"Lho kok kesini, sih?"
Raeya bertanya pada Doyoung, bingung. Lantaran ini adalah tempat kerja Doyoung bukan dirinya. Padahal tadi katanya mau nganter ke kantor TYCompany.
"Kalau nggak masuk kerja nggak papa, kan? Hari ini kan termasuk masih hari cuti," kata Doyoung.
Iya sih, nggak papa. Raeya memutuskan kerja hari ini karena emang dia nggak pergi kemana-mana, daripada bosan di rumah mending kan kerja.
"Emang kalo kesini aku ngapain? Liat kamu kerja? Diem aja gitu? Nggak ah, pasti bosen akunya," Raeya nggak mau.
"Kamu kan sekretaris, pasti pinter nulis, bantu aku nulis narasi buat siaran nanti sore," ucap Doyoung seenak jidatnya.
"Aku nggak bisa nulis kayak gitu," tolak Raeya.
"Udah ayo masuk!"
Doyoung ninggalin Raeya gitu aja, dengan santai dia berjalan lebih dulu padahal Raeya bilang nggak mau. Kalau udah kayak gini mau nggak mau Raeya musti nurut. Kalau masih tetep ngeyel pengen kerja, bujuk Doyoung nya yang susah. Jadi dia masuk mengikuti Doyoung.
Raeya berjalan agak cepat hingga bisa jalan di dekat Doyoung, biar nggak tersesat. Banyak orang yang melihat Raeya dengan tatapan 'siapa dia?'. Raeya acuh aja, dan tetep jalan di samping Doyoung. Sampai pada akhirnya mereka sampai di ruangan Doyoung.
Raeya berdiri sambil natap Doyoung yang sedang melepas jaketnya lalu duduk di meja kerjanya. Raeya melihat isi ruangan kerja Doyoung. Lumayan rapi.
"Doy, gimana? Hana nggak masuk kerja hari ini,"
Tiba-tiba ada orang masuk ke ruangan Doyoung tanpa ketuk pintu dulu. Otomatis Raeya langsung berbalik kaget, dan memberi salam.
"Ooh, siapa Doy?" Tanya teman Doyoung itu.
"Istri gue," singkat, padat, jelas.
"Oh, jadi ini istri lo. Kenalkan, saya Johnny, teman rekan satu tim Doyoung," Johnny menjulurkan tangannya pada Raeya.
"Raeya,"
"So beautiful name, just like you. Anyway, I'm sorry I didn't come to your wedding yesterday. I was in Busan,"
Raeya mengatakan nggak papa dan bilang terimakasih. Johnny mengingatkan dirinya pada adek terakhirnya, Mark. Kalau ngomong suka pake Inggris.
"Sikapnya kayak Mark. Nggak usah kaget," ucap Doyoung.
"Mark? Who is he?" Tanya Johnny masih pake Inggris.
"Adek saya. Kalau ngomong emang suka campur-campur Inggris gitu," jawab Raeya, Johnny malah pasang muka swag, merasa bangga dengan dirinya.
"Heh, Doy! Gimana? Hana nggak bisa berangkat hari ini. Naskahnya belum buat," tanya Johnny lagi.
"Makanya gue bawa Raeya,"
Dalam hati Raeya membatin, udah dibilang dirinya nggak bisa nulis kayak gitu masih aja dipaksa. Raeya hanya senyum kecut.
"Kau bisa nulis? Wah beruntung kita, oke deh, gue ke kantin dulu. Laper belum makan," Johnny menepuk bahu Doyoung lalu pergi dengan cepat.
Raeya menatap Doyoung, "Doy, aku bilang aku nggak bisa nulis begituan,"
"Gampang," ungkap Doyoung santai.
"Kalau gampang kenapa nggak kamu aja!" Raeya menjadi sedikit kesal.
"Ini pake laptopku buat nulis. Kalau udah jadi, print aja nanti kasih ke aku. Temanya terserah kamu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You ✓
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --- DOYOUNG X YOU [COMPLETE] Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...