sudah di dekat mereka aja, seakan tak terlihat dan diabaikan. Samar Raeya mendengar New York masuk dalam pembicaraan mereka.

Apa mereka akan ke New York ?

"Selamat pagi," Raeya akhirnya menyapa mereka.

"Oh, selamat pagi. Kau sudah lama disini?" Tanya Yuta.

"Lumayan," jawab Raeya dengan sedikit senyuman. "Apa yang kalian bicarakan sampai sampai tak tau aku datang dan berdiri di samping kalian?" Sambungnya.

"Apa Direktur Taeyong belum memberi tahu padamu? Padahal kau sekretarisnya," ucap Pak Kim.

"Tentang apa?"

"Kita akan ke New York. Sepertinya kau belum dikasih tau, ya?" Ucap Pak Kim lagi.

"Mungkin karena belakangan ini Raeya banyak mengalami masalah yang berat di keluarganya, jadi dia pikir dua kali untuk memberitahunya. Tapi sekretaris seharusnya tahu semua jadwal tersusun, lebih baik kau tanya sendiri pada direktur," ucap Yuta.

I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang