[17] NGGAK USAH MODUS

2.6K 162 144
                                    

Mau curcol dikit bolehlah ya wkwk. Sebenernya hari ini mau nggak update. Kang Cilok ngambek tuh sama Cla, hari ini semangatnya khusus dari Cla ya wkwk. "Semangat komen kesayangan aku, ayo bantuin Cla dong biar Kang Cilok nggak ngambek," wkwk alay batss aku dah... Harap maklum sama authormu yang alay bin lebay ini wkwk..

Jaga sikap, kalau lo masih sayang nyawa!!

***

Semua siswa nampak letih karena sudah berjalan dengan jarak yang lumayan jauh. Sesampainya di Neptunus, siswa-siswa langsung berhamburan pergi ke kantin untuk membeli sebuah minuman. Di tangan Feo sudah membawa sebotol lemon water yang akan gadis itu berikan untuk Galen.

Galen dan ketiga temannya sedang duduk di pojok taman. Mereka juga nampak letih dengan keringat yang bercucuran di pelipis mereka. Galen? Cowok itu bahkan terlihat sangat mengagumkan dengan wajah yang penuh dengan keringat.

"Hai Gal," sapaan Feo benar-benar mengejutkan ke 4 cowok itu. Haikal hampir terjungkal dari duduknya karena kedatangan Feo yang tiba-tiba.

Galen langsung beranjak, dan ditariknya tangan Feo pergi. Gadis itu kesulitan untuk menormalkan detak jantungnya yang menggila, saat Galen menarik tangannya.

"Jangan di lepas Galen," ucap Feo saat mereka sudah berada di lorong yang cukup sepi. Mendengar ucapan Feo barusan, Galen langsung menghempaskan tangan Feo dengan kasar. "Kok di lepas sih?" tanya Feo kecewa. Galen langsung menatap ke arah Feo tajam setelah mendengar perkataan Feo barusan.

"Aku cuman mau ngasih Galen ini kok," ujar Feo seraya menyerahkan lemon water ke arah Galen. Dengan dengusan napas berat, Galen menerima minuman itu. Feo tersenyum karena untuk pertama kalinya Galen mau menerima pemberiannya.

"Denger gue baik-baik," ucap Galen dengan tatapan yang berubah serius. "Jangan manfaatin Ega, dengan deketin tuh cowok," ucap Galen penuh penekanan.

"Aku nggak manfaatin Ega. Lagian Ega juga yang mau deket-deket sama aku," jawab Feo penuh percaya diri.

"Gue bilang jangan, ya jangan. Ngerti nggak sih lo?" bentak Galen dengan tatapan nyalang. Feo bahkan sampai terjerembab saking kagetnya.

"Beneran Galen, aku nggak punya niatan sedikit pun buat manfaatin Ega,"

"Bohong, terus apa soal pagi tadi kalau lo nggak manfaatin Ega? Lo minta dia jemput lo kan? Itu pasti salah satu cara lo buat manfaatin dia," desis Galen sinis.

"Aku nggak sengaja ketemu Ega di halte tadi pagi. Dia cuman sekedar nawarin aku tumpangan..."

"Dan lo mau," potong Galen cepat. Mata Galen semakin tajam seakan ingin menelan Feo hidup-hidup. Suara Galen juga mengiringi pergerakan cowok itu mempersingkat jarak diantara mereka. Feo sontak mundur tidak mau hal-hal bodoh yang lalu akan terulang lagi.

"Aku awalnya no-nolak," jawab Feo gugup karena Galen terus menyudutkannya. "Gal," Feo berusaha mendorong tubuh Galen agar menjauh darinya karena napasnya sudah tercekat.

"Gue kasih lo peringatan terakhir Fe. Jangan pernah deket sama Ega, ngerti?" Feo yang sudah teramat sangat gugup, hanya bisa mengangguk patuh. Galen langsung pergi meninggalkan Feo yang terus mematung. Galen berhasil membuatnya sesak napas dan merusak keadaan jantungnya secara bersamaan.

***

Argo tersenyum penuh arti saat melihat kedatangan Galen dengan napas yang memburu. Jangan lupakan kilatan marah cowok itu yang masih belum mereda.

"Abis ngapain Bang?" goda Argo dengan senyumnya yang menyebalkan. Galen langsung duduk dan meneguk lemon water yang Feo berikan. Dengan jahil, Haikal langsung merebutnya dari tangan Galen.

DIVISORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang