[24] KEPERGIAN FEO

2.9K 152 83
                                    

Berani malak nggak BUAT UPDATE CEPET?Ayo bar-bar rame-rame. Kang Cilok suka yang bar-bar wkwk.

Aku benci kita yang semakin dekat. Tapi kenapa hati ini tidak rela dirimu pergi  disaat kita hampir merekat?

***

"Lo bener-bener ya," ucap Feo geram seraya melayangkan tangannya. Namun, tangannya terambang di udara karena Galen langsung mencekalnya. Kedatangan cowok itu benar-benar mengejutkan Feo.

Feo menatap ke arah mata Galen. Tatapan tajam nan menusuk itu seakan memberi sebuah peringatan yang tersirat. Berta bahkan sampai tersenyum puas melihat Galen membelanya. Bagaimanapun juga, Berta sahabat Galen. Mana mungkin Galen akan membela Feo yang notabennya bukan siapa-siapa Galen.

"Lo mau ngapain?" desis Galen seraya terus menatap ke arah Feo tanpa berniat mengalihkan pandangannya.

Dengan susah payah, Feo melepaskan pergelangan tangannya dari cengkraman Galen. Cowok itu tidak pernah main-main saat mencengkram pergelangan Feo tadi. Bahkan bekasnya sampai meninggalkan ruam merah yang terasa nyeri. Jika ditanya Galen bisa tau dari mana, jawabannya adalah ulah Bona dan Boni. Mereka sudah menyebar berita Berta yang melabrak Feo di kelas XI Mipa 2. Tanpa sengaja, saat di kantin Galen mendengar itu. Akhirnya Galen memutuskan untuk menemui mereka.

Ngomong-ngomong soal Berta bisa tau dari mana soal Feo yang berada di rumah Galen pagi-pagi, tanpa dijelaskan kalian sudah bisa menebaknya. Benar, Gisellah yang memberi tau Berta.

Feo memejamkan matanya erat. Jangan sampai dirinya yang lain muncul hingga membuat kekacauan. Semua orang tengah menatap ke arahnya dengan tatapan mengintimidasi. "Takut lo ada Galen disini?" cibir Berta remeh. Mata Feo masih terpejam. Napasnya mulai tak teratur. Sabar Fe, jangan sampai lo buat semua orang takut.

Setelah merasa lebih tenang, Feo menatap ke arah Galen. Saat ini ternyata Galen masih menatap ke arahnya. Tatapan cowok itu tidak setajam lagi. Namun kenapa Galen malah terlihat khawatir dengannya? Sial.

"Lo bilang apa? Gue takut ada Galen disini? Enggak dong. Malahan gue bisa ngadu sama Galen. Sekarang kan gue pacarnya Galen," ucap Feo sedikit berbisik ke arah Berta saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

Berta mendesis geram. "Gal, untung aja lo dateng. Kalau enggak, bisa-bisa nih cewek mukul wajah gue," ucap Berta kembali menyinggung permasalahan tadi.

Tatapan Galen kembali berubah tajam. Feo menghela napas berat. "Kamu lebih percaya sama dia Gal? Nggak percaya sama aku? Sebelum kamu dateng, Berta narik rambut aku sampai akar-akarnya. Bukan itu aja. Dia hina aku. Berta bilang aku cewek miskin Gal. Aku nggak pantes deket sama kamu. Kalau kamu enggak percaya, kamu bisa nanya sama Ayan. Dia liat semuanya kok. Oh iya, Berta juga hina keluarga aku kalau keluarga aku nggak bisa beli cermin. Padahal kan kamu tau sendiri ya rumah aku ada cerminnya," adu Feo dengan lirih seolah mendramatisir keadaan. Kali ini Feo sendiri juga merasa jijik dengan ucapannya barusan. Lagian, Berta yang mancing jadi Feo balas dong. Belum juga kena pukul, lebay banget tuh cewek.

"Ta, lo balik ke kelas lo sana," perintah Galen tegas membuat senyum Feo langsung mengembang. Barusan Galen membelanya kan?

Berta sempat menatap kecewa ke arah Galen sebelum memutuskan pergi. Namun lihat saja, Berta tidak semudah itu menyerah. Dia akan memberi Feo pelajaran karena berani-beraninya mendekati Galen.

"Gue nggak percaya sama ucapan lo tadi," ucapan Galen yang tiba-tiba, berhasil menghilangkan senyum Feo yang mengembang. "Gue nggak pernah masuk rumah lo. Mana mungkin gue tau rumah lo ada cerminnya atau enggak," bisik Galen tepat di telinga gadis itu lalu langsung melengos pergi begitu saja. Apa ucapan Galen barusan semacam kode?

DIVISORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang