Antara aku yang kelewat peka atau aku yang salah mengartikan rasa. Sebagai teman, apa seharusnya kita seperti ini?
-Undefinable-
Arsen : Tanam tanam ubi
Arsen : Tak perlu di baja
Arsen : Bacot elu babi
Arsen : Kita gelud aja
Arsen : Semarakkan hari ini
Arsen : Kita gelud ramai-ramai
Arsen : Goyang badan gerak kaki
Arsen : Gue sama Caca belom ada kata DAMAI!Fabian : Nyampah bgst
Arsen : Yowassap wassap, nyantai dong Bian. Ngegas mulu lu anying
Arsen : Woi, daerah sini ada dukun ga si? Yang bisa pakein jasa jaran goyang ato nggak semar mesem ato apapun yang sejenis pelet-pelet gitu. Yang tau langsung pc gue, penting nih.Shafa : Emangnya buat apa, Sen?
Arsen : Rencananya sih, gue mau melet Caca :)
Caca : ATAS GUE GILA!
Fabian mematikan ponselnya. Ia mengabaikan segenap bacotan Arsen yang sudah tiga hari ini sering nyampah notif di grup chat khusus mereka ber-empat.
Saat ini Fabian sedang duduk pada sofa ruang keluarga di rumah yang sejak setahun lalu dibeli oleh orangtuanya. Sekitar satu jam yang lalu, ia mendapat telepon dari maminya agar segera pulang ke rumah ini. Sebenarnya Fabian malas, karena jarak antara rumahnya dan rumah orangtuanya terpaut cukup jauh. Tapi karena ini permintaan wanita yang sangat disayanginya, Fabian segera datang.
Selain tempatnya yang jauh, ada alasan lain yang sempat membuat Fabian merasa malas datang ke tempat ini. Contohnya cewek yang duduk pada sofa dihadapannya sekarang. Fabian meringis melihat cewek yang sedang tertawa sendiri itu. Lebih gila dari Shafa.
"Ampun dah ampun, meskipun udah nonton berkali-kali aku tetep ngakak babe. Si Dong-Gu di drama ini tuh sumpah kocak banget. Apalagi pas episode pertama yang season satu. Pas dia gendong bayi sambil joget-joget biar bayinya berenti nangis. Lucu ihh gemesin banget tauuu! Ini nih yang bikin aku gabisa move on sama drakor satu ini,"
Feli tersenyum geli, "Pas si Dong-Gu gendong bayi itu, aku bayangin kamu babe hahah. Kamu lagi gendong bayi, bayi kita!"
Fabian mengamati ekspresi kakaknya sambil bergidik ngeri. Cewek itu sedang menonton sesuatu di layar laptopnya, tapi sambil telponan dengan seseorang yang Fabian curigai adalah Daniel.
"Di episode ke dua, aku dibikin ngakak lagi sama si Dong-Gu yang kebelet nyari toilet. Dia ga sengaja ketemu mantannya, si Sua. Waktunya gak tepat banget. Masa iya dia kentut sembarangan di hadapan mantannya. Sumpah, itu malu-maluin banget-"
Entah apa percakapan menjijikan antara Feli dan Daniel selanjutnya, Fabian tidak ingin menguping lagi. Sambil menunggu kedua orangtuanya datang ke ruang keluarga, Fabian kembali menghidupkan ponselnya. Jarinya bergerak lincah di atas layar benda tipis berukuran 5inchi itu. Bukan untuk meladeni bacotan Arsen, yang ingin dilakukannya sekarang adalah bermain game online favoritnya, rasanya akhir-akhir ini Fabian jarang memainkan game itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undefinable
Teen FictionShafa, gadis dengan peringkat lima dari bawah itu adalah gadis yang periang, namun menjadi pendiam ketika berada di rumah. Merasa dibedakan, membuat Shafa menjadi pribadi yang berbeda dengan Shafa yang sebelumnya. Fabian, tetangga Shafa yang mengaku...