🍁
Raeya tengah memeriksa kembali barang barang yang akan ia bawa ke New York besok. Doyoung sampe heran sendiri, melihat Raeya yang mungkin udah ketiga kalinya ngecek barang barangnya.
"Kak Doy gue masuk, ya?" Teriak Jaemin dari luar.
"Iya," jawab Doyoung.
Jaemin dan Jeno pun masuk ke kamar Raeya dan Doyoung. Mereka bakal pamit buat balik ke kampung halamannya besok. Takutnya kalo besok pamitnya barengan sama kepergian kedua kakaknya itu malah ngga nyaman.
"Siap siap buat besok ya, kak Rae?" Tanya Jaemin saat melihat Raeya mengecek tas dan koper.
"Iya, Jaem," jawab Raeya lalu segera menghentikan kegiatannya saat dirasa semua udah lengkap.
"Kak, gue mau pamit ya? Besok gue sama Jeno mau pulang ke rumah. Makasih udah boleh liburan ke sini," ucap Jaemin ke Doyoung.
"Iya ngga papa. Kalo sempet main lagi kesini ngga papa, kok," sahut Doyoung.
"Pasti itumah. Mana udah dapet temen baru disini, adeknya kak Raeya, hehehe," ucap Jaemin bangga.
"Dulu takut sekarang jadi temen," ejek Doyoung.
"Yang takut Jeno bukan gue!"
"Kalo lo ngga takut ngapain ikut ngumpet, geblek!" Sergah Jeno.
"Udah udah. Berati udah siap siap, nih?" Tanya Raeya ke mereka.
"Udah kak. Besok pagi tinggal berangkat. Kakak berangkat jam berapa besok?" Tanya Jaemin.
"Jam 9,"
"Oh ya kalo gitu duluan kita. Kita jam 7," kata Jeno.
"Ya bagus kalo gitu. Jadi gue ngga ninggal ponakan gue. Udah sana tidur dah malem," perintah Doyoung.
"Siap, Bosque." Ucap Jeno dan Jaemin bersamaan lalu pergi ke kamar mereka.
Raeya meletakkan koper di pojok kamar dan juga tas nya. Doyoung ikut seperti perkataannya beberapa hari yang lalu. Dia ngga mau ada apa-apa sama Raeya lagi. Karena Jungwoo itu semakin hari semakin membahayakan.
Sebenarnya bukan hanya Doyoung yang ikut, tapi Miya juga ikut. Saat tau kakaknya mau ke New York, membuat Mark dan Lucas iri dan merajuk pengen ikut juga. Tapi apa boleh buat, Raeya ngga bisa mengajak mereka karena orangnya dibatasi. Jadilah Miya aja yang ikut. Dan paginya sebelum ke bandara besok, mereka jemput Miya dulu ke rumah.
"Rae," panggil Doyoung pelan, Raeya hanya berdeham aja.
"Kamu ngga pengen gitu punya anak?" Tanya Doyoung tiba-tiba.
"Hah?"
"Hah?" Doyoung mengulang ucapan Raeya yang syok.
"Ya pengen lah, sayang. Tapi aku baru aja kerja, jadi sekretaris pula. Masa iya sekretaris hamil, kan? Meskipun aku pernah tanya ke Pak Yuta tentang hal itu, dan boleh sih sebenernya," jawab Raeya enteng.
"TYCompany itu aneh. Memperkerjakan sekretaris yang udah nikah, mana hamil boleh juga. Padahal setau aku sekretaris direktur dimana aja itu masih muda dan lajang," ucap Doyoung santai lalu rebahan di kasur.
"Kamu secara ngga langsung ngatain aku tua lho," kata Raeya ketus.
"Lho emang umur kamu berapa?" Tanya Doyoung seakan menggoda istrinya.
"Aku masih muda, Doy! Lagian aku kerja disana sebelum aku nikah sama kamu," ucap Raeya membela diri. Tak terima dikata tua.
"Iya iya masih muda. Gitu aja sensi!" Timpal Doyoung.
![](https://img.wattpad.com/cover/181206070-288-k306894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You ✓
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --- DOYOUNG X YOU [COMPLETE] Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...