[42] When I see your smile

1.8K 118 137
                                    

Kang Cilok hampir tenggelam bagai butiran debu. Untung aja, udah borong pelampung. Bisa berenang-renang sampai ke hulu.

Jam berapa kalian baca part ini? Aku sih nunggu Galen dulu, biar bisa baca bareng :v

Hidup itu emang berat. Kadang pengen berhenti, lalu memilih pergi. Ingatlah, dirimu itu berguna. Tuhan mana mungkin menciptakan manusia dengan sia-sia.

***

Sepulang sekolah, seperti rencana keduanya, mereka pergi ke salah satu mall di ibu kota. "Kamu mau beli apa?" tanya Galen namun diabaikan oleh Feo. Cowok itu pun lantas menyentuh bahu Feo pelan, "Fe," panggilnya dengan lembut.

"Eh, kenapa Gal?"

"Kamu mau beli yang mana?" ulang Galen sabar.

"Gisel suka apa?" tanya Feo balik seraya mendekat ke arah etalase.

"Apa aja dia suka," jawab Galen mengikuti langkah Feo dari belakang.

"Panci?" usul Feo dijawab gelengan oleh Galen.

"Dia nggak bisa masak Fe," kekeh Galen seraya mencubit hidung gadis itu pelan.

"Buku resep? Biar dia bisa masak," usul Feo lagi-lagi mendapat penolakan dari Galen.

"Gisel nggak suka masak,"

"Terus apa dong Gal? Kata kamu, Gisel suka apa aja. Kamu bohongin aku ya?" semprot Feo kesal. Galen sampai tertegun mendengarnya. Lagi-lagi Feo menyalahkan dirinya. Astaga, oke ini salahnya.

"Gisel suka makan kue, gimana kalau kita beli kue aja?" saran Galen berusaha mencari jalan keluar.

"Gimana kalau aku yang bikin kuenya?" tawar Feo antusias.

"Jangan," tolak Galen cepat. Dia tentu saja masih trauma dengan kue kulit kacang buatan Feo. Namun sialnya, saat itu juga tatapan Feo langsung berubah sedih. Galen salah lagi pemirsa.

"Kamu kok gitu sih Gal," lirih Feo dengan wajah pura-pura melas.

"Aku nggak mau kamu capek, kita beli aja ya?" bujuk Galen berharap usahanya berhasil.

"Enggak capek kok, aku malah seneng bikin kue buat Gisel," bantah Feo dengan tatapan mata berbinar. "Kita ke supermarket yuk Gal, beli bahan-bahannya,"

Galen hanya bisa mengangguk pasrah. Pada akhirnya, Galen lagi-lagi gagal merubah keputusan gadis itu. Feo memang terbaik jika mendapat nominasi gadis paling keras kepala sedunia.

"Kira-kira Gisel suka rasa apa ya Gal?"

"Dia suka coklat," jawab Galen was-was.

"Oh aku punya ide. Gimana kalau, kue tart rasa coklat ikan tuna?" usul Feo berhasil membuat Galen kaget bukan main.

"Sekalian aja bikin kue tart rasa cumi-cumi," pancing Galen frustasi.

"Wah boleh juga tuh Gal," ucap Feo hampir melangkah ke arah fresh fish counter jika Galen tidak menahannya dengan cepat.

"Gisel nggak bakal suka," ujar Galen penuh penekanan. "Kamu buat aja kue tart rasa coklat, nggak usah yang aneh-aneh,"

Mendengar nada tegas Galen, Feo hanya mampu menyengir lebar. "Iya Sayang, aku cuman bercanda," kekeh Feo terdengar puas.

Senyum Galen pun langsung terbit mendengar ucapan gadisnya. "Nah senyum gini dong, cantik. Cemberut mulu dari tadi," ucap Galen tiba-tiba mampu mendiamkan Feo detik itu juga.

DIVISORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang