‘AQIDAH SHAHIHAHBekal Setiap Muslim dan Muslimah
Oleh: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullaah
Disampaikan pada acara Dauroh Muslimah
Hari Sabtu-Ahad, 25-26 Shafar 1430 H/21-22 Februari 2009 M
Di Masjid Imam Ahmad bin Hanbal, Bogor
Pembahasan 1
Definisi dan Pengertian Aqidah
Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah[1]
A. Definisi ‘Aqidah
‘Aqiidah (اَلْـعَــقِــيْــدَةُ) menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu ((اَلْــعَــقْـــدُ yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (اَلــتَّــوثِــيْــقُ) yang berarti menguatkan, al-ihkaamu(اَلْإِحْـــكَامُ) yang artinya mengokohkan atau menetapkan, danar-rabthu biquwwah (اَلــرَّبْــطُ بِــقُــوَّةٍ) yang artinya mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, ‘Aqidah Islammiyah adalah: keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta’aalaa -beserta apa-apa yang wajib bagi-Nya; berupa: bertauhid[2]dan taat kepada-Nya-, beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, Hari Akhir, serta takdir baik dan buruk, dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliah yang ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shahih.
B. Definisi ‘Aqidah Salaf
Menurut bahasa (etimologi), Salaf (الــسَّــلَــفُ) artinya yang terdahulu (nenek moyang), yang lebih tua dan lebih utama[3]. Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan salaf seseorang, maksudnya: kedua orang tua yang telah mendahuluinya.
Menurut istilah (terminologi), kata Salaf berarti: generasi pertama dan terbaik dari umat (Islam) ini, yang terdiri dari: para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, dan para Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa, Sebagaimana sabda Rasulullah shallaallaahu ‘alaihi wasallam:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِـيْ، ثُـمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُـمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ...
“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Shahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in).”[4]
Semua (orang) yang menyeru kepada apa yang diserukan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para Shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik; maka ia berada di atas manhaj (cara beragama) para Salaf. Maka setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan manhaj meraka -disepanjang masa-; mereka ini disebut Salafi, karena dinisbatkan kepada Salaf.
Jadi, ‘Aqidah Salaf adalah: ‘Aqidah yang mengikuti manhaj (jalan) para Salafush Shalih.
C. Definisi ‘Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah