Dia memandangi seragamnya yang ia gantung rapi. Ibu jari kirinya mengusap tulisan pada dada sebelah kanan 'Yoo Si Jin'. Tak berapa lama kemnudian tangannya mengambil jaket yang tergeletak di atas tempat tidurnya. Jaket hitam dan sebuah ransel berwarna senada telah ia siapkan semalam.
Tangan kirinya ia angkat dan menatap jam tangannya sejenak. Pukul 01.53 dini hari. Matanya menerawang sejenak memikirkan sesuatu. 'Sebentar lagi.' Pikirnya
Tak langsung bergegas, Yoo Si Jin duduk lebih dulu di tepi ranjangnya mengamati wajah polos yang terlelap disana. Kulitnya yang putih dan rambutnya yang berwarna coklat, menampilkan paras cantik yang menenangkan. Reflek, tangan Yoo Si Jin menyibakkan beberapa helai rambut yang menutupi sebagian wajah cantik itu. Sebuah kecupan hangat ia daratkan tepat dikening cukup lama. Penuh penghayatan seolah enggan untuk melepaskan. Sedikit belaian ia berikan pada rambut yang sedikit berantakan, sebelum beralih pada telapak tang yang menggantung bebas di tepian ranjang. Perlahan tak ingin membangunkan, Yoo Si Jin meraih tangan itu dan mengecup punggung tangannya hangat dengan mata yang masih belum usai memandangi wajah tenang di depannya. Tidak tega membangunkannya, Yoo Si Jin memilih untuk segera pergi.
Kakinya melangkah tak rela, seakan hatinya telah terbagi dua. Satu sisi ingin tetap menemaninya, di satu sisi dia ingin segera pergi. Sudah lama dia menahan dirinya untuk tetap berdiam diri. Dan sekarang sudah tiba saatnya dia pergi. Tak mungkin dia tetap berdiam diri saja disini. Taangannya menarik pelan gagang pintu tak ingin menimbulkan decitan yang dapat membangunkan penghuni di dalam kamarnya.
Yoo Si Jin membenarkan ransel di lengan kirinya dan bergegas untuk segera turun ke bawah. Keinginannya segera pergi, mendorongnya untuk melangkahkan kakinya cukup cepat bahkan sedikit berlari kecil namun tetap dengan penuh kewaspadaan tang ingin ada yang mendengarnya.
"Kau benar-benar akan pergi seperti ini?" Tanya Daniel yang telah berdiri cukup lama bersama Ri Ye Hwa.
"Kalian tahu jika bukan karena kesepakatan itu, aku sudah lama pergi."
"Resiko yang kau ambil cukup besar." Ri Ye Hwa mengingatkan.
"Tidak ada pilihan lain. Jagalah Ayse sementara aku pergi. Aku dan Yoon Myeong Ju akan mengambilnya sesegera mungkin setelah menyelesaikan misi ini."
"Kau tidak perlu khawatir tentang Ayse. Kami akan menjaganya."
"Dimana Ayse? Kau tidak pamit padanya?"
"Dia masih tidur di kamarku. Aku tidak tega membangunkannya." Jawab Yoo Si Jin
"Akan jauh lebih baik jika kau memberitahunya."
Beberapa langkah cepat berjalan mendekati Yoo Si Jin. Dengan pakaian serba hitam, Team Alpha mendekati Yoo Si Jin memberikan hormat.
"Kapten. Masukkan kami dalam misimu." Ucap Staf Sersan Cho tegas.
"Kami tidak akan mebiarkanmu sendiri." Sersan Im mengimbuhi.
"Benar Kapten. Letnan Yoon juga penting bagi kami. Kami juga akan melakukan apapun untuk membantunya." Sersan Gong tak mau kalah.
"Aku tahu. Tapi seperti apa yang sudah aku katakan. Ini bukan murni rencanaku. Aku tidak bisa melibatkan kalian." Jelas Yoo Si Jin ingin mereka mengerti bahwa rencana mereka bukan hanya tentang dirinya dan Yoon Myeong Ju. Tapi ini ada misi gabungan antara dia dan Kapten Pasukan Khusus Korea Utara, Kapten Ahn. Jelas ini bukan hanya tentang masalah pribadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOTS 2: Everytime Is You (End)
FanfictionKisah ini hanyalah fanfiction dari k-drama dengan judul sama " Descendants of The Sun" Sebagian dialog dan adegan akan diambil dari versi drama asli, maupun terinspirasi dari drama lain seperti Blood, While You Were Sleeping, Bubblegum, The King 2 H...