Halloooo Kang Cilok comeback, 400 KOMEN LANGSUNG UPDATE, BERANI?AKU BAKAL TUNGGUIN WKWK, SEMANGAT....
Happy reading Kang Cilokyers
Teruntuk kamu sang pengulur hati, jangan sampai membuat diri ini, memutuskan untuk berhenti.
***
"Gal, sekarang sikap kamu ke aku agak beda. Apa gara-gara kamu tau kalau aku bukan cewek miskin?" tanya Feo berubah serius.
Galen menghela napas. "Beda gimana? Nggak usah geer," cibir Galen sinis. Terkadang sikap kasar cowok itu masih muncul. Namun sikap Galen dengan Feo tidak sedingin dulu.
"Kamu, jadi lebih lembut," ujar Feo membuat Galen menatap kearahnya tak percaya. Lembut dia bilang? Penghinaan macam apa itu?
"Pulang sana," usir Galen dengan raut wajah datar. Feo menggeleng gadis itu masih ingin disini.
"Bentar lagi ya Gal?" tawar Feo dijawab dengusan lelah oleh Galen.
"Nggak. Sana pulang!" desak Galen sambil menarik pergelangan tangan Feo hingga gadis itu merosot dari duduknya.
"Anterin aku dong Gal," pinta Feo menahan pergerakan tubuhnya.
"Lo punya uang kan? Nggak usah bohongin gue lagi kalau lo bakal pulang jalan kaki," tolak Galen mentah-mentah. Setelah tau siapa Feo yang sebenarnya, nyatanya Galen masih memandang Feo sama. Saat itu juga, dering ponsel Feo berbunyi menandakan ada yang menelpon dirinya di seberang sana. Nomer asing muncul dari layar ponsel Feo. Feo sontak mengangkat panggilannya.
"Hallo," ucap Feo ragu.
"Hai Fe, masih inget suara gue nggak?"
"Ini siapa?" tanya Feo seraya melirik ke arah Galen yang kini sedang menatap ke arahnya.
"Ega. Lo nggak lupa kan?"
"Oh Ega, iya gue inget kok," jawab Feo sambil tersenyum membuat Galen meradang di tempatnya. Cowok itu langsung merebut ponsel Feo dengan paksa dan diputusnya panggilan Ega secara sepihak.
"Ih Gal, kok diambil?" tanya Feo kesal. Setelah Galen tau kebenaran dirinya, apa mungkin cowok itu masih menuduh Feo memanfaatkan Ega?
"Nggak usah terima telpon dari dia lagi," peringat Galen tajam penuh penekanan.
"Kenapa? Kan kamu tau sendiri aku nggak punya niatan manfaatin Ega. Kita temenan Gal, lagian Ega juga baik ke aku, nggak kayak kamu," ujar Feo pelan di akhir kalimatnya.
"Lo bilang apa barusan?" tanya Galen memastikan dirinya tidak salah dengar. Berani-beraninya gadis itu membandingkan dirinya dengan Ega.
"Aku bilang, Ega baik nggak kayak kamu," tantang Feo mengeraskan volume suaranya.
Galen berdecak kesal. Cowok itu sampai mengalihkan tatapannya saking kesalnya.
"Dia nggak sebaik yang lo kira," ucap Galen setelah beberapa detik hanya diam saja.
"Aku tau. Emang di dunia ini, nggak ada yang bener-bener baik. Tapi kamu juga harus tau. Walaupun menurut kamu Ega itu jahat, yang paling penting Ega nggak pernah jahat sama aku," balas Feo tidak mau kalah. "Balikkin ponsel aku! Aku mau pulang,"
Galen tidak bergeming. Cowok itu menatap ke arah Feo lekat. Cukup lama, sampai Feo berusaha mengambil ponselnya sendiri. Namun dengan sigap, Galen mengangkat ponsel Feo setinggi mungkin sampai gadis itu tidak bisa menggapainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVISOR
Fiksi Remaja"LEPASIN!" "Nggak akan! Apa yang udah jadi milik gue, nggak akan pernah gue lepas Fe." Galen menjawab dengan penuh penekanan. "Ayo pulang!" Wajah Galen mendekat dengan tatapannya yang menakutkan. Napasnya naik turun seolah sedangmeredam emosi yang...