Sudah dua bulan berlalu dari sepeninggalan ayahnya. Semua sudah kembali seperti kehidupan sebelumnya. Itu permintaan bunda.
Miya masih bekerja di cafe and bread, Lucas dan Mark yang semakin sibuk belajar, Raeya yang sudah mulai aktif bekerja di perusahaan, dan tentunya Taeil yang menjaga adik-adiknya karena dia mengambil cuti kuliah sampai Raeya menikah. Sempat dilarang bunda, tapi Taeil maunya seperti itu. Yasudah.
Semakin hari Raeya semakin sibuk karena Taeyong sering pergi ke luar kota untuk urusan bisnis, jadi Raeya yang meng-handle semua kegiatan Taeyong selama dia pergi. Bahkan dia mengerjakan laporan jika diminta Yuta saat urusan mendesak. Raeya kini sadar, menjadi sekretaris bukanlah hal yang mudah yang sekadar duduk-duduk saja.
"Raeya-sii, apa Taeyong memberi tahu kamu kapan dia pulang?"
Saat ini ada rapat dan Raeya diminta ikut supaya bisa melaporkan apa yang terjadi di perusahaan selama Taeyong pergi. Itu adalah permintaan Taeyong.
"Hari ini sekitar jam 2 siang," jawab Raeya, Yuta mengangguk.
"Baiklah, rapat hari ini selesai. Untuk Pak Kim sebaiknya cepat menemukan orang yang tepat dan bisa diajak kerja sama,"
"Baik,"
"Ya, semua boleh kembali bekerja,"
Semua orang pergi dari ruang rapat. Raeya berjalan bersama Yuta karena searah.
"Oh iya, kalau boleh saya tahu,"
"Nggak usah terlalu formal kepadaku, aku juga masih muda, kok," Yuta memotong ucapan Raeya karena ucapannya sangat formal.
"Tapi kan,"
"Aku saja kalau sama Taeyong hanya panggil nama. Padahal dia direktur. Kecuali kalau sedang rapat atau kegiatan formal, kalau seperti ini anggap teman saja, oke?"
"Ah, baiklah," ungkap Raeya.
"Jadi kau mau tau apa?" Giliran Yuta yang bertanya.
"Gini, kok aku ngerasa kalau Taeyong sikapnya beda," awal Raeya.
"Beda gimana?"
"Kalau dipikiran ku dia begitu hanya sama aku, agak gimana gitu. Sebel, marah, gitu lah pokoknya,"
"Mungkin karena jadwal yang sibuk. Dia kalau sedang banyak pikiran memang begitu orangnya, terlalu serius,"
"Begitu, ya? Semoga saja,"
.
.
Taeyong baru saja kembali dari luar kota selama dua hari. Dia langsung menuju ke ruangannya. Saat melewati Raeya dia melihat sebentar dan langsung masuk tanpa menyapa.Raeya mengikuti Taeyong ke ruangannya sambil membawa beberapa berkas yang harus ditandatangani olehnya.
Taeyong duduk sambil menatap Raeya dengan diam. Membuat Raeya sedikit gugup.
"Ada apa?" Ungkap Taeyong dingin.
"Ini, saya membawa berkas yang harus ditandatangani segera," Raeya menyerahkan berkas itu di hadapan Taeyong.
Taeyong langsung menandatangani itu segera tanpa berkata apapun.
"Apa bapak baik-baik saja?" Dengan berani Raeya bertanya.
"Iya," singkat sekali jawabannya.
Orang seperti ini? Harus menikah dengannya? Gila apa Mark? -batin Raeya.
"Sudah. Bisakah kau menjelaskan padaku hasil rapat yang kau hadiri?"
"Ah, karena kegiatan mendatang akan dilaksanakan minggu depan, Pak Yuta menyuruh Pak Kim untuk mencari seorang yang cocok pada bidang menulis. Rencana siaran radio langsung akan berada di lobi utama, dan karena ini kegiatan tahunan dan sekadar hiburan, kami memutuskan untuk mengundang tamu secara umum jadi bisa dinikmati siapa saja," jelas Raeya.
![](https://img.wattpad.com/cover/181206070-288-k306894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You ✓
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --- DOYOUNG X YOU [COMPLETE] Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...