Is he mine?

444 43 0
                                    

"Apa yang kau maksud dengan tunangan?" Raeya mencoba bertanya pada Doyoung dengan masih sesenggukan.

"Aku hanya mencoba menolong mu. Seharusnya kau bersyukur aku melihatmu tadi," jawab Doyoung.

Raeya dibuat bingung dengan sikap Doyoung yang berubah-ubah. Kadang sikapnya baik, tapi bisa menjadi sedikit menyebalkan juga di waktu yang berdekatan. Namun memang benar, Raeya terlalu syok sehingga lupa untuk berterima kasih padanya.

"Terimakasih,"

"Kau bisa berjalan? Ah ya, sebaiknya rapikan penampilan mu dulu sebelum kembali ke lobi,"

"Doyoung, bisakah kau menjadi tunangan ku yang sebenarnya?" Raeya tiba-tiba memohon hal yang membuat Doyoung menatapnya bingung, membuat ia terkejut.

🍁

Raeya sudah kembali ke lobi dan duduk disamping Taeyong, begitu juga Doyoung. Acara udah hampir selesai, dan Doyoung sepertinya sedang membaca narasi penutup.

Sejak kembali tadi, Raeya merasa pening. Mungkin karena terlalu syok akibat pria gila tadi. Dia benar-benar bersyukur Doyoung datang seperti keajaiban. Bagaimana nasibnya jika tadi Doyoung tidak datang. Raeya nggak bisa membayangkan itu.

Semua orang bergegas keluar, karena acara sudah selesai. Taeyong juga berdiri untuk kembali ke ruangannya, membuat Raeya juga harus segera berdiri dan mengikutinya.

"Taeyong-ssi,"

Raeya merasa sangat pusing hingga hampir saja jatuh kalau Taeyong yang tidak buru-buru sadar dengan kondisi Raeya.

"Hey, kau kenapa?" Taeyong menjadi khawatir melihat Raeya mimisan.

Taeil yang dari tadi berusaha mencari adiknya untuk berpamitan melihat kalau Raeya tidak dalam kondisi baik.

"Kak Rae, Kak!" ungkap Mark yang juga sadar melihat kakaknya berada di tangan Taeyong.

Mereka bertiga langsung berlari menuju tempat Raeya berada. Akhirnya, Taeyong dan Taeil saling berhadapan satu sama lain.

"Ada apa dengan Raeya?" Taeil bertanya pada Taeyong.

"Nggak tau, tiba-tiba dia seperti ini,"

"Kak, lo mimisan! Lo nggak papa kan?" Lucas menyadari kalau Raeya mimisan, membuat semua panik, terutama Taeil.

"Dek, kamu kenapa?"

Raeya hanya diam, dia tak sanggup berbicara mengenai hal tadi. Semua orang pasti akan khawatir. Dia juga terlalu pusing hingga hanya bisa bersender pada Taeyong.

"Akan aku panggilkan petugas medis. Sebaiknya bawa Raeya ke ruangan ku terlebih dahulu,"

Tanpa pikir panjang Taeil menyetujui hal itu. Kondisi adiknya adalah hal yang paling utama saat ini.

Telah dibawa ke ruangan Taeyong, Raeya sudah pingsan dari tadi. Tiba-tiba ada yang membuka pintu ruangan Taeyong, namun bukan petugas medis seperti yang Taeyong katakan, melainkan Doyoung. Taeil, Taeyong, Doyoung hanya diam. Mark dan Lucas saling bertatapan bingung dengan atmosfer yang ia rasakan saat ini.

Tak lama kemudian, petugas medis datang dan memeriksa kondisi Raeya. Dokter itu mengatakan bahwa Raeya terlalu capek dan mengalami syok berat. Dia mencoba menahan sesuatu yang mungkin membuatnya mimisan, dan akhirnya pingsan.

I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang