Meet Our Hero

465 42 0
                                    

Di meja makan semua mata tertuju pada Raeya. Matanya terlihat sangat bengkak dan mukanya terlihat sedikit sembab. Orang-orang berpikir apa yang terjadi padanya tadi malam, karena terakhir kali saat makan malam, dia masih normal-normal aja.

Raeya yang menjadi pusat perhatian hanya diam dan memilih memakan sarapannya. Dia sebenarnya pengen cerita, tapi pikirnya itu akan membuat keluarganya menjadi teringat ayah dan menjadi sedih lagi.

"Kamu habis nangis ya?" Tanya bunda, Raeya menggeleng.

Miya dan Lucas malah senyum-senyum nggak jelas. Mark dan Taeil seperti berpikir sesuatu tapi nggak mau bicara apa yang mereka pikirkan. Raeya menatap Doyoung sebentar, dia nggak ada respon yang berlebihan, seperti biasanya. Cuek.

"Kak, lo tadi malem nangis? Kenapa?" Tanya Lucas dan menunjukkan ekspresi gila.

"Gue bilang gue nggak nangis, Lucas. Adek gue yang paling ganteng," jawab Raeya agak geregetan.

"Bohong! Sakit, ya?" Miya kini ikut bicara.

"Dek!" Tegur Taeil karena Miya sedikit nggak sopan, yang tentunya Taeil tau maksud Miya dimana Raeya dan Doyoung baru aja nikah.

"Sakit apanya bego! Nggak ada sakit sama sekali. Aneh lo ya pada, pagi-pagi begini," jawab Raeya, mungkin dia belum ngeh dengan maksud Miya dengan kata sakit.

Perkataan Raeya sontak membuat beberapa dari mereka tersedak. Si Mark malah masang muka aneh.

Doyoung yang ada di sebelahnya juga segera minum air putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung yang ada di sebelahnya juga segera minum air putih. Sebenernya Raeya itu mudeng nggak sih? Doyoung pengen bicara tapi mikir dulu, mungkin Raeya emang nggak mau cerita dulu tentang mimpinya. Ya dia nggak bisa apa-apa.

"Maaf ya, Doyoung. Raeya agak suka ceplos kalau ngomong," ucap bunda takut menantunya salah paham dan mikir yang enggak-enggak tentang Raeya.

"Nggak papa, Bun. Saya kan udah tau kenapa dia sembab kayak gitu," jawab Doyoung membuat Raeya kaget dan menatapnya.

"Ah, benar," jawab bunda lagi.

Taeil yang selalu bersikap wajar pun ikut tertawa. Miya, Lucas, Mark juga menahan tawa mereka.

Apa kini Doyoung sedang mengerjai Raeya?

"Apaan sih?" Raeya malah bingung dengan sikap keluarganya.

"Doy, bunda pengen cucu perempuan, ya? Eh, tapi kalo laki-laki juga nggak papa deh. Yang penting sehat," ucapan bunda membuat Raeya menatap bundanya nggak percaya sekaligus kaget setengah mati.

Bentar, sepertinya Raeya udah mulai sadar. Sakit? Sembab? Nangis? Hah. Raeya menundukkan kepalanya, malu. Apa-apaan ini? Bahkan dia sadar kalau Doyoung juga sedang mengerjainya. Padahal kan mereka nggak berbuat itu. Terus apa maksud Doyoung tau apa yang membuat dia sembab? Jadi Doyoung tau kalau Raeya ngimpi ayahnya dan menangis kejar. Tapi kenapa nggak dibangunin?

I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang