Delapan

2.5K 176 4
                                    

Kang Mo Yeon bergetar keluar dari ruang operasi. Air matanya mengalir seperti aliran air yang gunakan untuk mencuci tangannya yang masih berbalut sarung tangan. Dengan cepat dia mencari sandaran. Tubuhnya sudah sulit untuk menopang tubuhnya dan terduduk bersandar di dinding.

"Apa yang baru saja kau lakukan?" Teriak ketua Han yang terburu-buru diikuti Pyo Ji Soo dengan kursi rodanya. "Bagaimana bisa kau melakukan kesalahan? Jika kau tidak ingin melakukan operasi kau bisa bilang. Kau tau hampir membahayakan nyawa pasien? Temui aku di ruangan." Ketua Han pergi dengan emosi.

Kang Mo Yeon memeluk Ji Soo. Ji Soo tidak mengatakan apapun. Tangannya membelai rambut Kang Mo Yeon. Dia tidak membela Kang Mo Yeon. Dia tahu sahabatnya itu telah salah. Tidak seharusnya melakukan prosedur yang salah. Walaupun pada akhirnya tidak membahayakan pasien. Namun, kurangnya konsentrasi dalam melakukan operasi itu akan sangat berbahaya. Terlebih itu adalah pasien VIP. Sedikit kesalahan dapat mengubah hal kecil menjadi besar.

Setelah sedikit tenang, Kang Mo Yeon menemui ketua Han di ruangannya. Pyo Ji Soo, dokter Song, dokter Lee, dan rekan lainnya menunggu dengan cemas di depan ruangan Ketua Han. Ini kesalahan kedua yang diperbuat Kang Mo Yeon dalam kurun waktu satu bulan. Dia tidak mungkin bisa lari dari Komite Disipliner.

Pintu terbuka. Kang Mo Yeon keluar dengan sedikit senyuman yang dipaksakan.

"Bagaimana?"

"Apa kau dipecat?"

"Mereka tidak akan berani. Prestasiku terlalu banyak untuk mereka pecat."

"Lalu?"

"Aku akan dikirim ke Afrika sebagai relawan. Dan terancam tidak mendapatkan promosi selama satu tahun."

"Setidaknya kau tidak dipecat."

"Lagipula itu kesalahanmu." Ucap Ji Soo

"Hya."

"Lagipula kenapa kau seperti itu?"

"Aku baru saja mengakhiri hubunganku."

"Apa?"

"Kau putus dengan Kapten Yoo?" Ulang dokter Lee

"Jadi ini semua karena seorang pria?" Tanya Ji Soo

"Apakah aku menyedihkan?"

Ji Soo tersenyum tipis. "Tentu saja itu sangat menyedihkan. Kau mengorbankan gaji tinggimu hanya untuk seorang pria."

"Aku tahu. Dia pasti sangat menyesam putus dengan pacar yang hebat selertiku." Canda Kang Mo Yeon.

Senyum Kang Mo Yeon memudar saat melihat seseorang menuju ke arahnya.

***

Yoon Myeong Ju berjalan menyusuri rumah sakit Haesung untuk mencari Kang Mo Yeon. Berbagai pertanyaan sudah berjajar di kepalanya untuk di bariskan di depan Kang Mo Yeon. Suara hatinya seakan ingin meledak keluar mulutnya.

'Apakah dia tidak membaca suratku?'

'Apakah dia bisa mempermasalahkan soal cincin dan pernikahan disaat Sunbae baru saja kehilangan ayahnya?'

Tatapan dingin Myeong Ju seolah akan membakar rumah sakit ini. Dia merasa ini menjadi pekerjaan kedua-nya.

Yoo Si Jin nyaris terjungkal oleh kaki Myeong Ju.

"Apa yang kau lakukan." Tangannya ingin memukul juniornya namun batal.

"Kenapa? Kenapa kau berjalan tidak fokus?"

Yoo Si Jin ruang untuk duduk.

"Kau sudah bertemu Kang Mo Yeon?"
Yoo Si Jin mengangguk berat.

DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang