Extra Part (1)

5K 145 7
                                    

Kenzie Vino Alvharo

Matahari hampir tenggelam di langit yang mulai menghitam, aura yang begitu dingin sudah mulai memasuki setiap tubuh ini.

Kami masih setia ditempat untuk memanjatkan doa, kemudian menaburi bunga di gundukan tanah merah yang berada didepan kami.

Semua takdir Tuhan tidak ada yang tau, termasuk dengan dengan kematian.

Tetesan air mata masih setia di pipi kami, dengan duka lara yang menemani hati ini

"Hiks hiks hiks..."Tante Dahlia masih setia menangis tersedu-sedu sambil memeluk batu nisan dihadapan kami.

"Kita harus sabar ini sudah kehendak Tuhan"ucap mama memberi dukungan kepada tante Dahlia

"Dia itu sangat baik, dia pantas untuk bahagia di sana"ucap om Zack

"Zack benar, putri kita sudah melakukan perbuatan yang mulia"ucap om Erwin menambahi perkataan om Zack

Gue masih tidak menyangka dengan takdir yang memutar balikkan kehidupan manusia.

Tapi gue percaya sebuah takdir datang hanya untuk kebaikan manusia.

Setelah kami mengebumikan Kharin ditempat peristirahatan terakhir, kami kembali ke rumah sakit.

Yah, Kharin lah yang mendonorkan jantungnya kepada Rara.
Hingga garis takdir Tuhan tidak menyelamatkan Kharin

Flashback

Ketika keadaan Rara sedang kritis, semua orang sedang sedang berusaha mencari pendonor yang tepat.

Dokter Adam juga membantu gadis itu, dia berusaha menghubungi rumah sakit lain untuk mencarikan jantung yang cocok buat gadis itu

"Dokter Adam kan?"ucap seorang gadis menghampiri dokter Adam

"Iya, ada yang bisa saya bantu?"

"Oiya, nama Saya Kharin. Saya ingin ketemu dengan pasien bernama Rara, saya ingat dokter lah yang menangani dia"

"Anda siapanya Rara?"

"Saya teman SMA yah dulu"

"Maaf, saya tidak bisa mempertemukan kalian. Keadaan Rara sedang kritis, kami sedang berusaha mencari pendonor jantung untuknya"

"Dok, saya mau menjadi pendonor"

"Apa anda serius? Ini berhubungan dengan nyawa anda"

"Rara udah sangat baik dengan saya, saya ingin membalas jasa-jasanya"

"Apa keluarga anda sudah menyetujui keinginan anda ini?"

"Keluarga saya juga sangat menyayangi Rara, saya yakin mereka tidak akan keberatan"

"Baiklah, sebaiknya kita melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa jantung anda cocok untuk Rara"

"Baik Dok"

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, ternyata hasilnya positif cocok dengan gadis itu.
Dokter Adam sangat senang dengan hasil yang ada di tangannya

"Hasilnya positif, anda bisa melakukan transplantasi jantung. Saya akan memberitahukan kepada keluarga Rara"

"Dok, bisa saya minta tidak perlu memberitahukan kalo saya yang menjadi pendonor sampai saya benar-benar telah mendonorkan jantung ini"

"Baik, kalau itu permintaan anda"

Dokter Adam memberitahukan kepada keluarga gadis itu bahwa sudah menemukan pendonor yang cocok. Tapi dokter Adam berkata bahwa si pendonor tidak ingin memberitahu identitas yah sebelum operasi dilakukan

Semua orang terlihat bahagia mendengar kabar itu, mereka akan melihat Rara selamat

Setelah beberapa jam melakukan operasi, akhir nyawa Rara terselamatkan. Namun, si pendonor sudah tiada

Semua orang mengucap syukur atas keselamatan gadis itu, namun mereka tidak tau akan ada kesedihan yang akan datang

"Dok, bisa kah kami bertemu keluarga si pendonor?"ucap Tante Sonya

"Keluarga si pendonor tidak ikut menemaninya"

"Bagaimana dengan jasad yah?"

"Mungkin kami akan menghubungi keluarganya"

"Bisa kami bertemu dengannya?"ucap Tante Dahlia

"Mari saya antarkan"

Ketika telah masuk ruang mayat , dokter Adam berdiri di samping mayat yang ditutupi dengan kain putih

"Ini si pendonor"

Tante Sonya membuka kain putih itu untuk melihat wajah si pendonor, dan semua orang terkejut melihat siapa yang menjadi pendonor untuk Rara

"KHARIN...."Tante Dahlia langsung berteriak histeris ketika melihat tubuh putrinya sudah kaku tak berdaya

"Kharin bangun nak, kenapa jadi begini"ucap Tante Dahlia memeluk tubuh kaku putrinya

"Dok, kenapa Kharin yang menjadi pendonor?"tanya Tante Sonya

"Dia yang datang kepada saya, dan berkata bahwa dia teman SMA Rara"jawab dokter Adam

"Kharin itu kakak Rara, dok"ucap Tante Sonya

Dokter Adam terkejut, dia telah melanggar pesan dari Rara. Dia tidak tau bahwa mereka bersaudara, karna dokter Adam tidak pernah melihat Kharin di rumah sakit untuk menjenguk Rara.

"Kharin, kenapa kamu pergi tinggalkan mama"ucap Tante Dahlia

Om Erwin juga menangis sambil memeluk istrinya untuk memberi kekuatan

"Ma, kita harus sabar. Ini cobaan baru dari Tuhan"ucap om Erwin pada istrinya

"Kenapa harus Kharin pa, kenapa ga mama aja"ucap Tante Dahlia

"Maafin kami Dahlia, seharusnya keluarga kalian tidak menanggung duka ini"ucap Tante Sonya turus sedih

Kesedihan baru ruang mayat itu, semua orang mendapatkan kesedihan baru lagi.

Vino juga masih dia ditempatkan, dia sangat terkejut Kharin yang melakukan semua ini. Vino berfikir Kharin sangat membenci Rara, dari perbuatannya selama ini. Bukan cuma itu yang vino pikirkan dia juga memikirkan bagaimana Rara kalo tau kebenaran ini

Rara pasti sangat syok seperti kami, tapi apa yang akan dia lakukan. Karna dia udah berpesan untuk tidak ada dari keluarga yah yang menjadi pendonor

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Astaga, author habis ide😥
Jadi kalo agak berantakan, mohon dimaklumi.
Makasih buat kalian yang selalu nungguin cerita ini😘
Jan lupa vote, komen dan rekomendasikan ke teman-teman.
Kalo suka cerita ini, sabar nunggu extra part ke-2.

I Am Fine [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang