APA KABAR GEBETAN KANG CILOK? Kepo dong, kalian lagi apa nih? Kang Cilok rindu katanya. Hihi
Happy Reading Kang Cilokyers
Pertahankan apa yang memang pantas untuk dipertahankan.
***
"Pulang bareng gue yuk," ajak Ega setelah cowok itu menunggu kelas Feo bubar. Feo yang baru saja keluar dari kelas, jelas saja terkejut dengan keberadaan cowok itu.
"Gue mau pulang bareng Ayan," tolak Feo seraya menatap Ayana yang berada di sampingnya.
"Dih, apaan dah? Rumah kita kan nggak searah Fe," protes Ayana langsung mendapat tatapan tajam dari Feo.
"Tuh, temennya aja nggak mau nganterin. Bareng gue aja Fe," balas Ega dengan senyum penuh kemenangan. Feo menghela napas berat. Mau menolak lagi rasanya jadi tidak enak.
Saking ramainya kerumunan, Feo sampai tidak menyadari keberadaan Galen yang sudah menarik tangannya.
"Gal," tahan Feo kesal. Untung saja Feo masih bisa menahan tubuhnya, jadi Galen tidak semudah itu menarik Feo pergi.
Galen sontak berbalik. Langkahnya mendekat ke arah Ega dengan tangannya yang masih memegang tangan Feo. Tatapan setajam elang itu seakan tersirat sebuah peringatan yang begitu dalam. Ega malah membalasnya dengan senyum remeh.
"Dia pulang bareng gue," ucap Galen penuh penekanan. Mendengar ucapan Galen barusan, mata Feo yang kelam berubah menjadi binar. Kejutan macam apa ini? Apa mungkin perkataan asal yang dulu pernah terlontar, akan menjadi kenyataan sebentar lagi?
"Iya, gue pulang sama Galen, Ga," timpal Feo semangat. Galen tersenyum samar mendengar ucapan Feo barusan. Dirinya memang selangkah lebih maju dari Ega. Karena nyatanya, Feo memang menyukainya. Sampai kapan pun Ega tidak akan bisa merubah hal itu.
"Oke, nggak masalah. Nanti malam jalan yuk Fe," ajak Ega seolah sengaja menantang emosi Galen. Jelas saja cowok itu langsung naik pitam.
"Maksud lo apa?" sengak Galen tidak terima. Kejadian di antara mereka cukup menarik perhatian semua orang yang berlalu lalang. Bahkan sampai ada yang berhenti sekedar ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Woi Man, nggak salah dong gue ngajak dia jalan? Lagian dia juga bukan siapa-siapa lo kan?" tanya Ega semakin berani. Galen nampak mendidih di tempatnya. Hubungan sialan lagi yang menjadi senjata Ega untuk menyerangnya. Galen sungguh muak dengan cowok itu.
"Nanti malem, gue ada bimbingan sama Galen," ucap Feo memecah keadaan diantara mereka. Galen cukup terbantu dengan ucapan gadis itu, sebelum Feo melanjutkan perkataannya. "Jalannya Senin sepulang sekolah gimana? Kayaknya gue kosong," lanjutnya tanpa beban.
"Nggak!" sela Galen langsung, namun diabaikan oleh Feo.
"Oke Fe, Senin kita jalan. Lo sabar-sabarin aja oke?" goda Ega genit lalu melengos pergi begitu saja.
Feo sontak menatap ke arah Ayana. "Ayan, lo pulang duluan aja. Gue bareng sama pacar," bisik Feo dengan kekehan kecil. Ayana hanya mampu mencibir dibuatnya.
***
"Lo pulang sendiri," ucap Galen setelah mereka sampai di parkiran. Feo jelas saja kaget. Apa-apaan cowok ini. Feo menghela napas berat. Kesabarannya memang selalu diuji jika Galen ada di dekatnya.
"Gal," panggil Feo dengan suara rendah. "Masa kamu tega biarin aku pulang jalan kaki?" tanyanya lirih dengan wajah melas.
Galen mendengus. Seolah jengah dengan drama yang selalu gadis itu perankan. "Lo kira gue percaya?" desis Galen sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
أدب المراهقين"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...