Selamat Datang Sabtu :)
Ajak mereka teman terdekatmu buat kenalan sama aku ya 😂 oke,
Tekan votenya lalu komen sebanyak-banyaknya. Palak aku dengan seribu senjatamu.. WhiiiiTeruntuk hatiku yang lemah, kumohon bertahanlah.
***
Feo sudah menduga, tidak akan ada yang peduli tentang hari ini. Tepat tanggal 25 Juli, dia bertambah usia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, semua terasa hampa dan kosong.
Galen? Sepertinya cowok itu lupa. Atau mungkin juga tidak tau. Tidak ada yang pernah tau, dan Feo harap dirinya pun juga begitu. Ingin acuh dan tak peduli, meskipun pada akhirnya dia selalu gagal.
Oke, lupakan tentang tanggal 25.
Sore yang dingin Feo terduduk dikamarnya. Digelapnya ruangan, gadis itu hanya berdiam diri seharian. Pikirannya sibuk bekerja memikirkan kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi nanti. Seharian ini, Galen tidak memberi kabar sedikit pun. Bahkan cowok mungkin sudah lupa jika dia memiliki pacar.
Feo kembali menghela napas berat. Gadis itu lantas beranjak dari duduknya. Membuka tirai yang sedari tadi menghalangi cahaya sang mentari. Mengadahkan kepalanya ke langit, gadis itu tersenyum lalu tertawa.
Hidupnya memang lucu, Bung. Semua orang berhak menertawakan hidupnya termasuk dirinya sekali pun.
Hingga suara ketukan pintu, mampu menghentikan tawa gadis itu. Seperti biasa, Bi Shelli masuk dengan nampan berisi makanan di tangannya. Wanita paruh baya itu, tersenyum ke arah Feo. "Bibi bawain makanan buat Non," ujarnya seraya mendekat ke arah Feo.
"Bawa keluar Bi! Aku nggak laper," jawab Feo langsung mengalihkan tatapannya ke arah kaca. Pantulan dirinya terlihat begitu menyedihkan. Hal disekelilingnya pun terasa fana. Mereka ada tapi tak nyata. Feo tersenyum miris, sampai kapan dunianya yang berbeda akan segera berakhir Tuhan?
"Tapi Non, dari pagi Non belum makan," bantah Bi Shelli khawatir. Wajah Feo memang sedikit pucat. Mungkin karena efek tidak makan seharian. Ditaruhnya nampan yang dia bawa ke arah meja.
"Bi, please," jawab Feo jengah. Mau tak mau, akhirnya Bi Shelli mengalah. Diambilnya lagi nampan yang tadi dia bawa lalu melangkah pergi.
Feo kembali sendiri.
***
"Lo yakin bakal berhasil?" tanya Galen ragu. Argo tertawa lantas menyeruput minuman kaleng di tangannya.
"Gue mana pernah salah urusan beginian Bos? Gue yakin, Feo bakal kaget sama kejutan yang kita siapin," jawab Argo penuh percaya diri. Haikal dan Bais saat ini sibuk menyiapkan dekorasi untuk pesta ulang tahun Feo. Jangan tanya Galen bisa tau dari mana ulang tahun gadisnya. Semua hal yang menyangkut Feo hampir Galen tau. Meskipun tidak semuanya.
"Hai Kak," kedatangan Liora, sungguh mengejutkan Galen. Cowok itu pun langsung memberi tatapan mematikan ke arah Argo.
"Santai kali Gal, Bais yang undang dia," bisik Argo mengerti benar apa yang Galen maksud. Bukannya duduk berdiam diri, Argo malah pergi menyusul keberadaan Haikal dan Bais. Saat ini mereka sedang berada di basecamp tempat dimana Galen akan memberi kejutan untuk Feo nantinya.
"Kak Galen, romantis juga ya ternyata," ucap Liora memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Gue nggak seperti yang lo bayangin," jawab Galen datar. Diambilnya ponsel di kantong celananya, cowok itu pun lantas menghubungi nomer gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
Teen Fiction"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...