[52] Yang terdalam

3.8K 174 72
                                    

Yuhu Sabtu :' We meet again huh? 

Sebut satu kata yang mewakili perasaanmu hari ini.. 

Kang Cilok merindukan permaisuri. Apa kalian juga?

Jangan lupa tekan vote dan komen sebanyak mungkin ya.. Aku tunggu notifikasi dari kalian.. Dan ajak teman terdekatmu buat bertemu dengan aku, wkwk. 

Sebab resah dan berpisah bukan caraku keluar dari masalah.

***

Sudah setengah jam lebih mereka berdebat dengan ukuran seragam yang akan Feo pakai. Saat ini mereka sedang berada di butik yang menjual seragam Neptunus High School. Galen terus menolak sedangkan Feo terus memaksa.

"Aku mau yang ini Gal," tekan Feo hampir kehilangan kesabarannya. Galen langsung mengambil seragam itu dari tangan Feo.

"Ganti yang lebih besar Mbak," ujar Galen tanpa rasa bersalah sedikitpun. Feo sungguh dibuat geram dengan tingkah Galen saat ini.

"Kamu kayak anak kecil tau nggak? Nyebelin," sentak Feo dengan kilatan matanya yang marah.

Galen malah terkekeh dengan perkataan Feonya barusan. Dia bangga melakukan ini, Bung.

Karyawati yang tadi, kembali lagi dengan seragam yang ukurannya lebih besar. Feo menatap ke arah seragam itu dengan malas. Bahkan seragam lamanya tidak sebesar itu hei. Apa Galen sedang bercanda?

"Kamu aja yang pake," sengit Feo saat Galen memberinya seragam itu.

"Jadi nggak mau?" tanya Galen sembari menaikkan sebelah alisnya. Kali ini, Feo tidak akan tergoda semudah itu. Lihat saja.

"Nggak!"

"Oke. Yang ini nggak jadi Mbak, saya ambil yang tadi," ujar Galen kembali membuat Feo tercengang dengan sempurna.

"Maksud kamu apa sih Gal?" Feo benar-benar tak habis pikir dengan apa yang Galen lakukan. Galen malah berjalan melalui Feo seolah tidak mendengar suara gadis itu sama sekali.

"Mau sepatu yang mana?" tanya balik Galen berusaha mengalihkan topik diantara mereka. Feo menghampiri cowok itu. Sepatu putih di tangan Galen benar-benar menakjubkan. Enggak, harga sepatu itu seharga uang saku Feo 3 bulan. Mana mungkin dia memakai sepatu itu.

"Bagus nggak?" tanya Galen meminta pendapat seraya memperlihatkan sepatu di tangannya.

"Enggak," jawab Feo cepat.

"Kenapa?"

"Mahal Gal, banyak sepatu yang lebih murah dari ini. Aku bakal lama ganti uang kamu kalau aku beli yang ini," tolak Feo halus.

"Nggak usah diganti Fe, kamu ngerencanain apa lagi sih?" Galen meletakkan sepatu di tangannya dengan perasaan kesal.

"Aku nggak mungkin terus bergantung sama kamu Gal, aku harus cari kerja," ujar Feo berhasil membuat Galen emosi saat itu juga. Galen tau ini hidup Feo. Galen juga tau jika gadisnya punya pilihan sendiri. Namun Galen tidak bisa membiarkan Feo merasa terbebani dengan masalahnya saat ini.

"Fe.."

Feo langsung menyentuh lengan Galen dan menggeleng pelan. "Aku nggak bisa hidup kayak gini terus. Buat kali ini aja, jangan halangin aku, Oke?"

Galen memilih diam, semua yang terlintas di pikirannya menguap begitu saja entah kemana.

"Dan jangan halangin aku, buat terus bantuin kamu." Hanya itu yang mampu Galen ucapkan. Apa yang dia lakukan sekarang rasanya masih belum puas untuk bisa membuat gadisnya merasa bahagia.

"You are everything to me, Gal,"

"Because you are my reasons to be everything, Fe,"

Pipi Feo memerah. Dia malu mendengar kalimat yang dia dengar barusan. "Mau pilih sepatu yang mana?" bisik Galen tepat di telinga gadis itu.

***

Hai gaes, welcome back to our absurd channel....

"Lagi nonton apa?" kedatangan Galen yang masuk ke kamarnya cukup mengejutkan Feo. Aura cowok itu yang maskulin berhasil mengalihkan perhatian Feo beberapa saat.

"Kamu udah pulang?" Bukannya menjawab pertanyaan Galen barusan, Feo malah balik bertanya.

"Seperti yang kamu liat," jawab Galen seraya mengambil pakaian dari lemari.

"Tumben nggak sampe malem, biasanya juga kamu selalu pulang tengah malam kan Gal,"

"Argo ada janji sama Ayana, dan aku ada janji sama kamu," ujar Galen melirik sekilas ke arah Feo. Tanpa merasa bersalah telah membuat Feo bingung, Galen meminum lemon tea diatas meja dengan santai.

"Janji apa? Perasaan kita nggak ada janji." Feo berucap bingung sembari melanjutkan menonton video yang tadinya sempat terjeda. Galen mendekat dan duduk di samping gadis itu.

"Janji, bantu kamu cari kerja." Galen langsung merebut ponsel Feo dari pemiliknya. "Oh pantes gue dicuekkin, udah dapet Galen pengganti ternyata," cibir Galen berhasil membuat tawa Feo pecah seketika.

"Yang pake kaos item itu pacar aku. Keren ya dia main drummernya,"

"Biasa aja," komentar Galen seraya mengembalikan ponsel itu kepada Feo.

"Ngaco kamu Gal, kalau boleh tau kamu udah cinta musik dari kapan sih?"

"Dari kapan ya? Dari zaman purba mungkin. Kalau kamu aku tanya sejak kapan kamu suka masak, kamu bakal jawab apa?"

Feo tersenyum malu lantas berkata pelan. "Sejak zaman purba juga, biar sama kayak kamu,"

Galen tertawa kecil, "Sampe lupa sama kerjaan kamu kan. Gimana kalau kamu bikin kue aja, terus dijual online?"

"Emang boleh?" Mata Feo sontak berbinar antusias.

"Boleh banget dong sayang,"

"Ih Gal, jangan gitu.."

"Iya boleh Feolla, kamu boleh pinjem dapur aku buat masak kue sesuka kamu. Apa perlu aku buatin dapur pribadi buat kamu?"

"Nggak usah ini udah lebih dari cukup kok Gal. Ehm kalau sekarang boleh nggak aku masak kue lagi Gal? Kalau nggak boleh, besok juga nggak papa," harap Feo dengan nada pelan. Pasalnya tadi siang Gisel sudah mengacaukan dapur rumah mereka. Feo takut Galen trauma dengan kejadian tadi siang.

"Boleh, kamu bebas ngelakuin apapun yang kamu mau," ujar Galen yang berhasil memancarkan senyum lebar di wajah Feo.

Malam ini, Gisel sedang pergi ke rumah temannya untuk mengerjakan tugas. Alhasil tidak ada yang mengganggu momen diantara mereka. Feo membuat kuenya dengan sempurna ditambah Galen yang duduk di mini bar menunggu gadisnya menyelesaikan pekerjaannya.

Tiba-tiba saja Galen pergi mengambil gitar dari kamarnya. Selain jago bermain drum, cowok itu ternyata berbakat juga dalam bermain gitar.

"Mbak koki mau request lagu apa?" tanya Galen seraya memposisikan gitarnya.

"Lagu yang aku tonton tadi dong Gal, judulnya apa ya? Aku lupa ih,"

"Tak kan lelah... aku menanti. Tak kan hilang... cintaku ini. Hingga saat kau tak kembali kan ku kenang dihati saja..."

T B C

Hai kamu? apa kabar? udah lama ya kita nggak bersapa. Keluh kesahmu akan jadi masalahku sekarang. Apa yang buat kamu gundah teman? Ingat, kamu nggak sendiri.. ada aku, Kang Cilok dan permaisuri yang siap menemani.. 

Nggak tau kenapa, masalah yang datang akhir-akhir ini seperti nggak berjeda ya. Mereka bergantian datang disaat kita sudah lelah dan butuh rebah.. 

Tapi nyatanya, sesuatu hal indah selalu ada di ujung sana. Semangat ya! Kamu pasti bisa kok. Aku yakin kamu hebat.. 

Dari aku sang manusia halu

clarisacndr 

DIVISORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang