[3] RENCANA SIAPA?

3.8K 219 2
                                    

Rencana siapa ?

Disaat matamu mulai berhenti menatap disana ada hati yang ingin menetap

~~~~

"Oh ya, tadi pagi Artha nyariin lo,"
Artha adalah partner Feo saat bimbingan Olimpiade. Artha lebih tertarik pada mata pelajaran yang berhubungan dengan pengetahuan alam sedangan Feo lebih menyukai ilmu pengetahuan sosial padahal Feo adalah anak IPA dan sebaliknya Artha anak IPS. Bukankah mereka berdua sama-sama aneh ? Kenapa tidak dari awal mereka memilih jurusan sesuai minat ? Alasan mereka berdua sama. Agar bisa mendapat ilmu baru. Alasan aneh memang, namun mereka menyukainya.
Namun bukan berarti Feo tidak pernah mengikuti olimpiade pengetahuan alam. Menurutnya pelajaran tentang pengetahuan alam sudah terlalu mudah dan dia merasa tertantang dengan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Keadaan mereka ini mengingatkan dengan masalah remaja yang sering ditemui. Banyak remaja yang menginginkan masuk jurusan IPS namun orang tuanya bersih keras agar mereka masuk IPA. Mau tidak mau akhirnya menuruti kemauan orang tua. Namun cita-citanya malah kuliah di jurusan IPS. Aneh bukan ?

"Oh ya ? Tapi dia nggak kasih kabar ke gue," Feo langsung melihat ponselnya untuk mengecek notifikasi yang ada. Namun tidak ada notifikasi sama sekali selain dari operator seluler. Nasib jomblo sih.

"Kata dia sih lupa. Tapi tadi dia bilang ke gue besok ada bimbingan," sambil terus memainkan ponselnya.

Dari sorot mata Ayana dia bisa melihat Feo mengangguk.
"Denger-denger nanti jam kelima kosong,"ujar Ayana setelah mematikan ponselnya.
Mungkin dia kehabisan baterai. Mustahil Ayana menyudahi permaian di game-nya. Ayana gamers sejati. Cewek itu bahkan rela membeli ponsel yang memiliki ram dengan kapasitas cukup besar. Game yang sering Ayana mainkan tidak lepas dari PUBG, Moba hingga hago.

"Tumben ?" Mendengar hal ini, jelas dipastikan semua murid SMA Neptunus akan mengajukan pertanyaan yang sama . Sekolah itu taat akan peraturan. Jika ada guru yang berhalangan hadir SMA Neptunus punya banyak guru cadangan.

"Katanya pemilik yayasan ini mau datang. Nggak tau bener atau nggak,"jawab Ayana acuh.

"Ohh moga aja bener,"

Ayana mengangguk setuju.

***

Ternyata berita jam kelima akan kosong, benar terjadi. Waktu 45 menit akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh semua murid. Ada yang sibuk memainkan ponsel, berselfie ria, pergi ke kantin bahkan ada juga yang tidur dengan tas sebagai bantal.

"Feo tadi gue kan ke toilet, terus ketemu Bu Kois katanya lo disuruh dateng ke aula," ucap Tiara saat melihat Feo sibuk mengamati lalat di atas mejanya.

"Ada apaan ?" Ibu Kois adalah guru BP di SMA Neptunus. Jadi tadi pagi waktu Feo terlambat, Bu Kois yang biasanya lemah lembut gemulai berubah menjadi menyeramkan. Cuman gara-gara Feo telat sekali, Bu Kois memarahinya habis-habisan. Feo memang sudah akrab dengan Bu Kois. Dirinya yang sering ikut olim, membuat Bu Kois terus mendampinginya. Hingga akhirnya Feo mulai menganggap Bu Kois seperti ibunya sendiri. Tapi setelah Bu Kois memarahinya tanpa ampun membuat Feo berpikir dua kali untuk menjadikan Bu Kois ibu kedua.

Baik waktu butuh doang ya gitu.. Dumel Feo setelah keluar dari ruang BP.

Tiara berjalan menuju bangkunya. "Mana gue tau mending lo langsung ke aula aja deh. Udah di tunggu kayaknya,"

Feo terlihat ragu lalu menatap ke arah Ayana yang lagi-lagi memainkan ponselnya.

Emang nggak ada bosen nih anak.

"Udah sana, bener kata Tiara siapa tau lo udah ditunggu," Ayana ikut menimbrung tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

Langkah Feo begitu santai. Andai saja Tiara tidak bilang yang mencarinya adalah Bu Kois, dengan senang hati Feo akan menemuinya. Anggap sifat Feo pendendam. Feo bukan manusia biasa dengan segala sifat anehnya. Jadi Feo itu cewek anti menye-menye, memiliki emosi tinggi yang bisa meledak kapan saja. Semua siswa SMA Neptunus mengenal dirinya. Bukan karena dia primadona, tapi karena Feo selalu terlihat mencolok dengan jaket demin dan sepeda bututnya. Secara kan SMA Neptunus adalah sekolah elite dengan biaya sekolah yang luar biasa. Banyak yang mengira jika Feo mendapat beasiswa padahal aslinya orang tua Feo adalah donatur terbesar di yayasan itu. Bukan maksud mau menutupi nyatanya saat penerimaan rapot Bi Selli yang selalu mengambilnya jadi mereka tidak akan pernah tau orang tua Feo yang sesungguhnya.

***

"Feo saya meminta kamu untuk membantu Galen belajar," ujar Mr. Aileen to the point. Tadi saat Feo baru masuk ke aula dirinya sontak terkejut melihat keberadaan Galen disana. Ditambah mendengar pernyataan Mr. Aileen membuat kesadaran Feo hilang begitu saja entah pergi ke mana. Jujur hati Feo bersorak senang tapi ada hal yang membuat Feo agak bimbang menyetujui permintaan itu.

Walaupun Feo anak IPA sedangkan Galen IPS tidak mengurungkan niat Aileen untuk menjadikan Feo pembimbing putranya. Semoga saja Feo tidak hanya merubah nilai akademik cowok itu tapi juga sifatnya.

"Saya Mau," jawaban Feo kelewat cepat membuat semua orang diruangan itu memandang kearahnya kaget. Feo akui terkadang hati dengan mulutnya tidak pernah sinkron.

"Saya senang mendengarnya." Mr.Aileen terlihat puas mendengar jawaban Feo.

Galen menatap remeh ke arah Feo. Tatapan yang memperingatkan betapa menyenangkannya hari Feo setelah ini. Gadis ini mau main-main dengannya ternyata. Mengangkat kedua tangan hingga bersedekap di depan dada,tatapan Galen masih tertuju pada gadis dengan senyuman menyebalkan itu. Merasa kurang nyaman, Feo menoleh dan mendapati Galen yang masih menatapnya.

Dengan sekuat tenaga Feo menyunggingkan sebuah senyuman lebar namun yang terjadi malah cowok itu membuang muka ke arah lain.


T B C

DIVISORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang