I Wanna Die

419 36 1
                                    

Miya sadar dan melihat tiga lelaki sedang menunggunya. Dia mengenal semuanya, Taeyong, Yuta, dan Jaehyun.

"Lo ngga papa, Mi?" Tanya Taeyong khawatir.

"Kakak gue, kak Raeya, anterin gue kesana kak!" Miya meronta ronta ingin bertemu dengan kakaknya.

"Sstt...biarin Doyoung sama Raeya ada waktu berdua," kata Taeyong halus.

"Enggak, kak. Biarin gue ketemu sama kak Raeya, kak Rae gue minta maaf kak, hk~" Miya lagi lagi nangis.

Dia merasa bersalah banget atas apa yang menimpa kakaknya. Gara gara dia kakaknya keguguran. Dia malu banget sekarang. Dia bahkan menyesal ingin ikut kesini. Miya hanya bisa menyalahkan diri sendiri sekarang.

"Udah, Mi. Jangan nyalahin diri sendiri terus. Dia kayak gini karena dia ngga pengen lo kenapa napa," ucap Yuta.

"DIA NGGA PENGEN GUE KENAPA NAPA TAPI AKHIRNYA DIA YANG KENAPA NAPA KAK! DIA KEGUGURAN GARA GARA GUE! Gara gara ngelindungi adek bodoh kayak gue,"

Jaehyun menepuk pundak Yuta. Yuta mengangguk sebagai balasan. Entah apa yang merasuki Taeyong, dirinya bahkan memberanikan diri untuk memeluk Miya didepan teman temannya. Jaehyun dan Yuta aslinya terkejut dengan perlakuan direktur mereka ke adek sekretarisnya. Tapi mereka diam aja.

Pasti juga nanti bakal ada berita baru.

🍁

Raeya perlahan membuka matanya, dan melihat Doyoung sedang menatapnya sendu. Raeya bisa melihat kalo suaminya baru aja nangis, atau masih menangis bahkan sekarang ini. Doyoung tau Raeya udah sadar, tapi dia tak bisa omong apa apa. Mungkin suaranya sudah terkuras habis bersama suara tangisannya tadi.

Hanya pergerakan tangan Doyoung yang sedari tadi masih setia mengelus kepala Raeya.

"Miya ngga papa kan, sayang?" Tanya Raeya lemas. Mungkin dirinya belum sadar dengan apa yang menimpa dirinya.

"Dia baik baik aja, tapi," perkataan Doyoung membuat Raeya bingung.

"Tapi apa? Miya kenap--akhh," Raeya memegang perutnya yang sedikit keram.

Raeya kini sadar, dia tadi kena pukulan keras di bagian perutnya. Sontak Raeya menjadi gelisah dan gusruh sambil menatap suaminya. Dia terus aja memegang perutnya, dan geleng-geleng tidak menginginkan hal buruk terjadi pada calon buah hatinya.

"Doy, kamu..hk. Ini..enggak kan? Dia ngga pergi kan, Doy, hk. Bilang, sayang," ucap Raeya udah menangis.

"Kenapa kamu ngga bilang sih, Rae. Kenapa kamu diem aja kalo kamu hamil anak kita. Kalo aku tau aku bisa aja marahin kamu dan lebih tegas buat ngga ngizinin kamu ikut ke lokasi dimana Miya diculik. Dan calon buah hati kita pasti akan tetap aman di dalam kandungan kamu, tapi-"

"Tapi apa, Doy?! Bilang!" Bentak Raeya.

"Dia udah pergi, Rae! Dia udah kembali ke surga," ucap Doyoung sambil nangis dan berusaha menahan badannya agar tidak bergetar.

"BOHONG! Nggak mungkin dia pergi. Baru hari ini aku mau ngasih tau kamu kalo aku hamil. Aku-hk, aku udah ngabulin permintaan kamu yang pengen punya anak, Doy. Aku juga baru tau aku hamil tadi malem jadi aku meluk kamu erat waktu tidur, sayang, kamu inget, kan? Jadi ngga mungkin sekarang dia udah ngga ada. Bilang ini hanya bohongan, Doyyyhh," Raeya meronta-ronta sambil memukul dada Doyoung.

I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang