MINAL AIDIN WAL FAIZIN
Kang Cilok dan Permaisuri mengucapkan MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YAKK. Cla pribadi juga minta maaf sebesar-besarnya kalau ada hal yang kurang berkenan di hati kalian..
SIAP RAMEIN KOMEN LAGI?
"Bilang Fe!" ucap Galen tak sabaran.
"Berta," jawab Feo dengan nada membingungkan.
Galen sontak menoleh. "Maksudnya?" tanyanya dengan kening berkerut.
"Berta yang bawa aku pergi kemarin Gal," ucap Feo kelewat cepat. Gadis itu terus meyakinkan dirinya bahwa dia telah melakukan hal benar. Meskipun Berta adalah teman Galen, Feo tidak bisa menutupi hal itu.
Lagian Galen malah diam saja. Mungkin cowok itu masih terkejut dengan ucapan Feo barusan. Feo tidak mau menyinggungnya lagi. Maka dari itu dia juga memilih diam. Keduanya terlarut dalam pikiran mereka masing-masing. Tidak ada yang berniat memecah obrolan.
Galen berdehem untuk menghilangkan amarahnya yang tiba-tiba muncul. Cowok itu melirik ke arah Feo dari ujung matanya. Sialan, diamnya Feo kenapa bisa membuat Galen khawatir lagi.
"Lo nggak papa kan?" akhirnya suara Galenlah yang memecah keheningan diantara mereka.
Feo menggeleng lemah lalu tersenyum tipis ke arah Galen. Gadis itu kemudian menghela napasnya berat. Bagaiman jika hubungan Galen dan Berta jadi hancur karenanya?
"Jangan mikir yang aneh-aneh," seolah bisa menebak pikiran Feo, Galen berkata demikian.
"Galen jangan marahin Berta ya," pinta Feo tiba-tiba. Sebelumnya Feo berhati batu. Siapapun yang mengusik hidupnya, akan dia balas lebih parah. Namun semenjak ada nama Galen di dalam hatinya, Feo tidak bisa menghancurkan cowok itu dengan perlahan. Bagaimana pun juga, Berta satu-satunya perempuan yang Galen percaya.
"Nggak bisa," tolak Galen langsung.
"Kenapa?" tanya Feo dengan raut wajah terkejut.
"Karena dia udah nyakitin salah satu perempuan paling berharga di hidup gue Fe,"
Jangan tanya lagi bagaimana perasaan Feo saat itu.
***
Dengan kasar, Galen mendorong Berta hingga tubuh cewek itu menabrak dinding. Tatapan mata Galen berkilat marah, seolah cowok itu akan membunuhnya detik ini juga.
"Gue kecewa sama lo Ta," ucap Galen penuh penekanan.
"Gal, gu-gue cu-cuman bercanda," balas Berta dengan napas tercekat. Berta tidak pernah menyangka kalau Galen akan menemukan Feo secepat itu.
"BERCANDA LO BILANG?" sengak Galen dengan tatapan tak percaya. "Gila lo?"
"Feo nggak pantes buat lo Gal, dia cuman mau morotin lo doang,"
Galen malah tertawa mendengar ucapan Berta barusan. Tawa dalam artian yang menakutkan. "Nggak usah sok tau," tandas Galen sarkas.
"Percaya sama gue Gal, dia sebenernya bukan cewek baik-baik. Dia itu jalang," bantah Berta tak mau kalah.
"Sialan. Lo ngatain dia apa barusan?" dengan satu gerakan, Galen langsung mencengkram kedua bahu Berta. Berta sampai menunduk ketakutan karena perlakuan Galen barusan.
"Gal.." lidah Berta terasa kelu. Galen di hadapannya kali ini seperti bukan Galen yang dia kenal. Napas cowok itu memburu seolah dirinya sedang menahan amarahnya yang bisa meledak kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
Fiksi Remaja"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...