Pagi pagi banget Raeya udah ribut jalan kesana kemari, keluar masuk kamar, ke dapur ke kamar lagi, begitu terus, ya karena dia harus segera berangkat ke bandara dan Taeyong udah ngasih dia SMS. Ya, dia udah di bandara, pagi banget kan? Suruh siapa ambil jam penerbangan jam 6.
Raeya menyeret kopernya untuk ditaruh di luar. Setelah itu kembali ke kamar buat pamitan sama Doyoung. Tadi malam Raeya sempet bilang ke bundanya kalau dia bakal berangkat pagi banget jadi bundanya nggak usah bangun. Tapi kalau sama Doyoung musti pamit, namanya juga udah jadi suami. Istri itu tanggung jawab suami dan apa yang dia lakuin harus dapet izin dari suami.
"Doy, bangun dulu! Aku mau berangkat," ucap Raeya ngebangunin Doyoung.
Doyoung langsung bangun dan langsung ambil posisi duduk. Liat jam, masih jam 3 an.
"Kok pagi banget?" Tanyanya.
"Ya kan perjalanan ke Incheon butuh waktu," jawabnya.
"Mau berangkat kapan?" Tanya Doyoung lagi.
"Bentar lagi, habis dari kamar mandi aku mau bangunin kak Taeil. Kamu tidur lagi aja, lusa aku pulang," ungkap Raeya, natep Doyoung lama.
Habis itu dia keluar, pergi ke kamar mandi karena tiba-tiba dia pengen buang air kecil. Setelah selesai, dia menuju kamar kakaknya. Baru mau mengetuk pintu kamarnya, tangannya ada yang nahan dari belakang.
Raeya balikin badannya dan liat Doyoung yang udah pake kemeja garis sama pake kacamata gitu. Rapi deh pokoknya.
"Lho? Ngapain?" Raeya heran.
"Kamu yang ngapain. Punya suami kok suruh anter kakaknya. Nanti bunda mikir aku ini nggak peduli sama anaknya kan malah jadi masalah," ucap Doyoung.
"Kamu sendiri yang bilang nggak mau," sanggah Raeya.
"Siapa yang bilang nggak mau?" Tanya Doyoung.
"Orang kamunya ditanya diem aja kemarin. Salah siapa coba?" Doyoung hanya diam.
"Udah ayo kalo mau nganter. Direktur sama yang lain udah di sana soalnya," ajak Raeya.
"Cuma bawa koper sama tas kecil aja? Jangan sampe ada yang ketinggalan," Doyoung mencoba mengingatkan Raeya.
"Enggak, ayo!"
Selama perjalanan Raeya tidur. Tadi begitu masuk mobil Raeya memang bilang pengen tidur lagi, jadi Doyoung nyetir sendiri. Karena masih terlalu pagi, jadi masih sedikit mobil yang ada di jalanan. Bisa lebih cepet sampe ke bandaranya.
Doyoung sesekali noleh ke samping, buat ngecek Raeya. Nggak gimana-gimana, cuma ngecek biasa aja. Dari awal sampe mereka tiba di bandara Raeya masih tidur. Ketika Doyoung mematikan mesin mobilnya baru Raeya bangun.
"Udah sampe?" Tanya Raeya dan ambil posisi duduk yang bener.
"Iya. Mereka dimana?" Jawab Doyoung.
"Masih di tempat tunggu katanya,"
Mereka udah keluar mobil. Doyoung bantu buat bawa kopernya.
"Yuk," kata Doyoung.
"Mau nganterin juga kesannya?" Raeya bingung.
"Mau nggak?"
"Yaudah ayo,"
Raeya bingung lama-lama dengan sikap Doyoung. Susah ditebak, bener-bener susah ditebak. Baik, ya baik. Tapi cara dia bertindak yang bikin salah paham. Kadang heran sendiri aja Raeya sama Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You ✓
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --- DOYOUNG X YOU [COMPLETE] Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...