Chapter VIII

3.4K 383 10
                                    

Pesta Dansa bagian kedua.

"Salah satu bintang di sana adalah papa." Telunjuk Isabella menunjuk angkasa yang dihiasi oleh ratusan bintang. Langit tampak bersih tak berawan, ia berdiri di balkon Istana dengan Mr. Hougham. Pria di sampingnya mencoba menelaah angkasa, "Maka dua dari mereka adalah orang tuaku." Isabella menoleh, ia melihat kesedihan dalam mata Hougham, lelaki itu terjebak dalam ribuan memori masa kecil dengan kedua orang tuanya.

"Maaf, aku tidak mengetahuinya..." Isabella menepuk pelan pundak Hougham. Lelaki itu hanya mengangguk dan tersenyum.

"Semuanya akan baik-baik saja selagi aku memiliki Isadora dan bibi Claire bersamaku."

"Apa kau memiliki kerabat lain, mungkin seperti aku dan Henry?"

"Maksudmu sepupu?" Isabella mengangguk, "Tidak, namun kuharap aku memilikinya. Bagaimana rasanya hidup dengan sepupumu? Henry Collins."

"Hhh— bila aku dihadapkan pada dua pilihan di mana aku harus memilih hidup dengan Henry atau ketua parlemen yang psikopat itu, tentu aku memilih Henry."

"Setidaknya Henry tak seburuk Foster, begitu maksudmu?" Isabella mengangguk, ia sangat setuju dengan Hougham.

"Miss Collins, mungkin kau tak mengetahu sifat Henry di Istana. Ia adalah orang yang sangat dingin, namun ia sering terlihat bercanda dengan beberapa rekan dekatnya, contohnya Mr. Hessel, sekretaris pribadinya. Banyak wanita yang terpikat oleh Henry, namun tentu yang ia balas hanyalah luka kepada wanita-wanita itu. Dia pandai dalam berbagai hal, ia pandai berkuda, memanah, berburu, namun tidak dengan seni dan tidak juga dengan wanita. Sejauh aku mengenalnya, ia tak pernah terdengar terikat hubungan dengan seorang wanita. Dan aku cukup yakin, ia merasa sekarat untuk hadir dalam pesta seperti ini. Di mana ia pasti menjadi pusat perhatian para wanita yang hadir. Apalagi di umurnya yang cukup muda, ia mendapat kekuasaan atas tanah yang besar di Romford, warisan dari Mr. Collins, ayahnya." Isabella mendengarkan dengan seksama seluruh perkataan Hougham mengenai sepupunya, dan ia yakin Hougham tak akan mengada-ada.

"Lalu ceritakan kepadaku mengenai Foster."

"Mr. Foster, kepala parlemen? Kau sungguh ingin mengetahuinya?" menunggu jawaban Isabella, akhirnya Hougham mulai membuka segala hal yang ia ketahui tentang si kepala parlemen:

"Bila dibandingkan dengan Henry, maka ia adalah sisi koin yang lain. Foster adalah orang yang ceria namun serius. Ia adalah seseorang yang tidak pandai memainkan ekspresi, bila ia tak menyukai sesuatu, maka ia akan menunjukkannya. Ia pandai bergaul, namun lingkaran kehidupannya sangat gelap. Ia hidup dengan dikelilingi oleh wanita penghibur, atau kita sepakati untuk memanggilnya pelacur. Gemerlap hidupnya sangat berbahaya. Ia juga berasal dari keluarga yang sangat terpandang, maka ia mudah untuk mengubah nasib seseorang yang berani melawannya seperti keluarga Wilson. Foster tak mengenal kompromi, ia tak mudah memaafkan. Hanya Henry yang selalu benar dimatanya, entah apa yang sudah dilakukan mereka untuk persahabatannya itu. Tetap saja, Miss Collins, itu hanyalah kabar yang tersebar melalu kabar burung, kalau kau benar-benar ingin mengenalnya, kau harus masuk ke dalam kehidupannya.

"Kau hanya akan melihat seseorang seperti apa yang ingin kau lihat. Maka ketika mereka menunjukkan perangai aslinya, kau akan sulit untuk menerima." Hougham mengakhiri kalimatnya dengan senyuman kecil.

"Mr. Hougham, saat aku terpenjara di Easton, aku selalu memikirkan bagaimana untuk meminta maaf padamu. Aku baru mengenalmu dalam dua hari dan aku merasa nyaman, karena itu aku merasa hancur saat terpaksa harus meninggalkanmu. Aku tak pernah berbicara dengan pria sedekat ini sebelumnya. Aku takut satu tindakanku dapat menghancurkan hubungan yang dari dulu aku inginkan ini..." Mr. Hougham terlihat tertawa, namun menutupi bibirnya dengan tangan kanannya.

Isabella and The Duke (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang