Setelah selesai makan, karena Taeil sangat penasaran dia mengajak Raeya mengobrol di ruang tamu.
"Dek,"
"Iya,"
"Kok tadi bisa sama Doyoung?"
Raeya sedikit berpikir,
"Doyoung? Doyoung siapa?"
"Yang tadi nganter kamu pulang,"
"Oalah, aku nggak tau namanya. Iya soalnya dia itu mantan sekretaris juga di perusahaan aku bekerja sekarang. Barangnya ada yang ketinggalan, eh pas dia ambil aku udah nggak bisa apa-apa terus dianter pulang, kenapa?"
"Oh," Taeil hanya meng-oh kan ucapan Raeya.
"Kenapa, kak? Oh iya, kakak kenal dong sama dia karena tau namanya,"
"Cuma temen SMA dulu, kok,"
"Temen apa temen?"
Tiba-tiba saja bunda mereka ikut nimbrung bareng mereka. Entah sejak kapan dia ada di belakang mereka. Tau-tau sudah ikut duduk di sofa ruang tamu.
"Ya kan emang temen, Bun," jawab Taeil.
"Besok kerja apa istirahat dulu?" Bunda tanya kepada Raeya.
"Kerja, Bun. Udah mendingan, kok," jawab Raeya.
🍁
Hari selanjutnya, Raeya udah mulai bekerja lagi. Dia akan mengganti hari kemarin dengan bekerja semaksimal mungkin.
Raeya telah duduk manis di bangku sekretaris, depan ruang Taeyong. Tiba-tiba Taeyong yang tadinya sudah di ruangannya keluar dan menghampiri Raeya. Otomatis Raeya langsung berdiri dan menyapa,
"Ada apa, Taeyong-sii? Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya akan ada pertemuan di luar, bawa file yang ada di meja saya, saya tunggu di lobi," titahnya.
"Baik,"
Setelah mengambil apa yang disuruh Taeyong, Raeya buru-buru pergi ke lobi. Taeyong berdiri di depan pintu keluar dan terlihat sedang berbicara dengan seseorang.
"Semua sudah saya siapkan, Taeyong-sii,"
"Ayo!"
Raeya membungkuk pada Yuta. Dia tahu karena kemarin sempat bertemu juga. Setelah itu mengikuti Taeyong yang sudah lebih dulu masuk ke mobil.
.
.
Disinilah sekarang. Di kafe yang tak jauh dari kantor. Raeya duduk di samping Taeyong yang sibuk mendiskusikan sesuatu."Ini dokumen yang dibutuhkan, semua sudah siap. Kalau ada yang masih kurang, bisa hubungi sekretaris saya,"
"Kalau gitu, saya permisi dulu."
Sepeninggalan rekan kerja Taeyong, Taeyong tidak langsung pergi malah membuka laptopnya. Setelah itu dia malah memanggil pelayan dan membuat pesanan.
"Americano satu, kamu mau apa?"
"Nggak usah," jawab Raeya saat ditanya Taeyong.
"Apa?"
"Yasudah, dibuat seperti bapak saja,"
"Americano dua,"
Setelah itu pelayan pergi dan sekitar lima belas menit kemudian datanglah pesanan kami. Sebenernya Raeya merasa bingung, bukankah lebih enak bekerja di kantor daripada di luar seperti ini. Namun apa daya Raeya yang hanya bisa menunggu. Memang sih, Taeyong masih muda, tapi tetap saja dia lebih tua darinya, ditambah dia adalah direktur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You ✓
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --- DOYOUNG X YOU [COMPLETE] Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...