Empat puluh Dua

1.5K 151 30
                                    

Yoon Myeong Ju menutup pintu ruang perawatan. Pikirannya benar-benar terusik mendengar permohonan pasien pria di dalam. Keadaan pria itu maupun puteria sama-sama membutuhkan pendonor, tapi bukan berarti harus saling mengorbankan nyawa.

Pandangannya menatap lurus ke depan melewati jajaran ruangan di sepanjang lorong. Tepat di ujung lorong Yoon Myeong Ju menjatuhkan tatapannya dan tanpa sopan membuka ruangan itu begitu saja. Hasil pemeriksaan kedua pasien yang ditanganinya saat ini, ia lemparkan ke atas meja di depan pria yang sibuk dengan lembaran kertas di depannya.

"Aku tidak bisa. Kau bisa cari dokter lain"

Tidak bergeming. Cha Jin Soo tetap fokus menebali susunan garis yang membentuk denah  Research Medical Center milik Korea Utara itu. Seolah pikiran pria itu melayang entah kemana.

"Kau tidak mendengarku?"

Yoon Myeong Ju mengalihkan dua prajurit yang tengan berdiri di depan meja Cha Jin Soo. Mereka hanya diam tidak mempedulikak kehadiran Yoon Myeong Ju. Sesekali Cha Jin Soo terlihat mengangkat pulpennya sejanak sebelum melanjutkan lagi aktivitas menebali garis-garis itu. Bukan sesuatu yang penting pikir Yoon Myeong Ju.

"Perkuat keamanan di titik ini, ini dan ini." Ucap Cha Jin Soo pada kedua bawahannya sambil melingkari titik yang ia tunjuk.

"Baik." Mereka memberi hormat sebelum keluar ruangan.

"Kau sengaja?" Tanya sinis Yoon Myeong Ju melihat Cha Jin Soo yang tidak mempedulikan kedatangannya.

Cha Jin Soo tertawa. "Kau mulai marah ketika tidak aku pedulikan?" Cha Jin Soo berdiri tepat di depan Yoon Myeong Ju. "Tugasmu disini hanya menjalankah perintah! Lakukan operasinya hari ini." Suaranya penuh penekanan.

Yoon Myeong Ju menhembuskan napasnya kasar tidak percaya dengan tanggapan Cha Jin Soo sebelym melangkah pergi. Seharusnya dia sudah menduga dengan reaksi yang akan Cha Jin Soo berikan. Dia salah menyangka bahwa pria itu tetaplah manusia.

Gubrak

"Dokter. Dokter. " Teriak perawat yang memaksa masuk ruangan Cha Jin Soo.

Yoon Myeong Ju berbalik. "Ada apa?"

"Pasien pria itu bunuh diri."

"Apa?"

Yoon Myeong Ju berlari ke ruang perawatan dan benar saja sebuah pisau menancap di perutnya. Cairan merah kental membasahi lantai tempatnya terlentang. Matanya terlihat mulai letih untuk terjaga.

"Angkat dia.!

Lemah namun masih bisa dirasakan. Pria itu memegang tangan Yoon Myeong Ju. "Tolong selamatkan puteriku."

"Aku akan menyelamatkan kalian berdua." Ucap asal Yoon Myeong Ju berusaha meyakinkan agar pria otu tidak menyerah begitu saja.

Mengerti dengan keadaanya dan juga puterinya, pria itu tersenyum lemah telah mengetahui hanya satu orang yang dapat diselamatkan dengan transplantasi organ dari salah satu. Tangannya menjauh dari tangan Yoon Myeong Ju dan berganti menggenggam gagang pisau di perutnya dan mendorongnya semakin dalam hingga darah keluar dari sudut bibirnya. Perlahan mata pria tua itu sayu terpejam.

Sekilas lamunan Yoon Myeong Ju entah melayang kemana memandang pria tua itu. Jenis cinta apa itu? Bukankah tidak seharusnya melukai dirinya sendiri? Semua bisa diselsaikan baik-baik. Baru saja Yoon Myeong Ju terbesit bahwa akan ada solusi untuk menangani mereka. Jikapun tidak ada, Yoon Myeong Ju yang akan menciptakannya dengan ijin atau tanpa ijin Cha Jin Soo.

"Bawa ke ruang operasi!" Lemah terdengar suara Yoon Myeong Ju yang gemetar miris.

***

Yoo Si Jin berdiri di tepi jendela ruangan Yoon Myeong Ju. Dia memperhatikan pasukan yang berbaris hendak melaksanakan patroli. Beberapa tim medis yang membantu warga Kurch menaiki truk. Beberapa tentara yang sesekali terlihat tertawa di antara obrolannya. Semua tampak biasa dan berjalan tanpa beban. Tapi berbeda dengan Yoo Si Jin. Setiap hari jantungnya berdetak lebih cepat dan kuat satu hentakan tiap berganti hari.

DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang