Kang Cilok mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa..
Selamat Membaca
Adamu adalah halu, dekatmu adalah jauh. Sesulit itu untuk aku menjangkaumu
***
Kesabaran Galen benar-benar diuji disaat Feo dengan sengaja malah memblokir nomernya. Galen langsung mencari keberadaan Gisel untuk meminjam ponsel adiknya itu. Katakanlah Galen nekat. Namun, Feo juga keterlaluan. Berani-beraninya gadis itu malah memblokir nomernya.
"Pinjem bentar doang," ucap Galen berusaha meyakinkan Gisel. Jelas saja Gisel khawatir. Galen itu tidak mudah di tebak. Kalau saja Galen malah membuka privasinya bagaimana?
"Buat nelpon temen Kakak, nggak usah tegang gitu mukanya," cibir Galen sedikit menenangkan perasaan Gisel.
Setelah panggilan ketiga, akhirnya Feo mengangkat panggilan Galen.
"Lo sebenernya siapa sih? Ganggu orang mau istirahat aja," kesal Feo dari seberang sana.
"Berani juga ya lo nantangin gue," decak Galen. Suara Galen benar-benar mudah Feo kenali. Dari seberang sana, Feo sampai membeku dibuatnya. Terkejut, karena seorang Galen menelponnya malam-malam begini.
"Ga- Galen, maaf aku kira tadi siapa," nada suara Feo langsung berubah 180 derajat.
Galen mendengus kesal. "Lo blokir nomer gue kan? Buka! Gue bakal telpon lo lagi pakai nomer gue,"
"Iya," mendengar jawaban Feo, Galen langsung menutup panggilannya begitu saja.
"Nih Kakak balikin, besok-besok kakak mau cek hp kamu. Mencurigakan banget isinya," tandas Galen menakutkan. Galen memang tipikal kakak over protektive. Inilah cara Galen untuk menjaga Gisel.
Cewek Sarap
Gantian lo yg nlpn.
Kenapa?
Pulsa kamu habis ya?
Enak saja Feo menuduh pulsanya habis. Dengan kesal akhirnya Galen yang menelpon Feo. Tidak menunggu lama seperti tadi, Feo langsung mengangkat panggilan Galen. Mengobrol lewat telpon begini, ternyata canggung juga rasanya.
"Kamu jam segini nggak tidur Gal?" tanya Feo berusaha memecah keheningan di antara mereka berdua. Soalnya baru kali ini mereka telponan seperti sekarang.
"Lo harusnya bilang sama gue kalau lo nggak bakal dateng," omel Galen mengabaikan pertanyaan Feo barusan.
"Maaf ya Galen, lagian Artha ngabarinnya mendadak banget,"
"Hmm," dehem Galen malas. Semangatnya tiba-tiba hilang begitu saja mengetahui ada cowok lain yang berada di dekat Feo.
"Kamu nggak mau tidur? Aku takut ganggu waktu tidur kamu," kode Feo berharap Galen bisa menangkap maksudnya dengan jelas.
"Nggak, kenapa? Lo mau tidur?" Galen langsung merubah posisinya menjadi berbaring. Galen tak habis pikir kenapa dirinya merasa senang saat mereka saling terhubung via telpon seperti ini.
"Enggak kok," alibi Feo namun berhasil menerbitkan senyum tipis di wajah Galen. "Oh iya Gal, semangatin aku dong. Hari Selasa aku lomba. Siapa tau gara-gara kamu semangatin aku, lombanya jadi menang," canda Feo walaupun sebenarnya dia juga berharap Galen akan melakukan permintaannya.
"Males," balas Galen berusaha menahan tawanya. Galen bisa membayangkan wajah kecewa Feo. Gadis itu pasti sedang memberengut kesal. Feo memilih diam. Malu juga dengan penolakan Galen barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
Teen Fiction"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...