"Douglas Kingston katamu?" Sebastian menaruh botol tequila dengan kasar. Orang yang sedang bersamanya tak terkejut, ia malah melanjutkan minumnya dan menyisir rambut dengan jemari.
"Apa tujuannya mengadakan itu semua? Mengapa ia menyebar pamfletnya ke seantero Inggris Raya?!" lagi-lagi orang di hadapannya tidak terkejut. "Apa kau memiliki masalah dengan mulutmu, Mr. Shaw?" sindir Sebastian karena tidak di dengarnya jawaban dari si lawan bicara.
"Tujuan debut akan selalu sama, Mr. Foster, untuk mencari seorang suami hanya bagi kaum aristokrat saja."
"Menurutmu aku tidak bisa menghadirinya?"
"Mari kita melihat dari kedudukanmu terlebih dahulu. Jika kau menaruh dirimu dalam kelompok para aristokrat, maka kau dapat hadir di sana. Namun jika kau menempatkan dirimu sebagai keponakan dan salah seorang anggota keluarga dari kerajaan Inggris, maka kau dilarang untuk hadir."
"Lalu bagaimana menurutmu?"
"Edinburgh sudah bukan lagi wilayah kekuasaanmu, Mr. Foster. Keluargamu dan leluhur ke atas tidak memiliki satu tanah pun di Skotlandia. Jadi menurutku kedatanganmu akan menimbulkan banyak perbincangan yang tentunya tidak positif."
"Oh Mr. Shaw, jangan singgung aku mengenai reputasi. Percayalah aku menerima yang paling buruk di negaraku sendiri."
"Yang lantas membuatmu—?"
"Tentu akan menghadirinya. Jika kau menjagaku dari reputasi buruk, aku sudah terlanjur terjerumus kedalamannya. Dan bila kau ingin aku menjaga jarak dan tetap berada di Inggris untuk membersihkan namaku, aku ragu akan ada yang mempercayaiku."
"Sebastian?" seorang pria yang berpakaian serapi dirinya memaksa Sebastian menghentikan percakapannya, "Ratu ingin bicara dengan Anda."
"Kau lihat itu, Mr. Shaw. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk mendengarkanmu." Sebastian berjalan bersama Mr. Shaw menuju pintu kerjanya, "namun tetap awasi keluarga Hougham itu dan laporkan segalanya kepadaku. Permisi." Mr. Shaw berpisah dengan si kepala parlemen yang langsung berjalan dengan pengawal ratu menuju tak lain dan tak bukan, ruang kerja ratu. Saat pintu utamanya dibuka, Ratu Victoria sedang duduk di meja kerjanya dalam ruangan bercat merah dengan enam chandelier yang menggantung sempurna memantulkan cahaya-cahaya matahari dari luar jendela menuju karpet merah di sana. Meski masih jauh, Sebastian sudah membungkukkan badannya sekali di pintu masuk, dan semakin ia berjalan mendekati ratu, ia menundukkan kepalanya sebagai penghormatan kedua.
"Yang mulia"
"Lord Sebastian, Anda boleh duduk." Melihat Sebastian duduk di sofa senada dengan warna ruangannya, Ratu Victoria mendekat dengan beberapa pamflet ditangannya. "Anda boleh menjelaskan ini semua." Sebastian meraih satu pamflet yang paling kecil dan membacanya.
Sebastian Foster dan pelacur-pelacurnya. Sebastian mengambil yang lainnya. London telah hancur. Sebastian harus mundur. Si Bodoh adalah Si Kepala Parlemen. Eksekusi Mati keluarga Foster. Sebastian merasa tidak nyaman dengan semua yang baru ia baca. Dan yang terakhir, ia melihat tanggal pamphlet itu dibuat. 26 April. Lima hari yang lalu. Bath sudah padam, budak kulit hitam menjadi milik Foster.
"Saya dapat bersumpah yang mulia, saya tidak membeli seorang budak pun di pasar rakyat Bath."
"Tapi Anda mengunjungi Bath lima hari yang lalu." Sebastian terdiam. "Akan saya anggap itu sebagai 'ya' dari mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella and The Duke (On Hold)
Historical FictionIsabella Collins; Seorang wanita yang mandiri, periang, dan cukup beruntung bagi seseorang yang hidup pada masa industrialisasi Inggris. 1863 bukanlah tahun yang baik kecuali karena ia dipertemukan kembali dengan keluarga terhormatnya dan hidup dala...