Kenzie Vino Alvharo
Hari ini gue mau mengantar mama belanja ke mall, supir kami sedang cuti karna istrinya mau melahirkan.
Gue khawatir membiarkan mama pergi sendiri, dan demi keselamatan mama gue yang harus mengantarnya"Kamu nanti ga usah jemput mama, mama bisa pulang naik taksi"ucap mama ketika telah sampai di mall
"Vino aja yang jemput, lagi pula hari ini jadwal kuliah vino lagi kosong"
"Yaudah, nanti mama telfon kalo sudah siap belanja"
"Iya ma"
Ketika mama sudah masuk ke mall, gue lihat seorang gadis yang tak asing lagi sedang berjalan bersama Ikhsan.
Gue yakin kalo itu Rara, tapi mengapa dia sama Ikhsan? Kelihatannya pun mereka sangat akrab.Apa mereka punya hubungan? Apa Ikhsan masih menyukai gadis itu? Tapi dia pernah bilang dia sudah melupakan Rara, dan memiliki kekasih.
Tunggu dulu, Ikhsan LDR dengan kekasihnya. Apa yang pacar Ikhsan itu Rara?Ga mungkin, Ikhsan merebut Rara dari gue. Karna dia tau betapa gue sangat mencintai gadis itu.
Apa ini hanya kebetulan saja? Tapi hati kecilku mengatakan kalo mereka ada hubungan.Sudahlah, gue ga boleh menuduh yang tidak-tidak belum tentu dugaan gue itu benar. Apa lebih baik gue samperin mereka untuk memastikan?
"Hai, kok kalian disini?"sapa gue menghampiri mereka berdua
"Vin, tumben Lo ke mall"
"Ngantar nyokap, supir gue lagi cuti. Lo ngapain disini sama Rara?"
"Gue ga sengaja ketemu dia tadi di minimarket depan"
"Lo ngapain di minimarket?"
"Biasa beli cemilan buat teman main game nanti"
"Oh, jadi kalian mau kemana?"
"Gue sih mau langsung pulang"
"Rara mau pergi ke butik lagi"ucap gadis itu yang sedari tadi diam
"Gue temani aja"
"Ga usah kak, Rara bisa sendiri"
"Biar ditemani Vino aja Ra, tuh bocah juga mau ke butik ambil titipan baju nyokap nya "ucap Ikhsan membujuk Rara sambil diam-diam mengedipkan matanya
Gue tau maksud Ikhsan melakukan itu, biar gue dan gadis itu menghabiskan waktu.
Walaupun harus berbohong dengan titipan nyokap gue"Yaudahlah"ucap gadis itu luluh
"Gue duluan, mau main game"ucap Ikhsan meninggalkan kami
Gue senang akhirnya gue punya waktu berdua dengan gadis ini, Sebenarnya gue masih sangat merindukannya.
Setelah pertunangan gue sama Kharin 3 hari yang lalu, gue ga pernah lagi melihat gadis ini. Tapi gue bersyukur dia tidak menghilang lama-lama seperti dulu
ketika didalam mobil, tidak ada dari antara kami yang memulai bicara. Suasana sangat canggung, seolah-olah kami baru kenal beberapa hari.
"Lo mau ngapain di butik?"ucap gue memulai pembicaraan.
"Beli baju"
"Untuk apa?"
"Untuk dipakailah"
"Yah tau baju untuk dipakai, ga mungkin untuk dimakan"
"Udah tau kenapa nanya?"
Gue merasa ada yang aneh, ga biasanya gadis ini langsung mengerti kalimat gue tadi.
Dia benar-benar sudah berubah, dia bukan seperti gadis polos gue yang 2 tahun lalu."Kenapa harus beli di butik kalo cuma dipakai? Kenapa ga beli di mall aja?"
"Rara beli baju buat di pakai dipernikahan"
"Pernikahan? Lo mau beli baju buat ke pernikahan gue, tapi nikahan gue mah masih lama"
"Rara mau beli gaun pengantin, bukan baju buat nikahan kak Vino"
"Gaun pengantin? Jadi Lo mau nikah?"
"Iya, 2 bulan lagi Rara mau nikah"
"2 bulan lagi? Jadi ini alasan kenapa Lo nolak pertunangan kemarin. Kenapa Lo ga bilang dari awal, kalo Lo mau nikah"
Nikah? Gadis ini akan menikah 2 bulan lagi?. Mendengar itu semua hati gue benar-benar hancur, gue berusaha mengendalikan diri buat tidak terbawa perasaan.
"Kak Vino, kita itu cuma masa lalu dan kita sudah punya kehidupan masing-masing."
Gue memberhentikan mobil dipinggir jalan sepi, gue menatap gadis itu seolah mencari kalo kalimatnya itu hanya candaan
"Ra, apa kita ga punya harapan lagi buat bersama"
"Rara sudah bilang kita cuma masa lalu, kak Vino sudah bertunangan dan Rara juga mau menikah. Jadi ga ada yang harus diharapkan"
"Baiklah, semoga lancar dengan pernikahan Lo. Siapa calon yah?"
🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈
Jan lupa voment yah gaes!!!