Akhira Salsabhila
Sekarang Rara udah dua hari berada di Indonesia, Rara sangat rindu tanah air ini.
Tapi, karna kondisi Rara yang masih kurang stabil Rara harus dirawat di rumah sakit perintah Daddy. Rara tau itu untuk kebaikan Rara"Sayang, aku berangkat kuliah dulu"ucap kak Vino
"Iya kak, hati-hati"
Yah, kak Vino udah mulai kembali kuliah. Rara ga mau kak Vino putus kuliah cuma gara-gara Rara, itulah alasan utama kenapa Rara pengen balik ke Indonesia. Selain itu, Rara juga rindu dengan Indonesia yang tiada duanya ini
Cklek
Pintu ruangan Rara terbuka
"Papa"panggil Rara Ketika melihat siapa yang masuk ke ruangan Rara
"Hai Sayang, papa kangen banget sama tuan putri yang satu ini"ucap papa Erwin yang langsung membawa Rara kedalam pelukannya
Pelukan yang sangat Rara rindukan selama hampir dua tahun ini
"Mama juga kangen sama Rara"ucap mama Dahlia yang juga ikut bergabung dalam pelukan kami
"Rara juga kangen banget sama papa dan mama"
"Gimana kondisi Rara sekarang?"tanya papa
"Udah lebih baik pa"
"Kenapa dulu Rara ga pernah kasih tau penyakit Rara sama papa, apa Rara ga pernah sayang sama papa?"
"Bukan gitu pa, Rara hanya ga mau bikin papa khawatir"
"Dengan lihat keadaan kamu sekarang, kamu udah bikin papa khawatir. Papa merasa ga becus jadi seorang ayah"
"Papa jangan bilang gitu, papa itu ayah terbaik didunia"
"Ini salah mama, Nak"ucap mama dengan nada sedih
"Mama, ini juga ga salah mama"
"Coba aja dulu mama merawat kamu dengan kasih sayang"
"Ma, kita ga usah bahas masa lalu lagi. Sekarang Rara udah sangat bahagia"
"Maaf mengganggu waktunya pak, buk....
Sekarang waktunya Rara cuci darah""Baiklah dokter...
Ra, papa sama mama keluar dulu yah"ucap papa kemudian mencium puncak kepala Rara, lalu keluar dari ruangan itu. Mama juga mengikuti langkah papaSetelah papa dan mama keluar, dokter mulai memeriksa Rara
"Baiklah Ra, apa ada keluhan hari ini"
"Tidak ada dokter Adam"
Yang merawat Rara itu dokter Adam, Dokter yang merawat Rara di Jerman juga.
Setelah selesai melakukan cuci darah, dokter Adam duduk sambil menulis nulis sesuatu
"Kak Adam"
"Iya Ra"
Rara udah biasa manggil dokter Adam dengan sebutan "kak"
Rara lebih nyaman manggil 'kak Adam' karna dokter Adam juga beda beberapa tahun dengan Rara"Kenapa sih kak Adam mau jadi dokter?"
"Karna kalo kak Adam ga jadi dokter, nanti Rara ga pernah ketemu sama kak Adam"
"Iya yah, Rara ga kepikiran"
Kak Adam malah tertawa kecil sambil sekali-sekali menunjukkan senyumnya
"Kak Adam ga niat gitu jadi model, kak Adam kan ganteng"
"Kak Adam ga ganteng kok, buktinya Rara ga suka sama kak Adam" (sama author aja, author suka kok sama dokter😘)
"Bukan harus ganteng biar Rara suka, tapi harus baik juga"
"Jadi kak Adam ga baik?"
"Baik kok"
"Kenapa Rara masih ga suka"
Rara bingung mau jawab apa, memang waktu di Jerman kak Adam pernah ungkapin perasaannya tapi Rara tolak.
"Karna Rara sukanya sama kak Vino"
Kak Adam berdiri, lalu mengelus kepala Rara lembut
"Iya, kak Adam tau kok"
"Gimana kalo kak Adam Rara dekati sama kak Kharin"
"Kharin?"
"Iya, itu kakaknya Rara"
"Bukannya kakaknya Rara itu Khina?"
"Iya, kak Kharin itu kakak Rara juga"
"Kak Adam jadi bingung"
"Jangan bingung"
"Iya iya, kak Adam ga jadi bingung yah"
"Gitu dong"
"Sekarang Rara istirahat, biar cepat sembuh"
Setelah Rara berbaring di tempat tidur, Rara memikirkan satu pertanyaan yang pengen Rara tanya sama kak Adam
"Kak Adam"
"Kenapa?"
"Kapan Rara bisa sembuh? Apa Rara akan gini terus sampai maut datang?"
"Rara akan sembuh kalo udah ada donor jantung yang cocok buat Rara"
"Kalo gada donor jantung, berarti Rara ga sembuh?"
"Pasti ada kok yang donor jantung buat Rara"
"Kak Adam, Rara bisa ga minta sesuatu sama kak Adam. Tapi harus janji kak Adam harus tepati"
"Iya kak Adam janji"
"Kalo suatu saat Rara udah benar-benar Kritis, tolong jangan biarkan orang-orang di sekitar yang Rara sayangi seperti Daddy, Bunda, mama, papa, kak Khina, kak Vino, kak Ikhsan, kak Kharin, kak Tian, dan kak Adam buat donor jantungnya untuk Rara"
"..."
"Rara ga mau kalian berkorban untuk Rara, biarkan saja Rara yang sakit. Kalo Tuhan izinin Rara buat sembuh Rara percaya kok Rara pasti sembuh"
"...."
"Kak Adam bisa janji kan?"
"...."
Kak Adam hanya diam, tapi air mata udah mengalir di pipi kak Adam. Rara jadi bingung apa Rara salah omong?
"Kak Adam kenapa nangis?"
"Ra, hati kamu begitu tulusnya menyayangi semua orang"
"Iya dong, Rara juga sayang kak Adam"
"Kalo sayang boleh peluk ga nih?"
Rara langsung merentangkan tangan menerima kak Adam dalam pelukan Rara.
Rara memang benar-benar menyayangi kak Adam, kak Adam itu seperti kak Tian yang selalu sabar dan perhatian sama Rara"Kak Adam belum bilang janji"
"Iya, kak Adam usahain"
"Janji dulu"
"Iya, kak Adam janji"
"Makasih kak Adam"
"Kak Adam sayang sama Rara"
"Rara juga sayang sama kak Adam"
"Kalo Rara sayang, Rara harus kuat untuk lawan penyakit ini. Kak Adam akan selalu bantu Rara"
"Pasti dong"
♥️♥️♥️
Hai gaes!!
Jan lupa vote dan komen yah
Author mau bilang Jan bosan baca cerita ini sampai ending.
Tinggal 2 part lagi😊