01. ALPHA

71.6K 4K 142
                                    


Semua terasa menjadi abu-abu. Tak terdefinisi akan berubah menjadi hitam atau putih. Apapun yang terjadi pada akhirnya, aku harap bisa hidup dengan normal, tanpa memakai topeng lagi.

-Undefinable-

"Cepetan, Bian. Ah elah, lo lama banget sih. Yang cepet dong. Ketahuan Mang Sapri mampus. Gue gak mau ikut-ikutan!"

Fabian berdecak, "Justru kalo lo banyak bacot kayak gitu yang bakal bikin ketahuan!" ujarnya sambil mencoba membuka gembok dengan kunci serbaguna miliknya.

Setelah menghabiskan mie instan dan semua makanan ringan di minimarket tadi, mereka langsung pergi ke tempat yang seharusnya mereka tuju. Dan disini mereka sekarang, Shafa dan Fabian sedang berada di depan gedung olahraga di sekolahnya. Karena ide gila dari Fabian, Shafa manut-manut saja di ajak ke sekolah malam jum'at hanya untuk tanding renang yang sebenarnya unfaedah banget.

"Gue bacot ya?" tanya Shafa.

Fabian mendelik ke arah Shafa, "Udah tau pake nanya."
"Kenapa gak bisa kebuka sih? Kunci ajaib lo rusak?" Shafa menggaruk-garuk pergelangan tangannya karena gigitan nyamuk beberapa menit yang lalu.

"Sabar dong."

"Berapa lama lagi? Gue udah bentol-bentol nih. Saudara lo gigitin gue mulu dari tadi," gerutu Shafa.

Fabian tak menghiraukannya. Hingga akhirnya terdengar bunyi-

Cklek!

"Berhasil kebuka kan? Makanya sabar. Jangan kebanyakan bacot." Fabian kembali memasukkan kunci serbaguna miliknya ke dalam kantong hoodie. "Tunggu apa lagi? Ayo masuk."

Shafa membuka pintu gedung olahraga, lalu masuk diiringi Fabian. Ketika tiba di tepi kolam renang, biasanya Shafa akan tersenyum, entah kenapa aroma air di dalam kolam itu menjadi aroma favoritnya. Tapi berbeda dengan sekarang, matanya membelalak dengan mulut setengah terbuka. Fabian pun sama halnya dengan Shafa, tak percaya dengan yang ia lihat sekarang.

"Bian, ini apa?" tanya Shafa dengan mata terfokus pada pemandangan dihadapannya.

"Gue ... juga gak tau, Fa," balas Fabian jujur.

Poster berukuran besar bertuliskan KLUB RENANG HARUS BUBAR!!! dengan font impact berwarna merah plus tiga tanda seru di ujung kalimatnya terpasang dengan rapi di tembok samping kolam renang tempat mereka berdiri sekarang. Belum lagi sampah-sampah plastik serta minuman kaleng bersoda yang mengambang di atas air kolam. Kerjaan siapa?

Shafa dan Fabian saling tatap. Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh yang sepertinya berasal dari pintu masuk area ini. Tanpa pikir panjang, Shafa dan Fabian segera berlari untuk mencari tau asal suara itu. Mungkin saja, penyebab suara benda terjatuh tersebut juga ulah pelaku yang menebar sampah di kolam.

Tiba di pintu masuk, mata Shafa terarah pada pot bunga yang menggelinding di depan pintu masuk. Tanah yang ada di dalamnya berhamburan di ubin lantai, kentara sekali bahwa pot itu terdorong sangat keras oleh orang yang di curigai sebagai pelaku.

"Gue yakin, ini ulah si pelaku," gumam Shafa.

Fabian terlihat berpikir keras, "Kita harus cari petunjuk lebih dalam lagi. Nggak mungkin kita nyari pelaku sekarang, karena kemungkinan dia udah pergi dari sini."

UndefinableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang