Empat

3K 197 1
                                    

Kang Mo Yeon berjalan menuju kedai kopi. Dilihatnya Yoo Si Jin sudah duduk dengan memegangi cangkir dibdepannya.

"Kau sudah datang." Sapa Kang Mo Yeon. "Ah aku lelah sekali hari ini."

"Kau tidak bosan dengan tempat ini? Kenapa kau selalu mengajak bertemu disini." Bisiknya

"Kau tidak lihat? Tempat ini nyaman, murah dan yang paling dekat dengan rumah sakit."

"Kau memikirkan semuanya."

"Termasuk soal ibuku." Ucap Kang Mo Yeon santai sambil mengkedip-kedipkan matanya.

"Apa?"

"Ibu memberikan satu kesempatan untukmu meyakinkannya. Kau harus berjuang keras untuk merayunya." Tawa Kang Mo Yeon merasa lega.

"Aku?"

"Aku sudah membuatnya memberikan satu kesempatan. Menurutmu itu mudah? Kau juga harus berjuang, kapten."

"Kau tidak membiarkanku istirahat rupanya." Senyum Yoo Si Jin.

"Itulah bakatku. Membutuhkan waktu berhari-hari untuk membujuknya."

"Aku tahu sekarang, bagaimana bisa kau keras kepala."

Kang Mo Yeon tertawa mendengar penuturan Yoo Si Jin. Diakuinya, dia memang termasuk orang yang keras kepala. Ada sifat kompetitif yang mendasar pada dirinya.

"Besok?"

"Baiklah." Angguk Yoo Si Jin nenyetujuinya.

***

Angin masihlah berhembus. Begitu juga matahari yang masih bersinar. Semua masih berjalan sesuai dengan jalurnya. Tidak membuatnya berpikir harus berhenti ataupun berbalik. Kakinya telah dilatih untuk menjadi kuat dan mampu berjalan jauh. Untuk menjadikannya berhenti itu bukanlah suatu perintah. Dia cukup untuk memilih untuk tetap berjalan atau berhenti. Dan pilihannya adalah tetap berjalan. Berhenti tidak menjadi solusi untuk membentengi kenangan agar tidak pergi. Justru dengan memilih berjalan akan menjadikan kenangan itu terasa lebih manis dan indah. Berhenti hanya akan menjadikannya lusuh. Berdebu. Dan lenyap.

"Kau sudah kembali bertugas?" Tanya Yoo Si Jin berdiri di tengan pintu masuk.

"Emm."

"Kau baik-baik saja?"

Yoon Myeong Ju menoleh. "Aku hanya mengambil cutiku beberapa hari, tapi sudah diberikan begitu banyak pekerjaan. Apa menurutmu aku baik-baik saja? Kau harus berterima kasih padaku. Jika bukan karena tugasku mungkin kita sudah menikah."

"Bahkan ayah mertuamu menyuruhku untuk menjagamu." Yoo Si Ji ingat pesan ayahnya tadi pagi saat menanyakan kabar Yoon Myeong Ju.

"Benarkah? Aku harus mengajaknya makan untuk itu."

Mereka tertawa bersama. Kebiasaan bercanda seperti ini memang sulit untuk dihilangkan. Semacam telah mendarah daging.

"Kau habis bertemu kakak ipar?" Tanya Myeong Ju memperhatikan Yoo Si Jin memutar apel yang berada di mejanya.

"Kami baru saja makan siang." Angguk Yoo Si Jin.

"Kalian ada masalah?"

"Aku akan menemui ibunya."

"Kau akan melamarnya?"

Yoo Si Jin berhenti memainkan apel. "Wah. Apa kau punya banyak pengalaman?" Tebakan yang tepat.

"Kau harus memanggilku sunbae, untuk itu."

"Akan aku pertimbangkan." Yoo Si Jin pergi begitu saja tanpa pamit.

DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang