Sashi Benci Sugus!

139K 11.1K 660
                                    

Wajah sugus menegang setelah mendengar jawabanku. Tapi aku kira sugus akan marah, ternyata tidak. Sugus bangkit dari sofa kemudian berjalan menuju tempat rahasia tanpa berucap sepatah kata pun padaku.

"Gus mau tidur?" tanyaku. Dia hanya berdehem saja sebagai jawaban. "Tidur di sini saja Gus sama Sashi. Sashi masih takut."

Sugus yang tadinya membelakangiku, kini berbalik. "Di situ?" tanyanya seraya menunjuk ke arah ranjang. Aku pun mengangguk. "Berdua?"

"Eh-" iya juga, ya. Masa iya aku harus satu ranjang dengannya? Duh bagaimana ini? Ah iya, aku tahu! "Sashi tidur di sofa, Gus di ranjang. Ya ya ya mau yaaa." Aku kembali memasang puppy eyes supaya sugus menyetujuinya, dan gotchaaa sugus mengangguk.

"Sashi nggak bawa piyama ke sini." Siapa yang tahu aku menginap di kamarnya malam ini, piyama tidurku di asrama semua. Sedangkan gamis yang kupakai sudah kotor karena gelesotan di gudang. "Sashi minjem baju Gus boleh nggak?"

Gus mengangguk lagi, sekaligus memasang wajah datarnya. Kenapa sih sugus ini? Kurasa sugus sariawan deh. Atau energinya habis setelah bercerita tentang temannya?

Ah, bodo amat deh.

Aku berjalan ke arah lemari besar, hampir saja mataku membesar melihat isinya. Aku sudah pernah bilang kan kalau sugus itu orangnya rapi? Kurasa lebih dari kata rapi untuk mendeskripsikannya, sugus benar-benar bukan manusia normal.

Baju-bajunya ditata berdasarkan warna, belum sarung atau celana juga begitu. Lalu hampir tidak ada pakaian yang keluar dari barisannya. Dan juga aku nggak sengaja membuka laci yang menyimpan ehm pakaian dalamnya, semuanya nggak kalah rapi.

Tolong ya, jangan bandingkan dengan isi lemariku. Setiap hari bunda pasti ngoceh, bagaimana aku sembarangan menarik pakaian yang sudah dilipat. Pakaian yang sudah ditumpuk rapi, jadi berantakan.

Aku mengambil kemeja berwarna putih, sebenarnya itu yang ada di bagian atas. Aku takut kalau mengambil bagian bawah, dengan sikap seleborku semuanya jadi berantakan. Setelah itu aku berlari ke kamar mandi.

Sugus memerhatikanku yang sudah kembali dari kamar mandi. Aku merasa jadi liliput karena kemejanya sangat kebesaran di tubuhku. Bahkan bagian bawahnya sampai menyentuh lutut. Aku hanya menyengir, sejak tadi mata sugus nggak berpaling dariku.

"Hehe kebesaran banget, Gus," ucapku disertai cengiran sambil merentangkan tangan memperlihatkan kemejanya yang sangat besar untukku.

"Jilbabmu nggak dipakai, Shi?"

"Kotor, Gus. Nggak papa ya? Eh nanti hapalannya Gus hilang ya lihat aurat Sashi?"

Sugus hanya diam. Setelah itu berdiri dari sofa kemudian berucap, "Kamu saja yang tidur di ranjang, biar saya yang tidur di sofa ini." Kemudian sugus berlalu ke kamar mandi meninggalkanku sendiri.

Sugus bilang dia ingin tidur di sofa? Sofa ini kan kecil, mana muat menampung badan sugus yang seperti raksasa? Kalau nanti bangun-bangun badan sugus sakit semua bagaimana? Kan kasihan.

"Gus nggak papa, Gus saja yang tid- Astaghfirullah, Sugus! Kenapa nggak pakai baju?" ucapku setelah sugus dari kamar mandi, namun langsung dikejutkan karena sugus hanya memakai kaos kutang saja.

Huaah, bundaaa mata Sashi nggak suci lagi!

Kami berdua hanya saling diam, memandang langit-langit kamar. Sempat terjadi perdebatan siapa yang harus tidur di ranjang, aku atau sugus. Tapi karena sugus memintaku yang tidur di ranjang dan aku juga nggak mau sugus tidur di sofa, akhirnya kami mengambil jalan tengah. Berbagi ranjang dengan catatan kami sama-sama tidur di posisi paling pinggir, dan dibatasi guling.

My Coldest GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang