HARUS SEMANGAT GAES MALAKNYA. Assek aku double up wkwk.. Semangat komen...
Permisi, Kang Cilok dan Permaisuri mau makan sahur dulu gaesss.. Oh Iya, sahur terakhir harus romantis pokoknya.. haha ngaco banget aku.
Percayalah, siapapun yang berani menyakitimu, ada aku yang akan menjagamu. Maka dari itu aku menyuruhmu berjalan lebih dulu. Kamu bisa menjaga diri dengan keadaan di depanmu, namun tidak dibelakangmu. Tenang, aku akan berjalan di belakang untuk memastikan dirimu aman.
***
Brakkkk...
"ANJING," teriak Galen langsung menghajar wajah Ega dengan brutal. Keadaan Feo kali ini benar-benar kacau. Gadis itu dalam keadaan tak sadarkan diri dengan pakaian seragamnya yang tidak berbentuk lagi. Galen membabi buta. Cowok itu tidak main-main melampiaskan aramahnya. Argo dan Haikal sontak menahan tubuh Galen. Bais juga ikut menahan Ega agar cowok itu tidak kabur.
"Cukup Gal, lo bisa bunuh dia," ucap Argo memperingati.
"Lepasin gue!" dengan napas terengah-engah, Galen berusaha melepaskan diri. "Bajingan lo Ga," ucap Galen masih dengan emosi yang belum reda.
Ega diam saja. Wajahnya sudah babak belur karena serangan Galen. Bukan nyeri lagi rasanya, kepalanya pun terasa sangat sakit saat digerakkan. Galen memang gila.
Galen lantas menatap ke arah Feo. Mata gadis itu terpejam dengan tenangnya seakan dia tidak melakukan kesalahan apapun. Galen langsung melepaskan kemeja seragamnya untuk menutupi tubuh Feo yang terekpos. Sialan Ega. Galen akan memberi cowok itu pelajaran. Diangkatnya tubuh Feo, dan dibawanya keluar dari tempat laknat itu. Feo memang hebat membuat Galen sefrustasi ini.
"Lo bodoh banget sih jadi cewek," ujar Galen bermonolog sendiri. Saat ini, Bais sedang menyetir mobil Galen menuju rumah Feo. Argo duduk di samping Bais sedangkan Haikal duduk seorang diri di belakang. Dan Galen berada bersama Feo di tengah.
"Perumahan Cempaka belok kanan ya Ar?" tanya Bais ke arah Argo. Argo menghiyakan pertanyaan Bais barusan. Alasan dia enggan bertanya dengan Galen karena cowok itu sekaang sedang mengkhawatirkan keadaan Feo. Masih ingat bukan, kalau Galen pernah bercerita kepada mereka saat mengantar Feo pertama kali?
"Yang mana rumahnya Gal?" mau tidak mau, Bais akhirnya bertanya langsung dengan Galen.
"Yang paling ujung, pager warna putih," ucap Galen tanpa melepaskan pandangannya dari Feo. Di belakang, Haikal mirip sekali seperti seekor nyamuk. Sejak tadi dia terus memperhatikan perlakuan Galen terhadap Feo. Bucin akut emang si Galen.
"Ketahuan majikannya mampus gak nih?" tanya Argo tak yakin.
"Lo pada temenin gue masuk," putus Galen akhirnya. Persetan dengan janjinya dengan Feo dulu. Kalaupun mereka tau siapa Feo yang sebenarnya, toh Galen bisa meminta mereka untuk merahasiakan.
"Gue takut majikannya galak Gal," ucap Bais ngeri. Bais itu emang mental tempe. Nyalinya aja gede waktu nyinyirin orang. Baru dihadapin kayak gini aja udah ciut.
"Galak banget," jawab Galen seraya mengangkat tubuh Feo keluar dari mobil. Lagian, alasan Galen membawa mereka masuk untuk melepaskan diri dari pertanyaan Bi Shelli nanti.
Tok tok tok dengan perintah Galen, Haikal mengetuk pintu rumah Feo. Tidak perlu menunggu lama, Bi Shelli keluar dengan ekspresi kaget.
"Ya Allah, Non Feo kenapa Belopved?" tanya Bi Shelli panik. Belum lagi ekspresi kaget Haikal, Bais, dan Argo saat Bi Shelli menyebut Feo dengan sebutan Non.
"Panjang ceritanya Neng, dimana kamar Feo?" tanya Galen cepat. Bi Shelli sontak menunjukkan kamar Feo dari bawah. Kamar Feo terhubung langsung dengan tangga. Jadi, kamar berpintu putih itu bisa kelihatan dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
Teen Fiction"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...