MALEM SEMUAAAA.. Kang Cilok numpang lewat sambil naik kereta kuda. PART PALING NGESELIN YANG SUKSES BIKIN AKU NGGAK BISA TIDUR, oke aku sungguh benci part iniiiii... nggak rela akuuu T_T, MANTAN AKU NEMBAK CEWEK LAIN DONG...
Ada hati yang menunggumu berkata "iya" tatkala diri ini mengucapkan sebuah pertanyaan paling sakral dalam hidup. Kamu mau jadi pacar aku?
***
Sepulang sekolah, untuk pertama kalinya Galen mau mengantar Feo pulang, walaupun dia sudah memiliki janji berlatih bersama teman-temannya di basecamp.Arah basecamp dengan rumah Feo berlawanan. Entah kenapa, untuk berpisah dengan gadis itu sebentar saja, hidup Galen seperti ada yang kurang.
"Tadi katanya kamu mau latihan Gal?" singgung Feo saat mereka sedang berada dalam perjalanan.
"Iya," jawab Galen ala kadarnya.
"Tapi kenapa kamu malah nganterin aku pulang? Aku kan bisa pulang sendiri,"
"Pengen aja, lagian mereka juga mau nunggu," jawab Galen tanpa mengalihkan tatapannya.
"Padahal acaranya udah mau deket loh Gal, kamu nggak serius banget sih?"
"Serius kok, sama lo aja gue serius," balas Galen ngaco. Feo tersenyum tipis mendengarnya. Apa yang Galen bilang itu benar? Dia serius sama Feo? Lantas hubungan mereka saat ini apa?
"Gal, kamu bilang apa tadi?"
"Yang mana? Gue ngomong banyak tadi," jawab Galen kelewat cuek. Galen sangat paham apa yang Feo maksud. Dirinya rasa sekarang bukan waktu yang pas untuk membicarakan hal itu.
"Yang barusan kamu bilang, kamu serius sama aku,"
"Oh yang itu," sial, kenapa Galen malah jadi grogi begini. Lagian ini pertama kalinya cowok itu akan menyatakan perasaannya secara langsung.
"Iya Gal, kamu muter-muter terus dari tadi. Jadi gimana?"
"Gimana apanya?" jantung Galen seketika berdetak dua kali lebih cepat. Kenapa Feo malah sesantai ini sih? Harusnya kan yang gugup Feo bukan dirinya.
"Ya hubungan kita, kamu ngerti nggak sih Gal?" kesal Feo emosi. Harusnya kan Galen langsung peka dengan bilang, "Yaudah, kamu mau nggak jadi pacar aku?" gitu kan simpel. Biar Feo tidak terus-terusan iri dengan Ayana.
"Ngerti," balas Galen semakin menguji kesabaran Feo.
"Terus?" tuntut Feo tak sabaran.
"Terus gimana?" balas Galen malah balik bertanya. Feo seketika langsung menatap tajam ke arah Galen. Bodo amat dengan hubungan mereka. Feo sungguh kesal menghadapi pembicaraan tidak ada ujung seperti ini. Terus gimana? Gitu masih nanya lagi? Galen sepertinya memang sengaja membuat Feo kesal.
Mereka akhirnya memilih saling diam. Feo sibuk dengan rasa kesalnya sedangkan Galen sibuk dengan pemikirannya. Pada akhirnya, apa yang Feo harapkan tidak terwujud hingga mobil Galen sudah berhenti sempurna di depan rumah Feo.
"Udah nyampe," ujar Galen lembut.
"Udah tau," balas Feo sewot.
"Yaudah turun," ujar Galen semakin membuat Feo merasa kesal.
"Iya ini mau turun," ujar Feo galak seraya membuka pintu mobil Galen. Sebelum gadis itu benar-benar turun, Galen malah menahan lengannya.
"Kenapa?" tanya Feo dengan nada angkuh.
"Tanyain sama orang tua kamu, anaknya boleh diseriusin nggak?"
***
"Jadi kita tampilnya malem sekitar jam setengah 8 lah," ujar Haikal setelah mendapat kabar dari Ratna.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
Roman pour Adolescents"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...