Sembilan belas

2K 156 9
                                    

"Ziek.." tangis salah satu korban dari serangan pemberontak. Dia mengadu pada Kim Ki Bum yang ditugaskan untuk mengawasi ruangan di rumah sakit tua.

"Ne?" Kim Ki Bum tidak mengerti dengan apa yang dikatakan wanita berusia sekitar 35 tahunan. "Jamkkanman."

Kim Ki Bum berlari memanggil Letnan Yoon yang masih sibuk mengobati luka anak-anak.

"Masih sakit? Istirahatlah." Ucap Yoon Myeong Ju menyelesaikan tugasnya.

"Letnan Yoon. Aku tidak mengerti ucapannya." Adu Kim Ki Bum.

"Siapa?" Yoon Myeong Ju bertanya sambil melanjutkan langkah menuju ruangan orang-orang yang telah diobati.

"Ada seorang wanita yang berbicara padaku. Dia terus memegang perutnya."

"Aku akan memeriksanya." Letnan Yoon segera berlari kecil menuju ruangan yang dimaksudkan oleh Kim Ki Bum.

Setelah memasuki ruangan, perhtiannya tertuju pada wanita yang meringis kesakitan duduk berjajr dengan korban lain. Mata wanita itu terlihat sedih, takut, dan sakit. Semua bisa terlihat jelas oleh Yoon Myeong Ju.

"Wat voel je? (Apa yang kau rasakan?)" Tanya Yoon Myeong Ju yang memahami bahasa mereka.

"Mijn maag doet pijn (Perutku sakit.)"

"Wacht even. Ik haal een pijnstiller (Tahanlah sebentar. Aku akan mengambilkan penghilang rasa sakit.)"

"Is dat ok? (Apakah tidak apa-apa?)" Tanyanya.

"Huh?"

"Ik ben zwanger (Aku sedang hamil.)"

Yoon Myeong Ju sedikit kaget dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. Dia takut kejadian ini dapat membahayakan janinnya. "Ik zal je controleren. (Aku akan memeriksamu.)"

Yoon Myeong menoleh pada Kim Kim Bum. "Antar dia. Aku akan memeriksanya."

"Baik." Angguk Kim Ki Bum.

Yoon Myeong Ju mengambil stetoskop dan ransel medisnya. Dia harus benar-benar berhati-hati atau akan berpengaruh buruk terhadap kandungannya. Setelah dia mengambil stetoskopnya, dia mendatangi wanita yang belum dia ketahui namanya.

Dia menatap mata wanita itu. Penuh dengan harapan. Yang jelas itu membuat Yoon Myeong Ju akan berbuat sebaik mungkin yang dia bisa. Yoon Myeong Ju mulai memeriksa perut wanita itu.

"Wat is je naam? (Siapa namamu?)"

"Zara."

" Hoe oud is de zwangerschap? (Berapa usia kehamilannya?)" Tanya Yoon Myeong Ju.

"6 weken. (Enam minggu.)" Jawab wanita itu.

"Bagaimana Letnan Yoon? Apakah dia baik-baik saja?" Sela Kim Ki Bum.

"Dia mengalami sakit punggung dan kram perut. Dia mengalami lemah kandungan. Melihat kondisinya, ini bisa disebabkan karena keturunan. Aku akan memberikannya obat hormonal untuk pengauat kandungannya." Jawab Yoon Myeong Ju.

"Je inhoud is zwak. Ik zal je een booster-medicijn geven. (Kandunganmu lemah. Aku akan memberikan obat penguat kandungan.)" Senyum Yoon Myeong Ju.

Wanita itu mengangguk. "Dank u, luitenant Yoon. (Terima kasih, Letnan Yoon.)" Ucapnya samar.

Wanita bernama Zara itu pasti mendengar Kim Ki Bum memanggilnya. Yoon Myeong Ju merasa senang mendengar namanya disebut oleh Zara.

Yoon Myeong Ju mengangguk. "Je zou moeten rusten. (Kau harus istirahat.)"

Yoon Myeong Ju berjalan keluar setelah selesai memeriksa Zara dan diikuti oleh Kim Ki Bum. Mereka berjalan dengan mengawasi keadaan siaga di sekitarnya. Setidaknya ini lebih baik dari saat mereka baru saja sampai. Semua korban telah ditangani oleh tim medis tentara Korea dan Amerika serta beberapa relawan.

DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang