[44] You Hurt Me

1.9K 118 89
                                    

HOLLAAAAAA, CIE kita masih langgeng haha. Oh IYA, kira-kira, lebih enak slow up/ FAST UP?

Jangan lupa, ajak teman-teman kalian baca cerita ini yakk. Jangan lupa juga buat malak wkwk. WOI CLA BURUAN UP! 

Ya dia benar, bahwa kesalahan adalah hal yang wajar. Tetapi memaafkan tidaklah semudah yang dibayangkan namun selalu dibenarkan. 

***

Karena hari ini libur, dari jam 8 pagi tadi Feo sudah datang ke rumah Galen. Gisel bahkan menyambut kedatangan Feo dengan riang. Baru kali ini, Galen merasa was-was dengan kehadiran Feo di rumahnya. Tolong selamatkan nyawanya Tuhan.

"Kak Galen dari tadi mondar-mandir mulu ih Kak," adu Gisel ke arah Feo, karena Galen sungguh mengganggu kegiatan masak mereka berdua.

"Biarin aja, entar dia juga capek sendiri," jawab Feo dengan tawa kecilnya.

Gisel pun sempat menatap ke arah Galen yang masuk ke area dapur lagi. Namun tatapan itu malah dibalas dengan mata setajam elang yang siap membunuhnya kapan saja. Melalui matanya, Galen seolah memberi peringatan keras untuk Gisel.

"Kak Galen pelototin aku Kak," adu Gisel pelan, membuat Feo langsung menghampiri Galen detik itu juga.

"Kamu ngapain sih Gal? Ke dapur mulu dari tadi," omel Feo dibalas cengiran lebar ala Galen.

"Nyari minum Fe, kamu nggak seneng aku disini? Yaudah aku pergi aja,"

"Bukan gitu Gal, kamu gangguin Gisel tau nggak? Dia jadi nggak konsen masaknya,"

"Oke, aku nggak bakal ke dapur lagi. Kalau aku sampai dehidrasi kronis, itu salah kamu," balas Galen dengan senyum penuh kemenangan.

"Aku ambilin minum, kalau perlu segalon-galonnya biar kamu nggak dehidrasi kronis," putus Feo akhirnya dengan tatapan kesal.

"Segalon mana cukup," goda Galen berhasil membuat wajah Feo semakin kesal.

"Gallll," rengek Feo memakai jurus andalannya.

"Iya, aku nggak bakal ganggu lagi," ujar Galen pasrah seraya melangkah pergi. Galen tidak marah Feo memakai jurus andalannya. Yang paling penting baginya Galen masih bisa menyanggupi permintaan gadis itu.

Dia tidak mau melewati ujian ini sendirian. Maka dari itu, dengan otak liciknya Galen menghubungi nomer teman-temannya.

"Tumben lo nelpon Gal," ucap Argo dari seberang sana.

"Dateng ke rumah gue, ada pesta kecil-kecilan," alibi Galen tersenyum licik.

"Gue mau jalan sama Ayana, nggak bisa Gal," tolak Argo langsung.

"Lo lebih mentingin pacar timbang temen lo sendiri? Jangan nyari gue kalau nama lo udah gue coret dari TNB," ujar Galen berusaha keras untuk menahan tawanya.

"Iya gue ke rumah lo sekarang. Puas?" decak Argo kesal.

"Kabarin Haikal sama Bais juga,"

"Hmmm,"

"Gue tunggu!"

***

Dengan bangga, Feo dan Gisel menghidangkan masakan buatan mereka di meja makan. Galen tersenyum puas melihat ekspresi kaget teman-temannya. Masakannya tidak buruk, tampilannya dibuat secantik mungkin. Hanya saja, perpaduannya bisa buat geleng-geleng kepala.

"Apaan nih Gal?" bisik Bais ngeri melihat makanan di depannya.

"Udah makan aja. Bilang nggak enak, gue bunuh lo," ancam Galen berhasil membuat Bais meneguk salivanya.

DIVISORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang