Part 42"pelukan"

4.6K 161 1
                                    

Akhira Salsabhila

"Rara...
Itu udah lama, 10 tahun yang lalu"

"Iya tapi mama disitu benaran sayang sama Rara"

"Itu karna papa akan marah kalo tau kamu di culik, makanya mama mau nolong kamu"

"Kak Tian...
Kenapa kakak selalu menyudutkan mama?"

"Karna dia salah"

"Cukup kak...
Mama ga sejahat yang ada didalam pikiran kak Tian"

"Dia memang jahat Ra"

Flashback

Saat keluar dari rumah sakit. Rara hanya tidur dirumah dan tidak ke sekolah

Rara sangat lapar, Rara pergi menjumpai bibi Dini didapur untuk dibuatkan sarapan

"Bi.........
"Kok gada orang, bi Dini dimana?
Apa bi Dini dikamar yh?"

Rara akhirnya pergi ke kamar bi Dini, tapi sampai disana Rara lihat bibi pagi mengemasi pakaiannya didalam tas

"Bi...
Bibi mau kemana?"

"Hiks..hiks..hiks..
Maafin bibi yah non, gara-gara bibi keadaan non jadi gini"

"Bibi ini salah Rara kok
Bibi mau kemana?"

" Bibi mau pulang kampung non, bibi udah di pecat nyonya"

"Jangan bi....
Kenapa bibi dipecat mama?"

"Ini salah bibi non"

"Ga ini bukan salah bibi, ini salah Rara. Kalo bibi pergi siapa yang rawat dan jagain Rara?.
Hiks...hiks...hiks...hiks...hiks.."

"Jangan nangis non, kan ada nyonya yang jagain non"

"Mama ga pernah sayang sama Rara, mama cuma sayang sama kamu Kharin"

"Jangan ngomong gitu non, lihat waktu non masuk rumah sakit. Nyonya begadang buat jagain non ditambah lagi non nangis semalam karna non belum sadar"

"Mama nangis?"

"Iya non...
Kemarin non banyak ngeluarin darah dan butuh donor darah AB , dan nyonya yang donorin darahnya.
Bukan cuma itu non nyonya juga mecat bibi karna ga bisa jagain non"

"Hiks...hiks...hiks...
Jadi mama sayang sama Rara?
Tapi mama selalu bilang Rara anak haram dari jalang papa. Walaupun Rara ga ngerti apa yang dibilang mama"

"Non...
Nyonya sebenarnya sayang sama non Rara, tapi mungkin karna ada kesalahpahaman makanya mama ga bisa nunjukin kasih sayangnya"

"Rara ga ngerti"

"Suatu saat nanti non akan tau, dan bibi berharap non jangan benci nyonya karena semua punya alasan"

"Rara juga ga pernah benci mama"

"Bibi tau non Rara anak yang baik, semoga non ga berubah sampai dewasa nanti.
Bibi pamit yh non"

"Hiks...hiks...hiks...
Jangan bi, jangan tinggalin Rara"

Bi Dini pergi dari rumah Rara
                    🌈🌈🌈

"Dulu Rara memang belum ngerti apa maksud dari kata-kata bi Dini. Tapi sekarang Rara bukan anak kecil, Rara sudah ngerti semuanya"

"...."

Kak Tian ga bisa bicara lagi mendengar semua penjelasan Rara

Rara kemudian memeluk mama, mengangkat tubuh mama untuk berdiri

"Ma...
Rara tau mama sayang sama Rara"

"Sayang....
Maafin mama nak, mama nyesel telah berbuat yang buruk sama kamu selama ini"

"Rara ga pernah benci sama mama, semakin hari Rara akan  semakin sayang sama mama"

"Rara, mama adalah ibu terbodoh yang pernah menyia-nyiakan putri yang berhati mulia"

"Mama Rara senang mama udah mau akui Rara sebagai putri mama"

"Mama sayang kamu"

"Rara juga sayang mama"

Kami berpelukan bersamaan meluapkan kebahagiaan, betapa Rara sangat bahagia

"Sayang....
Bunda juga minta maaf yh buat selama ini"

"Bun...
Rara juga ga pernah benci bunda, Rara juga senang karna Rara udah ketemu ibu kandung Rara"

"Oh Tuhan...
Betapa beruntungnya saya bisa melahirkan putri seperti dirimu nak"

Bunda pun memeluk Rara dan mama, kami bertiga saling berpelukan.

Kebahagiaan terbesar Rara yang pernah Tuhan kasih adalah saat ini

🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈
               🌈🌈🌈🌈🌈🌈
Jan lupa voment yh gaes!!!

I Am Fine [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang