Sidang parlemen berlangsung di sunyinya pagi. Satu hal yang tidak mungkin terjadi dalam masa kepemimpinan Sebastian. Henry menuruni kuda, tanpa basa-basi melenggang masuk melalui pintu utama istana. Wajah-wajah lelah anggota parlemen tidak dapat ditutupi, mata-mata sayu mereka mencoba fokus pada jalan di depannya dengan membawa beberapa dokumen di tangan. Henry melewati ruang kerja Sebastian yang tertutup rapat, tanpa penjagaan di depannya.
"Dimana para penjaga?" cegah Henry pada salah seorang anggota parlemen yang terlihat terburu-buru. Lawan bicaranya hanya mengangkat bahu menandakan ketidak tahuannya. Henry masuk ke dalam ruang kerjanya yang kosong, mengambil beberapa dokumen di lemari-lemari tua. Ia mengambil amplop surat yang ia rasa baru tiba hari ini di atas mejanya, ia mengangkat cawan cangkir yang berisi teh, meminumnya sedikit lalu membuka suratnya.
"Selamat pagi, Mr. Collins," John Leingh, asisten pribadi merangkap sekretaris Henry, memberi salam. Ia menaruh topi di atas mejanya dan menggantungkan mantel di gantungan yang terbuat dari tanduk rusa. John mengeluarkan dokumen dari laci meja dan menaruhnya di atas meja Henry.
"Dokumen penarikan pajak di Romford, Mr. Collins"
"Bukankah aku sudah memeriksanya beberapa hari yang lalu?"
"Sebagian yang tertinggal, jika sudah kau tanda tangani maka akan ku serahkan pada Sebastian Foster secepatnya." Henry menarik satu lembar teratas dari tumpukan dokumen, membacanya sekilas lalu menaruhnya kembali.
"Apa ini sudah melewati para dewan pajak?"
"Setahuku ini semua sudah disetujui oleh mereka, Mr. Collins."
Henry mengangguk mengerti, ia duduk di kursi kerjanya, memeriksa dokumen lainnya. Sebagai anggota parlemen yang mewakili Romford, ia bertanggung jawab atas semua dinamika kehidupan di sana. Ia harus memastikan semua keluh kesah hingga aspirasi rakyat Romford tersampaikan di parlemen.
Ia mengeluarkan jam sakunya dan melihat pukul berapa sekarang, "Dimana Michael?" Henry menanyakan rekan satu ruangannya yang belum tiba hingga saat ini. Di antara tiga orang dalam ruangan itu, hanya Michael yang mengerti mengenai angka-angka dan perekonomian, serta mereka bertiga berasal dari daerah yang sama, Romford.
Orang-orang di koridor Istana berlalu lalang terlihat jelas melalui pintu yang terbuka, Henry masih fokus pada surat-surat pajak di mejanya. Hingga seorang anggota sidang lainnya menyapa sekaligus mengajaknya segera menuju ruang sidang.
"Mr. Collins akan segera menghadirinya," jawab Mr. Leingh karena Henry tidak mengatakan apa apa pada rekannya. Setelah terdiam cukup lama, Henry memasukkan pena ke dalam tinta dan menumpuk rapi berkas-berkas di sisi kanan mejanya. Ia mengambil dokumen yang sudah disiapkan oleh Mr. Leingh untuk dipaparkan dalam sidang parlemen. Ia menghabiskan tehnya sebelum meninggalkan ruangan.
Ruang rapat sudah dipadati oleh para anggota parlemen, sebagian besar adalah anggota yang berasal dari golongan kelas menengah. Sedangkan para aristokrat yang duduk di kursi parlemen baru saja menjadikan dirinya cemoohan bagi rakyat karena kemalasan mereka untuk menghadiri rapat seperti ini. Tidak dapat dipungkiri, sentimen negatif terhadap Sebastian menimbulkan penolakan para aristokrat terhadap kepemimpinannya. Mereka akan memilih untuk tidak hadir dibanding harus berhadapan dengan keangkuhan seorang Foster. Tidak ada satu pun pria dari keluarga Foster yang tidak menjabat entah itu di parlemen atau sektor pemerintah lainnya. Sebagian akan menganggap itu salah satu bentuk nepotisme, namun dalam pandangan Henry, itu menandakan keberhasilan para pendahulu Foster untuk menciptakan penerus keluarga yang berpengaruh kuat dalam masyarakat, terlepas baik atau buruknya pengaruh itu.
Di penjagaan pintu masuk aula istana, Henry menunjukkan surat rapat pada salah satu penjaga yang bertugas memberi stempel. Salah satu ide picisan Sebastian adalah memberlakukan sistem absensi, dimana yang memiliki kehadiran penuh pada tiap kuadrannya akan diundang untuk makan malam di kediaman pribadi Sebastian secara eksklusif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella and The Duke (On Hold)
Ficción históricaIsabella Collins; Seorang wanita yang mandiri, periang, dan cukup beruntung bagi seseorang yang hidup pada masa industrialisasi Inggris. 1863 bukanlah tahun yang baik kecuali karena ia dipertemukan kembali dengan keluarga terhormatnya dan hidup dala...