HUAAAA NANGIS DULU.. ELAP INGUS.. YA AMPUNN DEMI APA YA BANYAK BANGET KEMARIN YANG KOMEN.. TERHUAAARU BUANGET AKUU.. Aku tuh nggak bisa diginiin haha. Yaudah langsung update..
Kang cilok dan permaisuri mau makan, eh lupa ternyata puasa wkwk
Apa diri ini sanggup kehilangan? Ketika hati ini tidak pernah mengenal cinta, lalu dia hadir dengan harapan . Masihkan dirimu tega mengajukan pertanyaan serupa?
***
"Fe, ambisi boleh tapi jangan nyiksa diri lo gini," ucap Galen dengan tiba-tiba.
Feo tersenyum tipis mendengar ucapan Galen. "Kamu beneran nggak salah makan kan Gal?" lagi-lagi, Feo mengulang pertanyaan yang sama. Yang disebelahnya ini seperti bukan Galen. Galen yang Feo kenal, tidak seperti ini.
"Jangan ngalihin pembicaraan," tandas Galen tajam.
"Maaf Gal," timpal Feo cepat.
"Kamu udah makan?" sialan, lagi-lagi Galen menggunakan kata menjijikkan itu.
"Hah?" kenapa Feo harus cengoh gini sih? "Kamu tadi ngomong apa Gal?"
"Lo udah makan?" ulang Galen mengganti kata kamu menjadi lo.
"Belum," jawab Feo pelan hampir tidak terdengar. Galen terlihat menggeram. Dengan satu tarikan, Galen langsung membawa Feo beranjak dari duduknya. "Temenin gue makan!"
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 1 jam yang lalu. Namun, tanda-tanda kemunculan Galen belum juga terlihat sampai sekarang. Nomer cowok itu juga tidak bisa dihubungi. Kemana Galen sebenarnya? Keberadaan parkiran sekarang sudah sepi bagai kuburan. Hanya ada beberapa mobil saja yang masih terparkir.
"Hebat, hebat. Sampai kapan lo mau jual diri, cewek miskin?" kedatangan Berta dari balik punggungnya benar-benar mengejutkan Feo. Cewek itu tidak sendiri. Ada antek-antek di samping Berta. Jika dihitung, mereka semua berjumlah 4 orang termasuk dengan Berta.
"Gue perhatiin, makin deket ya lo sama Galen," cibirnya lagi seraya mendekat ke arah Feo.
"Emang kenapa? Pengen ya lo?" tantang Feo tanpa rasa takut sedikit pun.
"Berani juga ya lo," ucap Berta dengan nada meremehkan. "Kalau gue bunuh lo sekarang, apa lo masih berani nantangin gue?"
Feo langsung tertawa terbahak. Di dalam dirinya, Feo berusaha memunculkan jiwa emosinya. "Kalian nggak ada tandingannya sama gue,"
"Pegangin dia!" perintah Berta membuat ketiga temannya langsung mengepung tubuh Feo dan menahan pergerakan gadis itu dengan mencengkram lengannya erat.
"SIALAN, LEPASIN GUE!" teriak Feo berusaha keras untuk melepaskan diri. Berta lantas menarik kerah seragam Feo.
"Lo yang nggak ada tandingannya sama gue Fe," ucap Berta penuh penekanan.
"Gue udah peringatin lo beberapa kali. Tapi kenyataannya, susah ya ngomong sama cewek murahan kayak lo," imbuh Berta lagi. "Oh iya, kira-kira berapa sih harga tubuh lo ini?"
"Heh, jaga mulut lo ya!" sentak Feo tak terima.
"Kenapa? Malu? Semua orang juga udah tau kali, Feo murid kesayangan guru ternyata adalah cewek paling murahan," hina Berta tersenyum puas.
"BACOT LO, LEPASIN GUE!" teriak Feo dengan mata yang berkilat marah.
Plakkk dengan kejam Berta menampar pipi Feo hingga meninggalkan bekas kemerahan. "Gue punya tempat terbaik yang cocok buat cewek seperti lo. Dan pastinya, tempat lo seharusnya bukan disini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
Teen Fiction"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...