37. TRENTE​-SEPT

23.2K 2K 100
                                    

follow​ dulu​ biar​ afdhol​
niasyaaftri

follow​ dulu​ biar​ afdhol​niasyaaftri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SHAFABIAN


Seandainya setelah ini gue bilang kalo gue suka sama lo, lo mau tanggung jawab gak?

-Undefinable-

Dengan langkah gontai, Shafa berjalan menenteng wadah pakaian kotor ke arah rumah Fabian. Tidak lupa, handuk berwarna pink yang tersampir di bahunya, ditambah lagi dengan gayung berisi peralatan mandi yang dibawanya. Tanpa perlu mengetuk pintu, Shafa langsung masuk ke dalam rumah Fabian.

Shafa ini ... tetangga nggak tahu diri 'kan?

"Masuk rumah orang itu, pake salam dulu, Fa," sindir Fabian yang sedang duduk di sofa ruang tengah, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

Shafa nyengir, "Yaudah maaf,"

"Ulang dulu sana, ketuk pintu terus ucapin salam," suruh Fabian.

Shafa meletakkan wadah cucian ke lantai sambil mendengus sebal. Kemudian langkahnya terayun mundur hingga ambang pintu, menuruti perintah Fabian si tuan rumah. "Assalamualaikum, Bian."

Fabian terkekeh, ia meletakkan ponselya ke atas meja. Dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana, ia menghampiri Shafa, "Walaikumsalam. Ada apa?"

Shafa menarik nafas dalam, "Lagi mati lampu, persediaan air di rumah gue lagi abis. Gue tau, air di rumah lo itu banyak meskipun lagi mati lampu gini. Jadi, gue boleh numpang man-"

"Gak boleh." tolak Fabian cepat.

Shafa memanyunkan bibirnya, "Kok nggak boleh, sih? Boleh dong ya, kan sekalian nyuciin jaket lo juga,"

"Gak boleh, Fa. Pulang sana, entar aja mandinya kalo udah gak mati lampu,"

"Katanya mati lampunya sampe besok, masa iya lo tega biarin gue nggak mandi selama itu? Lo tega biarin Shafa yang kata lo imut mirip dugong ini menderita dalam belenggu ke-bauan? Ha?" tanya Shafa sambil berjalan mendekat.

Fabian menoyor kening Shafa ketika beberapa senti lagi cewek itu menyentuh dirinya, "Udah gue bilangin, kan? Jangan kebanyakan temenan sama Arsen, makin kesini otak lo makin gesrek aja, Fa!"

"Bodo amat, ah," Shafa memasang wajah memelas, "Jadi, boleh nggak?"

Fabian mengacak rambutnya gusar, "Yaudah, sana,"

UndefinableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang