Dua puluh Enam

2K 148 30
                                    

Setelah tidak melihat lagi punggung Yoon Myeong Ju, Lee Chi Hoon melangkah menuju meja dan menuangkan air pada gelas. Dia meminumnya dengan cepat.

"Wah. Aku tidak menyangka Letnan Yoon akan semarah itu." Ucap Lee Chi Hoon.

"Lihatlah. Tanganku gemetar mendengarnya." Imbuh Choi Min Ji.

"Wanita gila." Ucap Kim Eun Ji meloyor pergi.

Song Sang Hyun dan Ha Ja Ae ikut duduk di samping Lee Chi Hoon dan Choi Min Ji.

"Itu wajar. Kita tahu kedekatan Letnan Yoon dengan Ayse." Ucap Dokter Song.

"Menurutku dia keren. Dia terlihat biasa saja. Tapi disaat tertentu. Bum. Dia bisa meledak seperti bom." Ucap Ha Ja Ae.

Mereka berempat melihat Kang Mo Yeon yang masih tetap berdiri. Pandangannya ke mengarah ke ruangan Yoo Si Jin.

***

Yoon Myeong Ju menatap Ayse yang masih terlelap. Dia mengamati wajah gadis kecil di depannya itu. Dia bahagia karena Ayse tidak terluka sedikitpun. Jika sampai Ayse terluka, entah dia akan bersikap seperti apa. Tangannya membelai lembut kepala Ayse dan mencium keningnya.

"Maa.."

Yoon Myeong Ju menegakkan kepalanya melihat Ayse yang telah membuka matanya. Dia sama sekali tidak bermaksud membangunkan Ayse. Tapi dia merasa seperti mendengar kata 'Ma?'

" Wat zei je? (Kau bilang apa?)"

"Maa.." Ulang Ayse. Dia hanya mengingat kata Maa. Dari panggilan yang disebutkan Yoon Myeong Ju sebelumnya.

"Hoe noem je me Maa? (Kau memanggilku Maa?"

Ayse mengagguk pelan.

Yoon Myeong Ju tidak menyangka apa yang dikatakan Ayse. Dia senang. " Maa ... moeder? (Maa.. Ibu?)" Yoon Myeong Ju memastikan bahwa Ayse memanggilnya Maa untuk sebutan lain ibu.

Dia tersenyum dan mengangguk. Yoon Myeong Ju sangat bahagia. Dia memeluk Ayse dan mencium kepalanya senang. Dia bahagia dan juga terharu. Perasaannya sungguh tidak bisa digambarkan. Dia membaringkan tubuhnya di samping Ayse dan memeluknya erat. Dia terasa seperti sebuah mimpi. Tapi tubuhnya bisa merasaka kehadiran Ayse dalam pelukannya. Ini bukan mimpi. Ini adalah nyata. Dia memejamkan mata merasakan semua. Kata-kata Ayse yang memanggilnya Maa, berputar-putar di dalam kepalanya. Benar-benar tidak bisa digambarkan.

Yoon Myeong Ju melirik pada gdis kecil dalam dekapannya. Dia melihat Ayse telah memejamkan matanya kembali merasa nyaman oleh pelukan Yoon Myeong Ju. Rasa bahagia ini merenggut rasa kantuknya. Dia rasa, dia bisa terjaga semalaman karena perasaan ini.

Perlahan, Yoon Myeong Ju melepaskan pelukannya pada Ayse. Dia ingin pergi keluar sebentar untuk mencari udara segar. Tidak ada lagi amarah yang tersisa dalam dirinya. Dia bisa keluar kamar sekarang.

Dia berjalan menuruni tangga dengan perasaan bahagia. Senyuman terukir di wajahnya mungkin akan membuat orang lain merasa bingung. Terlebih dengan sikapnya beberapa saat lalu yang meledak-ledak.

"Dia sudah tidur?" Tanya Yoo Si Jin menuangkan air kedalam wadah kecil.

"Emb. Apa yang kau lakukan disini?"

Yoo Si Jin mengambil handuk kecil berukuran 20cm x  25cm berwarna putih. "Duduklah." Suruh Yoo Si Jin.

Yoo Si Jin megamati luka memar di kening Yoon Myeong Ju yang di dapatkan saat nyaris tertabrak truk ketika mengejar mobil yang membawa Ayse.

"Tidak parah." Ucap Yoo Si Jin.

"Aku tidak apa-apa."

"Diamlah." Yoo Si Jin menempelkan handuk kecil itu mengompres memar Yoon Myeong Ju.

DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang