SHAFA
Sama-sama punya rasa tapi gak ada status. Biar apa? Biar gak ada kata putus.
-Undefinable-
"Totalnya jadi sembilan puluh tiga ribu lima ratus," ucap penjaga kasir. Fabian menyerahkan selembar uang seratus ribu kepada mbak-mbak itu.
"Mas mau ngambil kembaliannya atau genapin belanjaan jadi seratus ribu? Kebetulan, lagi ada promo-"
Muka gue kayak mas-mas, ya? "Saya ambil permen karet aja, mbak." potong Fabian sebelum mbak-mbak penjaga kasir itu menyelesaikan kalimatnya.
"Baik. Ambil sendiri aja ya, Mas. Ada di rak sebelah kanan,"
Fabian mengangguk. Disana, ada permen karet dengan kemasan kotak kecil berwarna coklat dan merah muda. Dengan cepat, Fabian mengambil kotak yang berwarna merah muda. Tanpa membaca tulisan apa yang tertera pada kotak itu. Karena ia pikir itu permen karet rasa stroberi dan Shafa pasti suka itu.
Setelah selesai, Fabian kembali ke mobilnya. Ia menyerahkan plastik belanjaan tadi pada Shafa, "Mulai sekarang, lo cuma boleh makan mie instan dua kali seminggu,"
Cewek itu tersenyum cerah melihat kedatangan Fabian. Ia langsung mengambil plastik itu. Mengobrak-abrik isinya dan berhenti ketika menemukan susu UHT yang tadi dibeli Fabian. Shafa langsung meminumnya. Mengabaikan ucapan Fabian.
"Dengerin gue nggak, sih?" Fabian menyentil kening Shafa, "Kuping lo masih berfungsi nggak, Fa?"
Shafa mengangguk, "Dengerin dong, masa suami ngomong nggak di dengerin,"
Fabian memasang wajah datar. Ia menjalankan mobilnya menuju arah pulang ke rumah. Tapi sebelum itu, Fabian menyempatkan diri untuk membukakan snack milik Shafa. Tak hanya itu, ia juga memutarkan lagu Its You milik Ali Gatie, karena ia tau di perjalanan nanti Shafa pasti akan rewel dan minta macam-macam.
Sekarang sudah pukul enam sore, mereka baru memutuskan pulang dari rumah Ghea sekitar lima belas menit yang lalu. Shafa dan Fabian hanya pulang berdua karena Caca tadi sudah di jemput oleh Lean, sementara Arsen memilih pulang naik taksi online ketimbang ikut di mobil Fabian.
Ngomong-ngomong soal Ghea, Shafa tadi berhasil membujuk cewek itu keluar kamar dan menemui anak-anak kelas. Ghea bilang bahwa dirinya hanya sakit ringan dan akan kembali hadir ke sekolah lusa nanti. Iya, Ghea berbohong, begitu juga dengan Shafa yang menyembunyikan masalah Ghea sebenarnya. Tidak mungkin jujur untuk hal itu, kan?
"Its youuu... Its always you, met a lot ...,"
Fabian mengusap telinganya, sindiran keras agar Shafa menghentikan nyanyiannya sekarang juga.
"... a people but nobody feels like youuu,"
"Fa, bisa diam bentar nggak? Gue mau ngomong,"
Shafa menggeleng, ia tetap bernyanyi dengan suara fals kebanggaannya, "So, please. Don't break my heart. Don't tear me apart-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Undefinable
Fiksi RemajaShafa, gadis dengan peringkat lima dari bawah itu adalah gadis yang periang, namun menjadi pendiam ketika berada di rumah. Merasa dibedakan, membuat Shafa menjadi pribadi yang berbeda dengan Shafa yang sebelumnya. Fabian, tetangga Shafa yang mengaku...