[47] Aku tak akan bicara

1.9K 120 90
                                    

Hai Sabtu :)

 Teruntuk kamu yang lagi baca cerita ini, jangan lupa tekan bintangnya ya. Lalu komen sebanyak-banyaknya. Ajak mereka teman terdekatmu, bertemu denganku yang comel ini. wkwk... 

Semoga kita segera bertemu lagi

Ketika hati tak lagi mampu bicara dengan ribuan risau yang terus menerpa. Diri ini serasa ingin pergi berharap tak akan kembali lagi.  

***

"Gal, gimana kalau kita buat konten youtube? Hasilnya juga lumayan," usul Argo sembari memakan kacang yang tadi dia beli di kantin. Haikal dan Bais, belum tiba di kelas. Padahal 10 menit lagi bel masuk akan segera berbunyi.

"Ada yang dia sembunyiin dari gue," ucap Galen tidak memperdulikan suara Argo barusan.

"Aelah nih orang, diajak ngomong juga," cibir Argo kesal.

"Gue kayak nggak kenal sama Feo, Ar," cerita Galen dengan tampang wajahnya yang serius.

"Lah gimana ceritanya? Aneh lo Gal," kekeh Argo kembali memakan kacangnya.

"Tadi pagi dia nangis di pinggir jalan,"

Uhhuk.. uhhuk "Woi Jailuddin, lo nggak apa-apain anak orang kan?"

"Anjing lo Ar, gue serius," sengak Galen emosi.

"Santai kali Gal, nih makan kacang noh. Kacangnya digoreng bukan dipanggang," ujar Argo seraya memberikan kacangnya kepada Galen. Meskipun dongkol, Galen memakan juga kacang pemberian Argo.

"Terus gimana Bos? Nggak lo tanya dia nangis gara-gara apa?"

"Seribu kali gue nanya, dia bakal jawab aku nggak papa Gal,"

Argo mengangguk-angguk paham, karena dia ahli segala cinta. "Kalau cewek bilang nggak apa-apa, berarti ada apa-apanya Gal,"

"Menurut lo, Feo kenapa?"

"Mana gue tau. Pacarnya kan situ. Kalau gue jadi lo, gue bakal bikin si Feo nyaman cerita sama gue Gal. Modelan cowoknya aja macam gini. Belum cerita aja, udah ngeri duluan,"

"Sialan lo Ar,"

"Woi, pada ngerumpi apaan lo pada?" kedatangan Bais dan Haikal, membuat Argo dan Galen saling pandang dengan senyuman penuh arti.

"Lo berangkat bareng Haikal, Is?" goda Galen langsung ditimpali oleh Argo.

"Lo berdua pacaran?"

"Yang bener aja gue belok ke Haikal. Tadi ban motor gue kempes di jalan. Terus gue do'a sama Tuhan. Ya Tuhan kirimkan malaikat yang baik hati kepada hamba, nah si Haikal nongol dari belakang gue. Asli, gue kaget cuy, malaikatnya ternyata fakboy,"

"Anjir lo Is," umpat Haikal seraya meletakkan tasnya.

"Bercanda elah Kal, lagian gue juga yang bayar bensin lo,"

"Apes gue nolongi nih babi. Waktu Bais naik motor gue, belum juga jalan seperempat kilo, motor gue tiba-tiba kehabisan bensin," adu Haikal dengan wajahnya yang datar.

"Bikin sial lo Is," ejek Argo tertawa puas.

"Bukan gara-gara guelah. Haikal aja yang kere kagak mampu beli bensin," sewot Bais tak terima.

"Terus motor lo gimana?" tanya Galen setelah semuanya kembali tenang.

"OH IYA MOTOR GUE ANJIR,"

***

"Kita ngapain kesini Gal?" tanya Feo kebingungan. Bukannya mengantar sampai rumah, Galen malah mengajaknya pergi ke sebuah danau dengan pepohonan yang rindang, tumbuh disampingnya.

DIVISORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang