Hallo semua,, Cla pindah lapak ya. Yang sebelah udah tamat wkwk
Hari pertama bersama Galen
Khawatirmu semakin membuat diri ini jatuh dalam pesonamu
****
Feo menghela napas berat. Sudah berjam-jam dirinya berada di depan gerbang sekolah untuk menunggu kedatangan Galen. Hari ini adalah hari pertama dimana dirinya menjadi pembimbing seorang Galen Pranadiba Aileen. Tapi sejak jam pulang sekolah 2 jam yang lalu, Feo hingga saat ini belum melihat tanda-tanda kedatangan Galen.
Keringat Feo terus bercucuran karena panasnya terik matahari. Nampaknya Galen tidak akan datang seperti apa yang telah mereka bicarakan dua hari yang lalu. Dengan langkah cepat, Feo kembali masuk ke dalam sekolah untuk mencari keberadaan Galen.
Saat ini, Galen sedang berada di kantin yang letaknya berada di belakang gedung sekolah. Letak kantin yang tertutup bangunan membuat Galen dan teman-temannya sering sekali berada disana untuk sekedar bolos saat pelajaran atau tempat nongkrong setelah bel pulang berbunyi.
"Gal katanya hari ini lo ada bimbingan sama Feo ?" tanya Haikal seraya menyalakan rokoknya. Galen mengedikan bahunya acuh bersikap tidak mendengar pertanyaan Haikal barusan.
"Katanya anak lain dia nunggu di depan, dari tadi dia nanyain lo dimana," timpal Argo setelah melihat pesan whatsapp di ponselnya. Grup kelas mereka saat ini ramai memperbincangkan Feo yang menanyakan keberadaan Galen.
"Udahlah biarin aja. Mau dia nunggu sampai gosong Galen juga nggak bakal kesana," Bais memulai aksi nyinyirnya.
Galen mengangguk setuju dengan ucapan Bais barusan. Dia tidak lupa dengan jadwal bimbingannya. Galen memang sengaja tidak menemui Feo karena dirinya sungguh malas bertemu dengan gadis gila itu.
"Parah lo Gal, jangan keseringan buat cewek nunggu lama. Kalau dia udah lelah bisa pergi entar," Argo mengeluarkan jurus andalannya. Bucin tingkat dewa.
"Siapa yang peduli," jawab Galen enteng. Kalaupun Feo benar-benar pergi, toh juga itu yang Galen harapkan.
"OHH JADI KAMU DISINI GAL ? Aku kepanasan loh di depan. Aku minta maaf ya kemarin lupa kasih nomer aku ke kamu makanya kamu bingung mau hubungin aku gimana. Ngomong-ngomong kamu ganti nomer ya ? Kok di telpon nggak bisa ?" kedatangan Feo yang tiba-tiba benar-benar mengejutkan Galen. Suaranya yang mirip toa masjid sungguh menggelegar hingga merusak gendang telinganya. Jangan lupakan ketiga teman sialannya itu. Mereka saat ini sedang menahan tawanya saat Feo mulai beraksi lebay.
Entah sejak kapan Feo merubah gaya bicaranya menjadi aku-kamu ke Galen. Jujur saja Galen benar-benar ingin muntah mendengar gaya bicara Feo yang menjijikan.
"Ayo Gal belajar," paksa Feo karena sedari tadi Galen mengabaikan keberadaannya.
"Oh mungkin belajar disini aja ya ? Siapa tau gara-gara mereka ada disini kamu jadi semangat belajarnya," ujar Feo semangat. Feo sudah duduk di depan Galen membuat ketiga temannya saling berpandangan. Dengan semangat, Feo membaca materi yang sengaja dirinya persiapkan kemarin malam untuk bimbingan hari ini.
"Udah sarap nih bocah," Bais yang sedari tadi sudah gatal ingin berkomentar akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Gal," panggil Haikal karena mulai merasa iba dengan apa yang Feo lakukan. Jika dibandingkan dengan ketiga temannya Haikalah yang masih memiliki hati. Saat penggemar Galen banyak yang memberikan hadiah untuk Galen, Haikal juga yang menerimanya. Galen ? Cowok berhati batu itu mana peduli.
Galen mendesis geram. Melirik Haikal sekilas lalu menatap ke arah Feo yang masih membaca materi dengan suara yang cukup keras.
Dengan paksa Galen langsung menutup buku yang Feo baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
Teen Fiction"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...