Doyoung pulang kerja dan sedang memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Dari tadi di gerbang, sampai sekarang dia sudah ada di halaman rumah pun dia melihat seseorang seperti sedang mengintai rumah Raeya. Hanya berdiri, dan melihat ke rumah Raeya dengan pandangan remeh dan kosong.
Doyoung memilih masuk aja. Mungkin hanya orang iseng, pikirnya. Dia disambut oleh Mark yang memberitahu dia kalau Raeya masih belum mau makan. Bahkan bubur yang dibuat bundanya juga nggak mau makan, jadi dia belum minum obat juga yang tadi Doyoung ambilkan.
Doyoung masuk ke kamar hanya buat naruh tas sama lepas jaket. Habis itu keluar lagi. Nggak lama, dia masuk ke kamar lagi sambil bawa nampan berisi bubur yang bunda buat tadi. Dia bangunin Raeya, nyuruh buat makan dulu.
"Makan dulu, habis itu minum obat,"
Raeya hanya melenguh. Doyoung maksa Raeya buat ambil posisi duduk senderan. Mau nggak mau Raeya musti nurut. Doyoung nyuapin Raeya, dan akhirnya dia mau makan. Meskipun butuh waktu lama buat ngunyah padahal cuma bubur.
"Ke dokter ya?" Pinta Doyoung lagi.
Raeya menggeleng. Doyoung hanya menghela napas berat. Nggak tau kalo Raeya itu sangat keras kepala.
"Udah," ucap Raeya.
"Udah apanya masih banyak ini," tolak Doyoung.
"Nggak nafsu,"
"Dikit lagi,"
"Satu suap,"
"Dua!" kata Doyoung, Raeya hanya pasrah.
Setelah dua suap, Doyoung menyerahkan minum dan obat padanya. Raeya meminum obatnya, kemudian Doyoung baringin Raeya lagi.
"Gimana udah mau makan belum, kak?" Lucas datang ke kamar mereka.
"Udah, tapi nggak habis," jawab Doyoung.
"Kalo tambah parah paksa aja ke rumah sakit. Dia nggak pernah mau ke rumah sakit soalnya," ucap Lucas sambil ngecek dahi kakaknya, Doyoung hanya liatin Raeya diam.
"Kalo enggak dikerokin, kak. Biasanya mendingan kalo dikerokin dia, hehe," ucap Lucas lalu pergi ke luar kamar.
🍁
Taeyong pulang ke rumahnya. Rumahnya sepi. Nggak ada orang sama sekali. Dia meletakkan kue yang tadi ia beli di meja dapur. Setelah itu pergi ke kamarnya untuk meletakkan barang-barangnya.
Lalu dari dalam kamar Taeyong mendengar suara orang memasuki rumahnya. Pasti orang tuanya. Taeyong ganti baju menjadi pakaian kasual dan pergi ke luar.
"Dari mana?"
"Dari jalan-jalan. Kita juga nggak mau kalah dong sama anak muda sekarang, kencan.." jawab mamah Taeyong.
Jadi mamah papah Taeyong habis kencan. Memang jiwa mereka masih jiwa anak muda meskipun umur mereka sudah dibilang tua. Mamah Taeyong jalan ke dapur untuk minum, bukannya membuka kulkas justru malahan menemukan box kecil yang pasti dia tau isinya.
"Taeyong, kamu beli kue lagi?" tanya mamahnya.
"Nanti juga pasti kamu lagi yang habisin," sambung papah.
"Yaudah, mamah mandi dulu ya, gerah banget,"
Setelah mamah Taeyong pergi, hanya tinggal tinggal Taeyong dan papahnya.
Papah Taeyong menepuk bahu kanan anaknya, lalu berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raeya, and This is My Life | Doyoung x You ✓
Romansa[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --- DOYOUNG X YOU [COMPLETE] Perkataan gue ke dia "mau ngga kalo jadi tunangan saya yang sebenernya?" bener" udah ngerubah hidup gue. Spontanitas yg bikin gue ikut masuk ke dalam masalah di dalamnya. Tapi gue ngga nyesel, d...