[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
---
DOYOUNG X YOU [COMPLETE]
Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...
Doyoung baru aja pulang setelah mengantar Lucas dan Mark pulang. Disaat tadi pulang kerja bawa plastik besar berisi semangka titipan Raeya, kini pulang dari rumah bunda juga mendapat oleh-oleh yang entah apa itu isinya. Doyoung belum sempat melihat isinya tadi.
Dia meletakkan plastik itu di atas meja dapur terlebih dahulu, setalah itu masuk ke kamarnya. Raeya yang di atas kasur sedang mengerjakan laporannya tak menggubris sama sekali saat Doyoung masuk ke kamar.
Kasur udah seperti kapal pecah, dipenuhi kertas dan dokumen punya Raeya yang berserakan dimana-mana tak karuan. Ditambah posisi Raeya yang tidak mengenakkan, bagi Doyoung mungkin, dimana dia tiduran sambil mengetik sesuatu di laptopnya dimana kakinya berada di bagian atas dan mengenai bantal. Rambut di cepol satu, kacamata bundar yang bertengger di matanya, kaos oblong dan celana pendek, berhasil membuat Doyoung berkacak pinggang.
"Rae," panggil Doyoung masih dalam posisinya berdiri dan memandang istrinya.
Namun sayang sekali, Raeya kali ini sepertinya ada masalah dengan pendengarannya.
"Surat perizinan, data perusahaan, kontrak perjanjian dengan pemilik lahan, mmmm," gumam Raeya.
"Konsep perus -- ah, sepertinya aku harus bertanya dengan Pak Jaehyun dengan konsep pembangunan," Raeya masih bergumam dan sepertinya dia tak menyadari kehadiran Doyoung.
"Raeya," panggil Doyoung lagi.
"Hah, kenapa banyak sekali! Katanya aku tak perlu menyiapkan banyak hal? Tapi apa ini?!" Celetuk Raeya, membuat Doyoung bergeleng geleng kepala melihatnya.
Apasih yang dikerjakannya hingga sepertinya sibuk banget?
Doyoung menyerah untuk memanggil lagi, dia malah melepas jaketnya dan langsung menumpuk kertas kertas yang berserakan di atas kasur supaya dia bisa duduk di sana. Raeya kini menyadari bahwa ada suaminya di kamar, dan langsung mengambil posisi duduk benar.
"Kamu tuh kenapa sih selalu natep aku pake tatapan dingin kayak gitu? Marah?" Ucap Raeya sebal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ngerjain apa? Ada proyek besar?"
"Nah kan?! Selalu gini! Ditanya apa jawabnya apa. Lagi pusing malah kamu nambahin pusing," celetuk Raeya.
"Heh!" Doyoung mencubit hidung Raeya membuat sang empunya mengaduh sebal.
"Apasih!"
"Pms? Bukan aku yang marah, kamu. Orang di sapa dari tadi ngga nyaut sama sekali, giliran ditanya lagi apa malah marah marah. Kalo ngomongin wajah aku yang jutek jangan salahin aku, udah bawain lahir. Salahin ibu aku kalo mau nyalahin," jawab Doyoung lalu senderan ke belakang dengan tumpuan bantal.
"Lagian jutek kok kebangetan!" Ucap Raeya.
"Udah dibilangin salahin ibu aku!" Ucap Doyoung.
"Terserah!" Kata Raeya terus kembali ke posisi awalnya, tiduran dan kembali mengetik sesuatu di laptopnya.