New House

395 44 0
                                    

Setelah dirawat beberapa hari, akhirnya Doyoung udah diperbolehkan pulang. Meskipun masih harus hati-hati dalam beraktivitas, seenggaknya udah bisa melakukan kegiatan daripada hanya berdiam diri tanpa berbuat apa-apa.

Saat ini Doyoung dan Raeya sedang dalam perjalanan pulang, berdua. Doyoung menyetir seperti biasanya. Mereka nggak pulang ke rumah Raeya, melainkan ke apartemen Doyoung. Sesuai janji mereka, setelah menikah mereka nggak akan tinggal bersama orang tua. Doyoung hanya menuruti kemauan istrinya untuk tinggal lebih lama dengan bunda dan keluarganya.

Sebelum kepulangan Doyoung dari rumah sakit, Raeya udah packing barang-barangnya yang harus dibawa ke tempat tinggal barunya. Jadi dia nggak perlu kembali lagi ke rumah. Tentu saja, dia akan sesekali berkunjung ke rumah untuk menengok keluarganya.

Sekarang sampailah mereka di apartemen Doyoung. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berjalan dengan barang-barangnya ke tempat tujuan. Apartemen Doyoung ada di lantai empat, jadi mereka harus naik lift dulu.

Pintu lift terbuka, dan langsung menampakkan pintu yang tentunya itu akan membawa mereka ke dalam rumah mereka. Begitu masuk, Raeya sangat kagum dengan nuansa di dalamnya. Warna dominannya putih membuat tampak elegan untuk dipandang. Karena udah agak lama kosong, jadinya agak berdebu sih. Memang sih, apartemen Doyoung nggak begitu besar, tapi itu udah lebih dari cukup buat tinggal mereka berdua.

"Langsung taruh kamar aja kopernya!" Titah Doyoung.

"Iya,"

Raeya mengikuti Doyoung pergi ke kamar mereka. Raeya memasuki kamarnya dan meletakkan koper dan tas yang ia bawa. Gaya kamarnya sangat simple. Jujur aja Raeya sangat menyukai hal yang simple, jadi dia sangat menyukai kamarnya. Dan tentu saja, kasurnya bukan single bed ya. Namanya juga apartemen.

Di dalam kamar apartemen Doyoung ini hanya ada tempat tidur, meja dan kursi lengkap dengan cermin berukuran sedang, almari, sama rak buku yang dekat dengan pintu masuknya. Simple banget bukan?

"Kamu suka baca buku?" Tanya Raeya sambil melihat-lihat buku yang ada di rak tersebut.

"Itu hanya buat referensi kalo aku lagi nulis naskah," jawab Doyoung begitu selesai memasukkan baju-bajunya ke dalam almari.

"Tata bajumu! Kau bisa meletakkan barangmu di mana saja, sesuai yang kau mau," ucap Doyoung.

"Baiklah"

Raeya mulai membuka koper dan tasnya. Mulai memilah entah itu baju, celana, dalaman, jaket, tas, beberapa sepatu dan sandal, semua ia keluarkan dari dalam tas dan koper. Setelah itu ia mulai menata barang-barang tersebut ke tempat yang sesuai.

"Oh iya, persediaan makanan masih adakah?" Tanya Raeya sambil tetap melanjutkan kegiatannya.

"Masih," jawab Doyoung langsung.

Selagi Raeya menata barang-barangnya, Doyoung yang udah selesai memasukkan baju ke almari hanya tiduran sambil main ponsel. Entah apa yang ia lihat pada layar kotak kecil itu.

"Kamu ada sprei cadangan, kan? Sepertinya itu harus diganti dulu," tanya Raeya.

"Ada,"

Jawab Doyoung lagi dan bangkit untuk mengambil sprei cadangan itu. Karena berat, jadi dia yang ambil. Ambilnya cuma di almari yang ada di kamar sih, tapi supaya lebih mudah untuk Raeya menggantinya, ia siapkan dulu di atas kasurnya.

"Makasih," kata Raeya.
.
.
Selama sekitar tiga puluh menitan lebih dikit Raeya selesai menata barang-barang yang ia bawa dari rumah. Terakhir dia meletakkan sepatu dan sandal di rak di dekat pintu masuk dan keluar apartemen. Tak lupa dia juga membersihkan ruangan agar tidak berdebu lagi. Dia kembali ke kamar dan menemukan Doyoung lagi tidur. Dia mendekat ke kasur dan ikut berbaring di sampingnya. Selagi berbaring, dia berpikir tentang masalah yang terjadi di antara tiga orang disekelilingnya. Kakaknya Taeil, direktur di perusahaannya Taeyong, dan suaminya Doyoung. Raeya bener-bener penasaran akan hal itu, sampe-sampe membuat hubungan pertemanan mereka rusak.

I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang