Dua puluh Dua

2.1K 162 16
                                    

"Je bent een dokter? (Kau adalah dokter?"

Yoon Myeong Ju mengangguk mendengar pertanyaan gadis kecil berambut ikal di depannya. Usianya baru sekitar 5 sampai 6 tahunan. Pipinya yang berisi dengan perpaduan mata yang lebar, membuat anak itu sungguh menggemaskan. Dia mendengar orang-orang memanggilnya Ayse. Nama yang cantik pikir Yoon Myeong Ju.

"Ik zag je mijn moeder behandelen.. (Aku melihatmu mengobati ibuku..)" Ucap Ayse lembut.

Yoon Myeong mengerutkan dahinya. Dia bahkan tidak tahu ibunya yang mana. Cukup banyak wanita yang dia temui saat di Kurch. Bahkan dia tidak ingat melihat Ayse disana. Pikirannya waktu itu cukup kacau dan kurang memperhatikan keadaan sekitar.

"Ik mis hem. Komt hij snel?
(Aku merindukannya. Apakah dia akan segera datang?)"

"Em.." Yoon Myeong Ju sedikit berpikir akan menjawab apa. Karena dia tidak tahu ibunya yang mana.

"Ayse. Ga spelen. (Ayse. Pergilah bermain.)" Ucap seorang wanita berambut pendek. Setelah Ayse berlari keluar, wanita itu menatap Yoon Myeong Ju. Dan mengeluarkan selembar foto lusuh dengan bekas lipatan di berbagai sisi. Tampak potret 4 wanita yang tersenyum cerah. Yoon Myeong Ju yakin usia keempat wanita itu tidak jauh beda dengam dirinya. Gambar salah satu wanita di foto itu adalah perempuan di sampingnya.

" Dit is de moeder van Ayse. (Ini adalah ibu Ayse.)" Wanita itu menunjuk salah satu wanita yang menurut Yoon Myeong Ju paling cantik di antara mereka berempat. Ibu Ayse terlihat seperti sosok yang ceria dan penuh kasih sayang.

"Ze is heel mooi. (Dia sangat cantik.)" Ucap  Yoon Myeong Ju memperhatikan.

Wanita itu mengangguk. "Ze is een alleenstaande moeder. Haar man stierf 5 jaar geleden tijdens de burgeroorlog. Ze wonen alleen samen. Tijdens de opstand enkele dagen geleden ... stierf de moeder van Ayse. (Dia adalah seorang ibu tunggal. Suaminya meninggal saat perang sipil 5 tahun yang lalu. Mereka hanya hidup berdua. Saat terjadi pemberontakan beberapa hari lalu.. ibu Ayse meninggal."

Yoon Myeong Ju tidak bisa berkata apa-apa. Gadis kecil itu masih terlalu kecil untuk melalui keadaan seperti ini. Hatinya seperti patah mendengar nasib Ayse. Yoon Myeong Ju menatap gerak Ayse yang tengah bermain batu di halaman luar medicube. Gadis kecil polos itu bahkan belum mengerti rasa sakit.

Ayse berlari masuk menghampiri teman ibunya yang berada di sebelah Yoon Myeong Ju. Dia tampak seperti ingin bicara tapi terlihat sedikit malu dan takut. "Tante. Mijn maag heeft honger. (Bibi. Perutku lapar.)"

Wanita berambut pendek itu hendak menjawab. Tapi terdahului dengan perkataan Yoon Myeong Ju. "Ik zal haar rijden. Jij rust. (Aku akan mengantarnya. Kau istirahatlah.)"

Wanita itu mengangguk menanggapi ucapan Yoon Myeong Ju.

Yoon Myeong Ju jongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Ayse. "Wil je brood? (Kau mau roti?)" Yoon Myeong Ju tersenyum lembut.

 "Wil je brood? (Kau mau roti?)" Yoon Myeong Ju tersenyum lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang