39. TRENTE​-NEUF

24.9K 1.7K 149
                                    



Langsing memang idaman, tapi bohay lebih menggemaskan. (Arsen 2019)

-Undefinable-

"Bian, Shafa ngamuk noh, colongin mangga katanya," ujar Arsen. Cowok itu masih mengenakan celana training dan kaos hitam. Arsen berada di rumah Fabian sejak pagi tadi, ia ingin mengajak Fabian jogging, namun di tolak mentah-mentah oleh Fabian dengan alasan masih ngantuk.

Merasa dikacangi, Arsen melempar kulit kacang tepat mengenai wajah Fabian yang sedang fokus memainkan game online itu, "Tetangga lo ngidam mangga nyet!"

Fabian yang masih setia di atas kasur itu mendongak, "Bentar-bentar, nanggung, dikit lagi booyah nih,"

Arsen mendengus, "Serah lo njing!"

"Shafa ngomong apaan di grup?" tanya Fabian, tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel, "Nagih sertifikat tanah kebon mangga?"

"Ya lo baca sendiri aja sono. Gue sibuk. Ini kacang kenapa namanya dua kelinci, sih? Kenapa nggak duo serigala aja? Mantep tuh," Arsen menerka-nerka, membayangkan jika kacang dua kelinci yang sedang dimakannya itu diganti jadi kacang duo serigala, "Kira-kira kalo gue ganti, ini biji kacangnya jadi gede kayak anu nggak, sih?"

"Otak lo mah, mikirnya yang gede-gede mulu, Sen!" sungut Fabian, "Sen, coba lo liatin isi lemari gue yang paling atas itu dong," suruh Fabian, "Isinya berkas-berkas penting, awas, jangan sampe kececeran,"

Arsen menggeram sebal, namun tetap melangkah mendekati lemari, "Mau ngapain sih, ah, ngerepotin banget!"

"BOOYAH!" seru Fabian heboh sambil menatap ponselnya, "Sekali tepuk pake panci doang padahal. Lemah anjir!"

Arsen menendang bagian bawah lemari, "Lo nyuruh gue kesini buat nyari apaan, sat?"

Fabian menoleh, "Oh itu, cariin sertifikat tanah kebon mangga,"

Arsen melongo, kagum dengan kegoblokan Fabian yang murni tanpa pengawet, "Lo beneran mau ngasih itu ke Shafa?"

"Kalo ada ya, gue kasih." sahut Fabian, santai.

"JADIIN GUE TETANGGA LO, BI! JADIIN GUE TETANGGA LO!" teriak Arsen, sangat heboh. "Gue suka yang kayak gini nih, begonya asli mendarah daging. Se-cinta apa sih lo sama Shafa, ha?"

Fabian menautkan alisnya, "Ck, apaan sih lo. Coba cariin dulu, ada nggak, sertifikatnya?"

"Bodo ah, Bian. Cari sendiri, lah. Lo yang punya rumah juga!" tolak Arsen, cowok itu kembali duduk di sofa, menikmati kacang dua kelinci yang sejak tadi belum habis-habis dimakannya.

Fabian memasukkan ponselnya ke saku celana, "Gue mau ke rumah Shafa dulu, lo disini aja. Bentar lagi Arash dateng, bantuin gue ngerjain soal remedial ekonomi kemaren,"

"Itu kalo nggak salah, gue juga remedial kan, ya?" Arsen terlihat berpikir, "Ntar gue nyalin jawaban punya lo aja, ya!"

"Terserah lo, deh." pasrah Fabian. Beberapa langkah sebelum melewati batas pintu, Fabian menoleh karena Arsen memanggilnya, "Apa lagi?"

"Lo beli kacang dimana sih, ha? Kulitnya doang gede, pas dibuka, isinya langsing-langsing gini, gue berasa makan kuaci kalo gini mah," oceh Arsen, "Lain kali kalo mau beli kacang, cari yang merk-nya duo serigala! Inget!"

UndefinableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang