"Adipati dari Edinburgh, My Lord." Alex membuka pintu kanan, menampakkan tuannya, yang sedang mengupas lobster, kepada si tamu yang berdiri menunggu. Sebuah senyum terukir di bibir Sebastian yang membuatnya lantas menaruh pisau dan garpunya, melepas serbet, dan menghampiri tamunya.
"Douglas Kingston! Apa mengenai debut yang akan kau selenggarakan?"
Pria di hadapannya terkekeh. "Kau selalu membuat tamumu kehilangan kata-kata, Mr. Foster. Lalu apalagi yang harus aku sampaikan padamu saat kau sudah menebaknya terlebih dahulu?"
Keduanya menuju ruang perapian. Beberapa pelayan menyalakan lilin dan menghidangkan makanan. Pelayannya Douglas, yang dengan sigap berdiri di belakang, menyerahkan satu surat kepada tuannya.
"Pertama-tama, aku hendak menyampaikan selamat atas pertunanganmu dengan anak perempuan Adipati dari Romford."
"Isabella?"
"Lalu siapa lagi jika bukan ia?"
"Ia bukan anak dari Louis Collins. Ia sepupu Henry, rekanku."
"Aku tidak peduli. Keluargaku masih menganggap Thomas sebagai pemegang kekuasaan, Mr. Foster. Bukankah keberuntungan yang amat besar dapat menikahi penerus dari Romford? Menyatukan dua daerah bukanlah sesuatu yang mudah," Douglas, lelaki berumur tiga puluh lima tahun itu memakan puding cokelat yang disajikan oleh Alex, "sifat arogan Louis Collins membuatku muak. Ia melempar undangan debutku, menghidangkan teh pahit, dan tidak ada satu pun dari keluarganya yang menyambut. Setidaknya, Mrs. Collins menemuiku."
Sebastian mencerna semuanya, "Aku menghargai ucapan selamatmu. Aku tidak sabar untuk membawa Isabella menuju Edinburgh."
"Aku mengundangmu sebagai salah satu tamu istimewaku. Apa kau tahu di mana kediaman Earl dari Colchester?"
"Edward Wilson? Tidak jauh, beberapa blok dari sini. Kau ambil kanan dari Stoneville, jalan sekitar dua puluh menit-mengapa kau tidak menyuruh salah seorang pelayanmu untuk mengantar? Edinburgh bukan sesuatu yang dekat dari sini"
"Aku hendak mengadakan pertemuan perserikatan di London malam nanti. Apa kau akan hadir menggantikan ayahmu?"
"Kurasa Richard dapat menghadirinya" sanggah Sebastian.
"Kuharap aku bisa menunggu malam tiba di kediamanmu" Douglas membisiki sesuatu pada pelayan di belakangnya, "biar ia mengirim surat pada Edward Wilson."
"Bagaimana jika ku ajak berkeliling taman? Pagi ini aku baru menyusunnya" kata Sebastian. Tawaran itu disambut senang oleh Douglas.
Keduanya memutuskan untuk mengitari Angerwood. Ini kali pertamanya Douglas mengunjungi kediaman pribadi Sebastian Foster. Ia mengomentari beberapa patung di halaman belakang, kolam berbentuk segi enam dengan air mancur besar di tengahnya, dan terkadang mempertanyakan jenis bunga yang ditanam di sana. Si kepala parlemen terlihat tidak keberatan dengan semua kritik dan pertanyaan yang dilontarkan oleh Adipati dari Edinburgh.
"Mawar merah?" Douglas menyentuh setangkai mawar merah yang tumbuh lebat di pekarangan belakang.
"Selain bunga kesukaanku dan lambang perjuangan? Ibuku sempat menanamkannya di sini."
"Ibumu?"
"Sebelum ia wafat."
"Aku turut berduka, Mr. Foster."
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella and The Duke (On Hold)
Fiksi SejarahIsabella Collins; Seorang wanita yang mandiri, periang, dan cukup beruntung bagi seseorang yang hidup pada masa industrialisasi Inggris. 1863 bukanlah tahun yang baik kecuali karena ia dipertemukan kembali dengan keluarga terhormatnya dan hidup dala...